PROLOG

100 26 18
                                    

***

"Apakah kau serius? Nona Clara?" Tanya seorang pria tua berjanggut putih, ia menatap serius wanita muda di depannya.

Wanita itu berbalik, "iya. Aku serius." Sahutnya memperbaiki posisi duduk.

"Sebentar lagi 'Anak' itu akan pindah sekolah ke sini." Katanya tersenyum.

Drett ...

Pintu terbuka. Tampak seorang wanita dengan tubuh sedikit transparan datang, menghampiri keduanya lalu duduk.

"Kau terlambat." Ucap pria tua dengan nada sedikit marah.

Wanita itu tersenyum, "Maaf~"

Pria tua itu menggaruk kepalanya, ia kemudian mengeluarkan sebuah cerutu.

"Tidak, tidak boleh ada asap di rumah ini." Larang Clara.

Mendengus. Pria itu memasukan kembali cerutunya dengan kesal.

"Jadi, kau serius dengan 'anak' itu?" Tanya wanita tengah duduk.

Clara mengangguk, "tenang saja, percayakan padaku." Sahut bibi Clara, terkekeh.

Pria tua itu kemudian ikut duduk di kursi sebelah kanan. "Menyerahkan masalah pada anak-anak, sangat tidak bijaksana."

Kedua wanita itu kemudian tersenyum, lalu menatap satu sama lain. "Ya. Lihat saja~" ucap Clara menyeringai.

Ketiganya mulai tertawa, riang. Sampai Clara menggali tasnya, lalu menunjukkan sebuah foto. Pria tua dan wanita yang tubuhnya sedikit transparan berhenti tertawa, melihat foto dengan raut wajah serius.

"Ini 'anak' yang kau maksud?" Tanya wanita transparan.

"Hmm, boleh juga penampilannya. Ini akan menjadi menarik." Pria tua itu tersenyum lebar saat melihat dari keseluruhan foto itu.

Clara kemudian memasukkan kembali foto ke dalam tas. Ia kemudian berdiri lalu berjalan ke arah jendela, menatap keluar.

"Cukup sampai di sini saja pertemuan kita." Katanya mengusap kaca jendela.

Keduanya kemudian bangkit berdiri.

"Baiklah kalau begitu, selamat malam. Nona Clara." Ucap pria tua itu yang kemudian berjalan ke pintu, diikuti wanita yang sedikit transparan.

Drettt ...

Pintu dibuka, keduanya kemudian keluar. Clara mengehela nafas lalu mendongak ke arah rembulan malam. Matanya bersinar.

"Tak lama lagi, semuanya akan menjadi satu kembali. Hidup. Bangkit lagi." Katanya dengan suara pelan.

***

School At MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang