1 | Sekolah

53 23 12
                                    

2 bulan berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2 bulan berlalu ...

Matahari mulai bangkit dari sela-sela pegunungan, kicauan burung dan suara jangkrik terdengar samar, terlihat para petani sedang bekerja di ladang mereka masing-masing. Mobil hitam melintas dengan kecepatan lambat, menikmati pagi yang cerah di pedesaan Musi Banyuasin.

"Kau akan bersekolah di sini, nak Miki." Kata sopir mobil melihat Miki dari kaca depan.

"Ayolah fred, Kenapa aku tidak diperbolehkan ikut ayah dan ibu di luar negeri saja?" Keluh Miki menoleh ke luar jendela.

Fred si sopir itu tertawa kecil "Hahaha...nak Miki, pendidikan itu lebih penting. Begitu juga yang ibumu bilang, jadi, kau akan tinggal bersama tantemu Clara."

"Kenapa aku tidak sekolah diluar negeri saja?" Tanya Miki dengan cemberut.

Fred bertanya balik "Heh, memangnya kau bisa bahasa inggris?"

"Eh..(sial, aku dimasak)" Miki diam dan menoleh lagi keluar jendela.

Fred kemudian tertawa lagi " Ga bisa toh?"

"Little bit..." Jawab Miki dengan malu.

"Ada-ada saja😂" Fred menghela nafas.

Setelah melewati ladang pertanian, mereka memasuki gerbang desa. Tidak ada penjaga atau pengawas di sana, seperti hanya hiasan saja. Desa itu lumayan banyak rumahnya, bahkan rata-rata lebih banyak rumah dengan dua tingkat atau lantai, dibandingkan dengan rumah satu tingkat.

Menariknya, berbagai macam rumah ada di desa tersebut. Mulai dari rumah panggung, rumah kotak sampai pada rumah adat. Benar benar desa yang menarik.

Miki terus melihatnya sampai keluar dari desa dan mobil kemudian menuju kedalam Hutan. Saat telah melintasi hutan, akhirnya mereka sampai di sekolah baru Miki.

"Jadi-ini sekolah baru ku?" Ucap Miki sembari menatap setiap sudut sekolah barunya yang cukup tua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi-ini sekolah baru ku?" Ucap Miki sembari menatap setiap sudut sekolah barunya yang cukup tua.
Meskipun sekolah itu tua layaknya Boomer yang menyebabkan data negara hampir hilang. Sekolah itu memiliki 3 lantai, 2 toilet putra-putri di setiap lantainya dan tak lupa, lapangan yang luas.

School At MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang