Chapter 1 || ujian kelas 6
Menatap tulisan-tulisan tersebut dengan intens, kepala yang disandarkan kepada kepalan tangan. Helaan napas yang semakin lama semakin terdengar. Suara ketukan jam memasuki gendang telinga mereka. Tepat pada pukul 12:00, suara lonceng yang berbunyi membuat semuanya merubah suasana, yang awalnya hening menjadi ramai.
Helaan napas panjang keluar dari mulut seseorang. Murid-murid kelas 6 yang sedang melaksanakan Ujian kelulusan mereka untuk memasuki sekolah menengah pertama. Hari ini adalah hari terakhir mereka melaksanakan Ujian sekolah.
Setelah memasukkan alat tulisnya, Chiera Rahma Putri atau lebih sering disebut Rahma, segera keluar kelas. Sedikit ada perasaan lega pada dirinya karena ujian sekolah yang sudah selesai. Rahma berjalan ke arah seseorang yang sudah menunggunya.
"Huhhhh, akhirnya selesai juga," ucap si anak tersebut dengan bernapas panjang.
"Iya, tapi aku takut hasilnya gak memungkinkan. Kamu mah enak soalnya pintar..." Rahma menggantung kalimatnya karena terpotong oleh temannya.
"Suttt... gak boleh bilang gitu, kan kamu juga udah berusaha semaksimal kamu"
Rahma mengangguk, "oh iya, Aul mau dilanjutkan kemana?" tanya Rahma kepada Nissa Aulia-teman Rahma, mengalihkan pembicaraan.
"Aku mau dimasukin ke pesantren, kalau kamu jadikan ke Gibraltar?"
"Iya, aku ke Gibraltar," jawab Rahma dengan raut wajah sedih sebab berbeda tujuan. "Yahh, nanti aku gak bisa ketemu kamu lagi."
"Ketemu kok..." ucapnya dengan menatap Rahma dan membuat Rahma mengerutkan alisnya, "kalau aku nya lagi pulang ke rumah," sambungnya dengan diiringi kekehan kecil.
Rahma reflek menepuk tangan Aulia pelan. "Kalau itu mah aku juga tau... tapi kan kamu pulangnya satu tahun sekali, lama tau, aku nya gak ada temen"
"Gak boleh gitu nanti kan kamu ke sekolah baru, pasti dapat banyak teman. Atau bisa jadi temannya lebih baik daripada aku"
Rahma tidak membalas ucapan Aulia, ia hanya tersenyum sebagai balasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have A Crush On You (Masa Lalu Pemenangnya)
Teen FictionSaat pertama kali aku melihatnya, duniaku seakan terkunci. Bayang-bayang dirinya selalu berputar di kepalaku, aku sudah mencoba untuk menepisnya. Namum ternyata, aku kalah dengan pikiranku sendiri. Tetapi ternyata, semua angan-angan ku, semua keing...