bab 10. kelanjutannya...

482 87 2
                                    

Setelah suasana canggung tadi mereda, sore hari pun tiba, dan Marsha merasa sudah waktunya untuk pulang. Ferrel, dengan perasaan lega setelah kejadian di rumahnya tadi, menawarkan diri untuk mengantar Marsha pulang.

"Yuk, Sha. Aku antar pulang, udah sore juga," ucap Ferrel sambil mengambil kunci motornya.

Marsha mengangguk, "Iya, yuk. Makasih ya, Rel, udah ngajakin nonton dan nemenin hari ini," jawabnya dengan senyum manis.

Mereka berdua pun keluar dari rumah Ferrel dan berjalan menuju motor. Ferrel menghidupkan mesin motor dan memberikan helm kepada Marsha. Setelah Marsha memakainya, Ferrel mulai mengarahkan motornya keluar dari halaman rumah dan melaju pelan di jalanan sore yang mulai sepi.

Sepanjang perjalanan, mereka berdua lebih banyak diam, menikmati angin sore yang sejuk. Sesekali, Ferrel melirik ke kaca spion, melihat Marsha yang tampak menikmati perjalanan. Tak lama kemudian, mereka tiba di depan rumah Marsha.

"Terima kasih udah nganterin aku, Rel. Hati-hati di jalan ya," ucap Marsha saat turun dari motor.

"Sama-sama, Sha. Kamu juga istirahat yang cukup, besok kita ketemu lagi," jawab Ferrel sambil tersenyum.

Marsha melambai sebelum masuk ke rumahnya, sementara Ferrel menunggu sampai pintu rumah Marsha tertutup sebelum berbalik arah dan kembali ke rumahnya sendiri.

Setibanya di rumah, Ferrel langsung masuk dan melemparkan dirinya ke atas kasur. Seharian ini begitu melelahkan, namun menyenangkan. Pikirannya melayang-layang memikirkan apa yang akan terjadi besok. “Besok, gue harus balas si Zean,” pikirnya sambil tersenyum sebelum akhirnya tertidur.

---

Pagi harinya, Ferrel bangun dengan semangat baru. Setelah mandi dan sarapan, dia segera bersiap menjemput Marsha. Dengan cepat, dia mengendarai motornya menuju rumah Marsha. Setibanya di depan rumahnya, Ferrel mengirim pesan ke Marsha untuk memberitahunya bahwa dia sudah sampai.

Tak lama kemudian, Marsha keluar dengan seragam sekolahnya yang rapi dan senyum yang manis. "Pagi, Rel!" sapa Marsha ceria.

"Pagi, Sha! Yuk, langsung aja biar nggak telat," jawab Ferrel sambil memberikan helm kepada Marsha.

Setelah Marsha memakai helm, Ferrel memacu motornya menuju sekolah mereka. Jalanan masih sepi, dan cuaca pagi itu cukup mendukung dengan udara yang segar. Mereka tiba di sekolah tepat waktu, dan Ferrel segera mengantar Marsha ke kelasnya.

"Udah sampai, Sha. Aku duluan ya, kelas kita kan beda lantai," ucap Ferrel sambil tersenyum.

"Iya, Rel. Makasih udah jemput, nanti kita pulang bareng lagi ya?" kata Marsha dengan senyum manis.

"Pastinya," jawab Ferrel sambil melambai sebelum berbalik menuju kelasnya.

Saat Ferrel berjalan menuju kelasnya, matanya menangkap sosok Zean yang berdiri di kejauhan. Dengan segera, Ferrel mempercepat langkahnya, berubah menjadi lari kecil menuju Zean.

Zean, yang sudah mengetahui niat Ferrel dari raut wajahnya, segera menyadari bahwa temannya itu pasti ingin "membalas dendam." Dengan cepat, Zean mengambil langkah seribu, berusaha menghindar dari kejaran Ferrel.

"Eh, Rel! Santai dulu, bro! Nggak usah main kekerasan gini dong!" seru Zean sambil tertawa, namun dia terus berlari.

"Lo yang mulai, Zean! Siap-siap aja lo!" teriak Ferrel yang semakin mempercepat larinya.

Kejadian itu menarik perhatian beberapa murid di sekitar mereka yang tertawa melihat Zean yang panik dikejar Ferrel. Namun akhirnya, Zean berhasil menemukan tempat berlindung di balik kerumunan teman-teman mereka, membuat Ferrel menghentikan langkahnya sambil tersenyum lebar.

"Sialan lo, Zean. Tapi tenang aja, nanti gua bales!" ucap Ferrel dengan nada setengah bercanda, lalu kembali ke kelasnya dengan perasaan puas karena sudah membuat Zean sedikit panik.

Hari itu berjalan biasa saja setelah kejadian pagi tadi. Ferrel dan Zean kembali berteman seperti biasa, meskipun sesekali Ferrel menyindir Zean tentang film yang kemarin direkomendasikan. Zean hanya bisa tertawa geli melihat bagaimana Ferrel masih kesal dengan leluconnya.

Akhirnya, jam pulang sekolah pun tiba. Ferrel kembali menemui Marsha di depan kelasnya. Mereka berdua pun berjalan bersama ke parkiran motor. Zean yang juga ada di sana melihat mereka dan segera menghampiri.

"Eh, Ferrel, Marsha! Ikutan gue nonton film baru lagi, kali ini beneran bagus, nggak ada yang aneh-aneh," tawar Zean sambil terkekeh.

Ferrel melirik Zean dengan senyum jahil, "Gue kayaknya cukup untuk nonton film dari lo untuk sementara waktu, Zean."

Marsha pun tertawa kecil, "Iya, cukup sekali aja Zean, kasian Ferrel."

Mereka pun tertawa bersama, lalu berpamitan dengan Zean. Ferrel dan Marsha naik ke motor, lalu pulang bersama. Perjalanan pulang terasa lebih ringan dan santai, karena hari itu berakhir dengan tawa dan candaan antara teman-teman.

"Thanks ya, Ferrel, hari ini seru banget," ucap Marsha dengan senyum hangat saat mereka sampai di depan rumahnya.

"Sama-sama, Sha. Besok kita jemputan lagi ya?" tanya Ferrel.

"Tentu, sampai besok ya," balas Marsha.

Ferrel melambai sebelum akhirnya kembali ke rumahnya sendiri, merasa puas dengan hari yang sudah dilalui. "Besok, petualangan baru lagi," pikirnya sambil tersenyum.



Untuk kalian yang merasa cerita ini lama up nya, sorry ya gua lagi fokus pada cerita buat kalian yang gak tau judulnya " persuit of love " fotonya frezee .. oke gua lagi fokus disana .. sementara gua mencari buat melanjutkan nya kalian bisa baca dulu cerita sebelah oke

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEMESTA DI SMK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang