3-[Controller]

240 40 8
                                    


Jendela kamar yang dibiarkan terbuka. Membuat sinar senja dengan leluasa menerobos masuk.Menyebarkan cahaya ke oranyean nya, ke dalam ruangan. Menambah kesan artistik yang indah nan menenangkan di sore hari. Diiringi semilir angin, menyejukkan hati, bagi siapapun yang merasakannya.

Pharita duduk di depan kanvas, dekat jendela. Padangan nya begitu fokus mengikuti alunan tangannya, yang menari dengan indah di atas kanvas. Sedang menyalin keindahan senja dalam lukisannya.

Gambaran seorang gadis yang tengah duduk di sebuah ayunan, dengan senja sebagai latar belakang nya. Terukir apik, meski Pharita hanya melukisnya asal.

Lukisan yang dibuat untuk mencurahkan seluruh kebisingan dalam dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lukisan yang dibuat untuk mencurahkan seluruh kebisingan dalam dirinya. Lewat seorang gadis, yang seolah sedang berusaha mencari ketenangan dalam pelukan senja.

Akan tetapi semua itu seolah sia-sia. Pikiran nya semakin riuh, dipenuhi oleh seorang bernama Ruka. Gadis dari masa lalunya yang kini kembali muncul dan memporak-porandakan hatinya.

"Arghh..... " Pharita frutasi, mengacak-acak lukisannya sendiri dengan kuas. Membuat warna gambar nya bersatu padu tak karuan.

Sejak pertemuan nya kembali dengan Ruka. Pharita benar-benar tidak bisa berhenti memikirkannya. Perasaan senang dan gelisah beradu sengit,merusak kedamaian batinnya.

Jika boleh jujur, ia juga sangat merindukan Ruka. Tapi disisi lain, ia terlalu takut untuk menghadapi nya. Wajahnya memang terlihat tenang. Namun luka lama yang Pharita tinggalkan, mungkin masih membekas dalam hatinya. Ruka pasti sangat membencinya, dan ia tidak akan sanggup untuk menanggung kemarahannya.

"Kak Rita. " Seorang gadis masuk ke dalam kamar Pharita tanpa permisi.Membuyarkan lamunannya, dan mengundang tatapan sinis sang pemilik kamar.

"Sudah berapa kali ku bilang, ketuk pintu dulu sebelum masuk! " Tegur Pharita sedikit jengkel.

Gadis itu malah nyengir, menampilkan gummy smile nya yang khas. Melangkah mundur, lalu mengetuk pintu yang sudah terbuka, sebanyak tiga kali.

Tok, tok, tok.

" Sudah kan? "

Pharita memutar bola matanya, malas menanggapi sepupunya yang agak tengil itu.

"Kakak lagi ngapain? " Tanya Rora, yang kini sudah berdiri dibelakang Pharita.Dahinya mengerut,sedikit heran melihat lukisan sepupunya yang tidak karuan. Seolah sengaja di coret-coret.

"Berak.Ya menurutmu?! " Pharita menjawab dengan sinis, sudah jelas terlihat. Ngapain juga pakai nanya. Kehadiran sepupu yang tak diundang itu, justru membuat moodnya semakin buruk.

RAP [Rupha x Ruyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang