.
..
...Derap langkah kaki melangkah pelan beriringan bersama seorang guru perempuan, Sakura memperhatikan langkahnya sembari menatap lantai hingga langkah itu berhenti tepat disebuah pintu bewarna coklat. Sakura menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan, ia gugup tentu saja bagaimanapun itu adalah pengalaman pertama yang ia alami.
Pintu terbuka, guru perempuan yang menjadi wali kelasnya itu masuk terlebih dahulu. Menyapa anak-anak yang sejak tadi asik dengan kegiatannya hingga akhirnya sang wali kelas memanggil Sakura untuk berdiri disampingnya memperkenalkan diri. Sakura meremas tangannya menarik nafas kemudian memberanikan diri menatap kepada teman-teman barunya. Iris emerald nya bergulir dari ujung hingga ke ujung yang lain mendapati sosok yang familiar yaitu seorang bocah laki-laki dengan rambut pirang bernama Naruto yang ia temui beberapa hari yang lalu membuat Sakura sedikit lebih tenang.
Sakura mulai mengeluarkan suaranya menyapa teman-teman barunya dengan sebuah senyum tulus. Perkenalannya usai dengan begitu cepat kemudian wali kelas menyuruhnya untuk menuju tempat duduknya yang terletak didepan Naruto. Sakura mendudukkan dirinya,sentuhan lembut pada pundaknya dari arah meja belakang mau tidak mau membuat Sakura menoleh.
“Sakura-chan ternyata kau sekolah disini, senang bertemu kau lagi” ujar Naruto dengan senyum yang lebar.
“Senang bertemu denganmu lagi,Naruto!” serunya juga tersenyum kecil.
Bel istirahat berbunyi ketika waktu makan siang tiba, Sakura sampai di kantin lantaran sejak tadi berkeliling. Ia ikut mengantri makanan, matanya berbinar menatap lauk makanan yang tersaji. Ia menaruh piringnya dan ibu kantin mulai mengisi piringnya dengan berbagai lauk.
“Kamu siswi baru disini?” tanya ibu kantin ketika menyanduk nasi Sakura.
“Ah ya.. saya baru saja masuk hari ini” ujar Sakura lembut. Wanita paruh baya itu tersenyum.
“Makanlah dengan nyaman” ucapnya. Sakura tersenyum sambil membawa piringnya tak lupa mengucapkan terima kasih. Sakura berjalan mencari meja yang kosong namun semuanya tampak penuh hingga ia mendapatkan sebuah meja yang terletak disudut ruangan kantin. Sakura segera menaruh piringnya ke atas meja berangsur duduk di dekat jendela. Ia menyantap makan siangnya sambil melihat ke arah lapangan sekolah yang penuh dengan siswa dan siswi yang tengah menikmati istirahat mereka.
“Kau terkena masalah lagi bukan?” ujar seorang anak laki-laki yang berjalan dengan tenang. Iris gelapnya yang segelap malam memandang tajam ke depan. Menghiraukan perempuan-perempuan yang memanggil namanya disepanjang lorong menuju kantin.
“Aku sama sekali tidak membuat masalah itu hanya..” ujar seorang anak laki-laki berambut pirang yang berjalan disampingnya tampak anak laki-laki itu tengah menjelaskan sesuatu dengan sangat serius.
“Apa itu mereka lagi? Anak komplek sebelah yang mengganggumu?” anak laki-laki berambut pirang itu hanya menggaruk belakang kepalanya berusaha menatap ke arah lain.
“Aku sudah memberitahumu kalau anak-anak itu hanya bocah nakal” mereka membawa piring makan siang mereka berjalan mencari tempat yang kosong sementara anak laki-laki berambut pirang itu tetap melanjutkan ceritanya.
“Tapi Sasuke kau tahu saat itu seseorang menolongku, dia seorang perempuan ia memarahi mereka dan mengancam mereka jika menggangguku lagi maka ia akan memukul mereka” anak laki-laki berambut gelap bernama Sasuke menatap temannya kemudian berdecih.
“Kau bahkan dilindungi oleh perempuan, payah sekali”
“Cih terserah kau saja, mulai saat itu aku menganggapnya adalah malaikatku. Dia juga cantik dan memiliki rambut bewarna merah muda” iris gelap Sasuke mendapati sesuatu seorang anak perempuan yang duduk sendirian menikmati makan siangnya sembari menatap keluar jendela, memiliki helaian bewarna merah muda dengan pipi yang menggembung penuh dengan makanan.
“Sekarang ia sekelas denganku bahkan ia duduk di depanku namanya adalah...oh itu dia Sakura!” seru Naruto kencang menunjuk pada seorang gadis yang duduk sendirian disudut ruangan kantin. Mendengar seseorang menyebut namanya membuat Sakura menoleh, ia mendapati Naruto dan ohh itu anak laki-laki yang beberapa hari lalu ia temui di taman dekat rumah. Ia juga bersekolah disini pikir Sakura.
Naruto membawa Sasuke untuk duduk dimeja Sakura. Sakura memperhatikan sekitar, seketika semua perhatian tertuju padanya membuat ia merasa bingung. Naruto menyadari itu.
“Ah maaf Sakura-chan banyak dari mereka adalah penggemar Sasuke kau akan terbiasa nantinya” ujar Naruto menjelaskan. Ah jadi namanya Sasuke batin Sakura. Sakura tersenyum kecil dan mengangguk kemudian. Naruto menatap piring Sakura yang hampir kosong.
“Makananmu sudah hampir habis ternyata” ucap Naruto. Sakura ikut memandang pada piring Naruto yang masih penuh dan Sasuke yang hanya minum sekotak jus apel.
“Nikmati makan siangmu dan umm apakah temanmu hanya minum jus?” lirik Sakura pada Sasuke dan Sasuke juga ikut melirik sekilas padanya.
“Oh.. Sasuke dia bilang sudah makan siang. Bagaimana jika kalian berkenalan saja, aku cukup pusing dengan sebutan temanmu-temanku begini” Naruto menyikut Sasuke yang duduk disebelahnya akhirnya Sasuke menurut ia menatap pada Sakura yang menatap padanya tampa penasaran.
“Uchiha Sasuke” ujar Sasuke.
“Haruno Sakura, senang berkenalan denganmu” balas Sakura cepat.
“Apa Sasuke berada dikelas kita juga? Aku sama sekali tidak melihatnya” Naruto menaruh sendoknya.
“Bukan Sasuke berada dikelas sebelah dan asal kau tahu Sasuke juga satu komplek dengan kita “
“Oh benarkah?” ucap Sakura.
“Sakura-chan aku kembali berterima kasih atas bantuanmu saat itu” ucap Naruto mengakhiri suapannya.
“Kau masih mengungkitnya? Aku hanya kebetulan lewat saat itu” ujar Sakura. Sasuke menghabiskan jusnya dan melempar kotak tersebut ke dalam tong sampah ia menatap Sakura yang tengah sibuk berbicara dengan Naruto walau sesekali melirik padanya. Iris gelap Sasuke menatap emerald yang jernih tersebut hingga sesuatu teringat olehnya.
“Bukankah kau perempuan berambut pink yang memperhatikanku saat di taman beberapa hari lalu?” Sakura tampak terkejut ia reflek menggigit bibirnya.
“Aku tidak memperhatikanmu, aku hanya sedang melihat-lihat”
“Kau langsung kabur begitu aku berbalik menatapmu itu namanya memperhatikan”
“Terserah kau saja” ucap Sakura membuang muka kemudian. Sasuke tersenyum kecil mendapati ekspresi Sakura tersebut.
Jam istirahat berakhir mereka juga mengakhiri obrolan singkat mereka tersebut dan kembali menuju kelas masing-masing. Sore harinya saat jam pulang sekolah, Sakura telah berjalan terlebih dahulu melintasi taman. Kemudian Naruto berjalan disampingnya diikuti Sasuke yang melangkah santai dibelakang.
“Sakura-chan mau pulang bersama? Kami bisa mengantarmu ke rumah kita bisa berjalan bersama karena jaraknya dekat”
“Terima kasih tapi lain kali saja aku di jemput hari ini”
“Ah baiklah kalau begitu, karena besok libur dan kami akan bermain di taman sore harinya Sakura-chan bisa datang untuk bergabung”
“Akan aku usahakan, aku tidak janji ya” ucap Naruto. Naruto pun mengangguk ia mempercepat langkah kakinya.
“Hei Sasuke cepatlah” ucapnya. Sasuke mempercepat langkahnya hingga melewati Sakura ia menoleh ke belakang membalas Sakura yang memandangnya, Sasuke tersenyum kecil.
“Kuharap kau datang” ujar Sasuke kecil kemudian segera berbalik berlari menyusul Naruto. Sakura terpaku mencerna situasi yang terjadi. Ternyata Sasuke mau berteman dengannya batin Sakura,tanpa bisa dicegah sebuah senyuman terbit dari bibir Sakura. ia senang dihari pertamanya sekolah ia bahkan sudah mendapatkan dua orang teman.
To be continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
We Can't Be Friends
Короткий рассказ[SASUSAKU] Akhirnya aku menyadari bahwa tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan yang tidak melibatkan perasaan..... All characters © Masashi Kishimoto All pict © pinterest DON'T LIKE DON'T READ!!!