🌸08🌸

83 12 0
                                    

.
..
...

Waktu berlalu dengan cepat dan liburan singkat itupun berakhir, kini mereka kembali ke rutinitas mereka seperti biasanya namun pada tingkatan kelas yang berbeda. Ya.. mereka telah naik satu tingkat. Sakura tengah menikmati jus jeruknya bersama Ino disebelahnya yang tengah mengunyah cemilan. Mereka bersandar pada tembok sambil menikmati pemandangan dibawah sana. Setelah selesai makan siang di kantin beberapa saat yang lalu, Ino mengajak Sakura menuju atap sekolah untuk sekedar bersantai.

“Aku ingin memberitahu mu sesuatu, kau pasti akan terkejut” ujar Ino dengan semangat, Sakura memandang pada temannya yang tampak sangat bersemangat.

“Benarkah?” Ino langsung mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia menarik tangan Sakura membawa gadis dengan helaian merah muda itu mendekat kemudian berbisik di telinganya. Sakura melebarkan matanya kemudian memandang Ino dengan takjub selanjutnya berteriak.

“Kau serius?? Astaga aku ikut bahagia untukmu” teriak Sakura bahkan ia sampai menutup mulutnya karena tidak percaya apa yang baru saja ia dengar.

“Ceritakan padaku bagaimana dia bisa luluh, cepat cepat!” protes Sakura menarik tangan Ino membawanya untuk duduk. Ino langsung salah tingkah rasanya tak sanggup menceritakan lantaran malu.

“Tarik nafas...buang nafas. Kau bisa memberitahuku pelan-pelan” ujar Sakura.

“Kau tahu aku sudah menyukai Sai sedari lama kan?” ujar Ino mulai bercerita.

“Tentu saja aku tahu, kau selalu membicarakannya denganku”

“Waktu itu aku memberanikan diri untuk menyatakan perasaanku setelah beberapa kali berfikir dengan keras” Sakura menutup mulutnya tidak percaya.

“Astaga kau menyatakan perasaanmu lebih dulu? Kau...kenapa kau keren sekali” puji Sakura memukul-mukul lengan Ino dengan pelan.

“Tapi kau tahu dia menolakku mengatakan pertemanan kita akan hancur nantinya dan kami akan berada dalam situasi yang canggung” ujar Ino cemberut.

“Aku katakan bahwa aku mengerti maksudnya dan kemudian memutuskan untuk mengurus perasaanku sendiri dengan maksud aku akan membuang perasaanku padanya"

“Ternyata dalam waktu yang lama pun aku masih menyukai Sai dan tanpa sadar mulai menjaga jarak. Hal itu nyatanya membuat Sai merasa tidak nyaman hingga suatu hari saat liburan kemarin Sai menyatakan perasaannya padaku mengatakan kalau dia juga telah lama memendam perasaannya. Aku yang tanpa sengaja menjaga jaraknya darinya membuat Sai sadar akan perasaannya bahwa ternyata ia juga menyukaiku dan menganggap ku lebih dari sekedar teman wanita. Jadi seperti itulah” ujar Ino sambil tersenyum dengan malu-malu.Sakura tersenyum manis dan ikut salah tingkah mendengar cerita Ino.

“Kau tahu Ino kenapa kalian berdua sangat manis, mendengar cerita darimu saja aku merasakan betapa kau sangat bahagia” ucap Sakura.

“Sakura kau...tidak ada orang yang kau sukai?”

“Orang yang kusukai? Kurasa aku tidak memilikinya..memangnya seperti apa rasanya jatuh cinta?” tanya Sakura jujur, emeraldnya memandang penasaran pada Ino.

“Itu sederhana, kau selalu senang akan segala hal tentangnya lalu apapun tentangnya membuat jantungmu berdebar”

“Jantung berdebar?” tanya Sakura.

“Hm.. pejamkan matamu dan rasakan, orang pertama yang kau bayangkan mungkin saja adalah orang yang kau sukai” Sakura mengikuti kata Ino memejamkan matanya kemudian dengan perlahan mendengarkan irama jantungnya. Kemudian bayangan itu muncul sosok Sasuke yang tengah mengobati jarinya yang terluka. Sakura seketika langsung membuka matanya membuat Ino tersenyum lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Can't Be FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang