2

206 40 9
                                    

VOTENYA JANGAN LUPA💙🦋




_________







Avandra berhenti memetik gitar yang sedang ia mainkan di teras rumahnya saat melihat sang adik berjalan keluar mengenakan pakaian rapi. "Mau ke mana?" tanyanya menyelidik.

"Rumah temen." jawab Akasya berbohong. Lebih tepatnya ia pergi menemui si peretas akun instagramnya.

"Jangan malem-malem pulang," peringat Avandra yang kini menyesap rokok ke mulutnya dengan sorot mata masih menatap ke Akasya.

"Iya." jawab Akasya cepat, ia lalu berdiri di ujung teras rumah sambil masih mengecek aplikasi ojek online.

"Gue anter," Avandra berdiri, berniat ingin mengantar sang adik.

Akasya melotot, lalu berbalik menghadap pada Avandra yang sudah berdiri, senyuman Akasya pun terbit, "Gausah abang, gue dah mesen ojol, udah mending lo lanjut maen gitar ya, gue beneran gak macem-macem kok suwer deh, ini mau ke rumah Feli."

Avandra masih menatap selidik pada adiknya, "Bohong lo ya?"

"NGGAK IH!" jawab Akasya emosi.

Avandra berbalik dan mengambil gitarnya, lalu masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan sepatah katapun. Melihat sang kakak yang sudah masuk ke rumah, Akasya kini bernapas lega.

Tak lama kemudian, ojek online pun datang, Akasya berlari menuju ke tepi jalan dan segera menaiki motor tersebut tanpa ingin memakai helm.

Tak butuh waktu lama, motor yang di tumpangi Akasya sampai di titik tempat tujuannya. Setelah turun dari motor, Akasya berdecak emosi, padahal si peretas akun itu sudah ia berikan nomor WhatsApp, kenapa tidak melalui WhatsApp saja berbicaranya, akan mudah baginya untuk berbagi lokasi.

Akasya.zesyara : dimanaa? gue udah di bawah jembatan merah.

Ting!

Akasya.milk : lo kecepetan

Akasya.zesyara : mau nunggu kpn emg? tengah malem? yg ada gue gaboleh keluar.

Akasya.milk : tunggu disitu, jgn kmna-mna.

Akasya.zesyara : cepetannn plis, disini sepi bangett, mana gelap lagiii

Akasya benar-benar bertaruh nyawa kali ini demi akun instagram miliknya. Sejujurnya ia takut berada di tempat ini karena dengar-dengar, tempat ini sering terjadi pembunuhan, mutilasi dan bahkan ini sarangnya preman-preman. Ah sudahlah! Jika dibayangkan ia pasti akan ketar-ketir sendiri.

"Na... na.. na.. na.. na... " Akasya mencoba menyibukkan dirinya dengan bernyanyi asal sambil melihat-lihat sekelilingnya. Ya, ia masih beruntung, hanya satu-dua mobil atau motor yang lewat bersyukur setidaknya tempat ini tak terlalu sepi seperti kuburan.

"JANGAN KABUR LO SETAN!"

Deg!

Dari kejauhan, Akasya melihat segerombolan pemuda sedang berteriak nyaring sambil mengejar seorang laki-laki berhodie hitam dengan tudung menutupi kepalanya, membuat Akasya mundur perlahan dan menahan rasa ketakutannya. Sontak Akasya menatap sekelilingnya, ke mana dirinya harus bersembunyi dari mereka semua?

"BERHENTI LO ANJING!"

Sekitar lima pemuda bergaya preman berlari kencang dan mereka terus mengejar seorang laki-laki yang larinya juga tak kalah cepat dari mereka.

Lontaran doa-doa terus Akasya ucapkan dalam hati sembari mundur perlahan agar mereka segera melewati dirinya.

Tiba-tiba mata Akasya terbelalak kaget saat tangannya di tarik dan di genggam oleh seorang laki-laki yang sedang di kejar oleh beberapa preman tadi. Kini Akasya ikut berlari bersama laki-laki berhoodie tudung hitam tadi dengan tangan saling menggenggam erat.

Hacked By LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang