14

326 37 6
                                    

Rosé



"Jisoo unnie? Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku menanyakan hal yang sama padamu" Matanya terlihat gusar dan memandangi ku yang tengah memakai salah satu pakaian Lisa.

"Aku,,, aku ada urusan disini" Entah kemana semua kata-kata yang sering ku lontarkan ketika sedang berbasi-basi dengan seseorang.

"Itu sebabnya kau mengenakan pakaiannya"

Aku benar-benar kehilangan kata-kata. Tidak ada cara untuk berbohong tapi mengatakan yang sebenarnya terdengar lebih buruk. Aku tidak punya waktu untuk memikirkan semuanya ketika pintu terbuka dan Lisa berjalan di ruang tamu.

"Jisoo unnie?" Jelas keterkejutan di wajah Lisa.

"Jadi ini yang kau lakukan di belakang Jennie?"

Aku hanya berdiri di sini dan menonton Lisa dan Jisoo yang saling bertukar balasan dan juga tatapan mata yang seakan membunuh.

Lisa menghela napas  berat sebelum mengangkat matanya padaku "Mari kita merasa nyaman. Ini akan menjadi percakapan yang panjang"

Aku dan Jisoo saling bertukar pandang. Kurasa dia dan aku sama-sama menyimpan rahasia kami sendiri. Sekarang aku ingin tahu tentangnya dan dia ingin tahu tentang ku.

Kami bertiga duduk di sofa, Lisa berada di tengah.

"Apa yang kalian lakukan, Lisa?"

Lisa menarik napas dalam-dalam dan menatapku.

"Aku,,kami,,,"

Ponsel Lisa berdering, menyela pembicaraan. Dia mengangkatnya. Aku melihat ekspresinya berubah dari santai menjadi khawatir saat dia mendengarkan di seberang sana.

Siapa yang menelepon?

Dia menutup telepon, mengeluarkan geraman kecil karena frustasi.

"Semuanya baik-baik saja?" Tanya Jisoo, karena semarah apapun tadi dia tetap peduli pada adiknya.

"Iya, ini masalah di klinik. Aku harus pergi. Kita akan membahas semuanya nanti" Lisa bangkit dari sofa dan menuju kamar tidurnya.

Aku masih punya banyak pertanyaan yang belum terjawab. Masih banyak yang harus di diskusikan. Dan aku ingin menyelesaikannya secara pribadi dengan Lisa. Aku bahkan tidak tahu harus bersikap seperti apa pada Jisoo sekarang.

Lisa masih punya waktu beberapa menit sebelum dia pergi. Aku harus bicara dengannya!

Aku membuat alasan cepat kepada Jisoo dan bergegas ke kamar tidur Lisa. Masuk ke dalam, dan mendapati Lisa hanya mengenakan bra dan celana dalam sambil memegang gaun di tangannya.

Sejenak, aku lupa mengapa datang kesini dan hanya mengagumi tubuhnya yang seksi. Lisa mengenakan gaun itu dan melemparkan senyuman jahat.

"Kau menginginkan sesuatu?"

"Ya, aku ingin berbicara padamu. Apa yang harus ku katakan pada Jisoo?" Aku setengah berbisik padanya.

"Kau bisa mengatakan yang sebenarnya jika kau mau. Dia kakakku. Kami mungkin tidak memiliki hubungan yang baik, tapi dia pasti mengerti"

Bagaimana bisa dia mengatakan ini dengan mudahnya? Aku harus mengatakan pada Jisoo bahwa aku selingkuh dengannya? Istri dari kakakku sendiri?

"Apa kau gila, Lisa?"

Lisa mendekatiku dan melingkarkan lengannya di pinggang, menarikku ke tubuhnya. Bibirnya menemukan telingaku, membuatku menggigil.

"Kita akan membahasnya malam ini" Dia memberikan ciuman ringan di belakang telinga.



°°°


Lisa sudah pergi dan aku kembali bersama dengan Jisoo di ruang tamu. Aku merasa tidak nyaman duduk di sampingnya. Dia adalah kakak ipar ku juga, tapi dengan semua rahasia yang hampir terbongkar, situasi ini membingungkan.

Pandangan ku tertuju pada meja dan kotak yang di bawa Lisa tadi. Itu pasti sarapan. Perutku menggeram, mengingatkan bahwa aku belum makan sejak kemarin.

Aku mengambil kotak dengan sarapan dan pergi ke dapur, Jisoo mengikuti. Meletakkan sarapan di atas meja dan menyalakan ketel.

Aku meraih kotak itu, mengalihkan pandanganku dari Jisoo, dan mulai menyantap sarapan. Jisoo menarik napas dalam-dalam sebelum menatapku, ekspresinya serius.

"Apa kau dan Lisa,,,?" Jisoo terdiam, tapi aku mengerti apa yang ingin dia tanyakan.

"Apakah kau dan Lisa tidur bersama?"

"Ya" Aku mengatakan yang sebenarnya sesuai dengan keinginan Lisa. Jisoo menatapku kaget, dan aku gelisah di tempat.

Apakah aku akan mendapat sebuah tamparan keras?

Ketel bersiul, mengalihkan perhatian ku dari percakapan. Aku  meluangkan waktu untuk menuangkan teh untuk Jisoo.

Aku merasakan tatapannya mengikuti ku, tapi aku mengabaikannya, menikmati sedikit napas yang tersisa.

"Lisa dan aku hampir tidak pernah bicara sejak dia menikah dengan Jennie" Jisoo menyesap tehnya perlahan.

"Versi singkatnya, Lisa mengacaukannya dan aku membencinya"

Aku jadi penasaran, apa yang menghancurkan hubungan mereka? Mengapa mereka tidak bisa saling memaafkan? Apa yang menghalangi mereka?

Dan yang paling penting apa yang terjadi?

"Apa yang dia lakukan sehingga kau membencinya?" Aku menanyakan lebih banyak tentang yang terjadi.

"Kami berdua jatuh cinta pada wanita yang sama"

Aku jatuh dalam keheningan. Bagaimana bisa seseorang dapat memisahkan hubungan persaudaraan menjadi begitu renggang. Tapi pada kenyataannya aku juga melakukan hal yang sama , selingkuh dengan Lisa, yang akan menyebabkan masalah yang besar nantinya.

Apa yang akan di katakan Jennie? Apakah dia akan membenci ku? Dan bagian terburuknya hubungan persaudaraan ku akan merenggang juga.

"Anyway, siapa wanita itu?" Kesadaran ku pulih saat mengetahui Jisoo masih duduk di depanku menikmati sarapannya.

Dia hampir tersedak dan cepat meminum air putih sebelum menjawab pertanyaan yang membuatku ingin tenggelam ke dalam dasar lautan.

"Jennie"





°°°





Benar-benar ipar adalah maut 🤣😁

Thank you for 6k readers!

Masih inget ff ini ga?

See y!



IPAR ADALAH MAUT [CHAELISA]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang