15

265 32 6
                                    

Rosé

Sisa hari berlalu dengan lancar. Lisa tidak pernah kembali, tapi dia mengirim pesan bahwa akan pulang terlambat.

Ini sudah jam 11 malam. Dimana Lisa?

Aku memutuskan untuk membaca buku sambil menunggunya, tidak menyadari berapa lama hingga ketiduran. Beberapa saat kemudian, aku terbangun. Melirik jam, aku melihat bahwa ini sudah jam 1 pagi.

Aku merasa haus, jadi memutuskan untuk pergi ke dapur untuk mengambil air. Saat memasuki dapur, aku melihat punggung Lisa yang bersandar di meja.

Dia sudah pulang?

Aku mengitari meja dan mendekatinya, dan melihat sebuah gelas berisi cairan berwarna keemasan di tangannya.

Apa dia sedang minum?

"Lisa?"

Mendengar suaraku, dia menoleh ke arahku. Matanya memerah, postur tubuhnya melorot.

"Kau tak apa-apa?"

"Hanya kelelahan" Wajahnya terlihat tak bersemangat.

"Masalah pekerjaan atau ada hal lainnya?"

"Hanya masalah klinik dan pasien. Aku minta maaf karena kau harus melihatku seperti ini"

Dia terlihat sangat tidak aman. Dia benci ketika orang melihat kelemahannya.

"Semua orang kelelahan. Kau manusia, Lisa"

"Jika aku robot hidupku akan jauh lebih mudah"

"Yah, aku senang bahwa kau adalah manusia. Memiliki emosi itu penting" Apapun yang ku katakan atau tidak, itu tidak akan membantu suasana hatinya.

Aku berharap bisa membantunya entah bagaimana. Dia tampak mengerikan! Apakah masalahnya di tempat kerja benar-benar serius?

"Aku datang kesini hanya untuk minum air. Sebaiknya aku pergi" Aku tahu dia tidak ingin membicarakannya sekarang. Sudah jelas dia ingin melupakannya.

"Selamat malam, Rosé"

Dia tidak mengangkat kepalanya, dan hatiku meremas. Tapi aku memutuskan lebih baik meninggalkannya untuk saat ini.



°°°

Keesokan paginya, aku melongo ke kamar Lisa dan mendapati dia sedang tertidur pulas, sendirian. Apa Jennie belum kembali dari luar kota?

Karena tidak ingin membangunkannya, aku berjingkat-jingkat sekitar rumah, kembali ke ruang tamu. Duduk di sofa, mengingat kembali kejadian kemarin.

Aku masih belum sempat membicarakan tentang Jisoo. Tapi pikirannya sedang sibuk dengan masalah pekerjaan. Aku tidak ingin menambah beban masalah baginya.

Aku mendengar pintu kamar terbuka dan Lisa keluar dari kamar tidurnya, terlihat mengantuk.

"Selamat pagi, Lisa"

"Sudah berapa lama kau bangun?" Dia menyunggingkan senyuman di bibir cantiknya.

"Sekitar satu jam. Aku membuatkan mu sandwich"

"Apa kau lapar?"

Lisa mengangguk, dan kami berdua menuju ke dapur.

"Sandwich nya enak sekali!" Lisa memasukkan satu lagi ke dalam mulutnya dan aku melihatnya dengan gembira.

Dia terlihat sangat berbeda dari tadi malam. Hatiku menghangat melihat bagaimana sebuah sandwich sederhana dapat mencerahkan suasana hatinya.

IPAR ADALAH MAUT [CHAELISA]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang