Chapter 6: Beautiful Face

442 128 23
                                    

Seulgi berada di tepi jurang ketika matahari mulai tenggelam. Udara sangat dingin menusuk kulitnya karena hujan baru saja turun disana.

Dari arah jalan yang dihiasi langit berwarna jingga itu dia bisa melihat cahaya lampu begitu bersinar menyilaukan mata.

Suara deru mesin semakin mendekat, dia bisa melihat dengan jelas motor itu melaju begitu cepat kearahnya, namun sebelum itu terjadi, seekor rusa melintas hingga membuat laju motor itu tidak terkendalikan dan akhirnya masuk ke dalam jurang.

Tubuh Seulgi menjadi kaku saat dia melihat keadaan ayahnya yang sangat mengenaskan dibawah sana. Wajahnya rusak dengan luka yang bersimbah darah. Seulgi juga bisa melihat satu mata ayahnya hilang tergantikan sebuah batu. Pinggangnya patah hingga tubuhnya menukik sembilan puluh derajat.

"Appa!"

Seulgi terbangun dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Mimpi itu benar-benar terasa nyata bahkan tubuhnya terasa dingin sekali.

Seulgi mengatur napasnya untuk menenangkan dirinya sendiri. Setelah itu dia pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Karena hari ini hari libur, Seulgi menyibukkan dirinya untuk mencari semua tentang arwah diinternet. Kali ini lebih mendalam. Seulgi bahkan mencari tahu rumah dukun terdekat yang kira-kira bisa dia datangi.

Apa alasannya melakukan itu? Tentu saja karena Irene.

Setelah mengumpulkan semua uang yang dia punya, dia segera bersiap-siap untuk pergi keluar.

"Kau akan pergi kemana?" tanya ibu Seulgi yang kebetulan hari ini juga diliburkan.

"Ada janji dengan teman-temanku." Seulgi memakai sandalnya.

"Jangan bermain yang aneh-aneh. Jangan lupa pulang."

"Aku bukan anak kecil, eomma," Seulgi melangkah keluar seraya membenarkan pakaiannya.

Seulgi pergi beberapa ratus meter dari rumahnya. Dia mendatangi rumah seorang dukun yang dia ketahui dari internet. Rumah itu terlihat sedikit menyeramkan dibagian depan. Warna catnya gelap dan terdapat ornamen yang sangat kental dengan mistik.

Seulgi mengetuk pintu berwarna hitam itu beberapa kali hingga seorang wanita datang membukakan pintu. Tatapannya tajam dengan bibir yang dipoles dengan lipstik hitam. Dia sedikit menyeramkan menurut Seulgi.

"Masuk," wanita itu mempersilahkan Seulgi. Raut wajahnya sedikit aneh. Dia terus melihat kearah belakang tubuh Seulgi dengan tatapan waspada. Tapi Seulgi tidak memikirkan terlalu jauh, dia hanya menurut dan melangkah masuk.

Ternyata di dalam sana keadaannya lebih menyeramkan. Banyak furnitur aneh termasuk kepala rusa yang terpajang didinding.

Wanita itu mempersilahkan Seulgi untuk duduk dilantai yang beralaskan sebuah bantal. Mereka duduk berhadapan dengan sebuah meja diantara mereka. Persis seperti yang sering Seulgi lihat difilm, meja dari kayu itu menjadi tempat untuk sebuah bola yang biasanya digunakan penyihir.

"Apa ini asli?" tanya Seulgi menunjuk bola itu.

"Kau datang hanya untuk bertanya hal itu?"

Seulgi tersenyum kikuk, "Eum... Aku memiliki masalah dengan hantu, apa kau bisa membantuku?"

"Ceritakan lebih jauh tentang masalahmu."

Seulgi berdehem kecil untuk melancarkan tenggorokannya.

"Aku baru saja pindah ke sekolah baru. Aku bertemu dengan sesosok hantu dan kami berakhir berteman. Aku ingin membantunya agar tidak terjebak di dunia ini tapi dia tidak ingat apapun tentang dirinya."

Girl At School ✓✓ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang