Chapter 16: Forgotten [END]

597 119 72
                                    

"Eunjoo-ya!"

Tangan Irene langsung membeku dan pecahan kaca itu terjatuh begitu saja. Dia tidak benar-benar ingin membunuh dirinya sendiri seperti itu, itu sebabnya jiwanya sedikit terguncang. Dia tidak bisa melakukannya.

Sementara itu atensi Eunjoo beralih pada sosok yang baru saja memanggilnya. Sosok wanita paruh baya yang sedang berdiri diambang pintu itu sedang menatapnya dengan air mata yang sudah akan memenuhi bola matanya.

"Eomma.."

Hati Eunjoo meluruh, aura hitam yang ada disekitarnya perlahan mulai memudar. Dengan langkah kecil dia berjalan menuju ibunya, begitu juga dengan wanita paruh baya itu. Dan dengan perlahan wajah Eunjoo berubah menjadi seorang gadis cantik yang jauh dari kata seram.

Sementara itu Joy yang datang bersama Ibu Eunjoo, terkesiap ketika melihat Wendy tergeletak dilantai, ditambah lagi dengan Paman Song yang berlumuran darah. Dia langsung menghampiri mereka dan berusaha membangunkan Wendy.

"Dia hanya pingsan, dia akan sadar." kata Seulgi membuat Joy sedikit merasa lega.

"Kenapa kau seperti ini nak?" Ibu Eunjoo tidak kuasa menahan air matanya. Sedangkan disisi yang lain, Eunjoo juga sudah akan menangis.

"Dia yang telah membuatku seperti ini. Jika aku tidak hamil, aku tidak akan bunuh diri dan meninggalkan eomma.."

Ibu Eunjoo menatap Joonseo yang sudah dalam keadaan lemas karena kehilangan banyak darah.

"Maafkan saya.." ucap Joonseo dengan lemah.

Wanita paruh baya itu menggeleng, "Jangan seperti itu, eomma tidak pernah mengajarkanmu menjadi seseorang yang pendendam. Kau tidak boleh seperti ini nak.."

"Tapi dia yang telah membuatku mati!"

"Anniya. Jika saja kau bisa jujur pada eomma, eomma bisa menerimamu dan kita bisa membesarkan bayi itu, tapi kau justru malah memilih jalan lain."

Eunjoo terkesiap dan menyadari betapa bodohnya dia.

"Tapi eomma mengerti perasaanmu dan eomma sudah memaafkanmu. Dan sekarang eomma ingin kau memaafkannya, maafkan dirimu sendiri juga. Eomma tidak ingin memiliki anak seorang pembunuh, jadi jangan membunuhnya hm?"

"Eomma.." Eunjoo memeluk tubuh wanita itu dengan erat, "Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang baik." Gadis itu menangis.

"Anniya, kau sudah menjadi anak yang baik. Eomma bangga memiliki anak pintar sepertimu. Anak baik harus berkelakuan baik. Meskipun eomma ingin hidup dengan mu, tapi tolong tinggalkan dunia ini, nak, ini sudah bukan duniamu. Pergilah ke tempat yang seharusnya, lupakan semua kenangan buruk mu di dunia ini. Terbanglah dengan bebas."

Eunjoo melepaskan pelukannya setelah itu menatap ibunya, "Aku tidak bisa sebelum dia mati," ucapnya seraya menunjuk Joonseo.

Pria itu terkesiap, "Aku mohon maafkan aku. Aku menyadari kesalahanku."

"Dia sudah mengakui kesalahannya," kata ibu Eunjoo.

Eunjoo menggeleng, "Itu tidak cukup."

"Aku akan bertanggung jawab," ucap Joonseo dengan cepat, "Aku akan menebus kesalahanku dengan menghidupi keluargamu. Aku tidak akan mengulagi kebiasaan burukku lagi. Tolong izinkan aku berubah menjadi lebih baik."

Wajah Eunjoo berubah melunak, "Kau berjanji?"

Joonseo mengangguk, "Aku berjanji. Sebenarnya setelah kau pergi, aku merasa sangat bersalah, dan ini saatnya untuk menebus kesalahanku. Aku berjanji demi nyawaku, kau bisa membunuhku kapan saja jika aku tidak menepati janjiku pada keluarga kalian, bibi." Dia menatap ibu Eunjoo dengan sungguh-sungguh.

Girl At School ✓✓ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang