Chapter 12: New Fact

442 132 18
                                    

"Appa.."

Air mata Seulgi menetes sedangkan Irene kehilangan kata-kata ketika melihat sosok pria paruh baya itu.

"Ddeulgi-ah, kau harus berhenti berteman dengannya, ini berbahaya untukmu."

Hati Irene seperti dijatuhi oleh bom ketika mendengar peringatan itu, dan sepertinya Seulgi juga terkejut, bahkan lebih dari itu.

"Kenapa Appa? Appa tidak pernah melarangku berteman dengan siapapun."

Ayah Seulgi berjalan lebih dekat, "Temanmu yang ini berbeda, nak. Appa tidak ingin kau berada didalam bahaya." Pria itu beralih menatap Irene, "Aku tahu kau kesepian, tapi jangan berteman dengan anakku, aku takut hal buruk menimpa Seulgi dan ibunya," ucapnya dengan penuh kelembutan.

Irene menunduk dan merasa sangat sakit sekali, dia ingin sekali menangis dan menjerit. Dia tidak ingin berpisah dengan teman baiknya. Dia tidak ingin jauh dari Seulgi.

"Kenapa Appa bisa berbicara seperti itu? Kenapa Irene bahaya untukku?"

"Dia bukan manusia Seulgi-ah, kau memiliki banyak teman yang lain di sekolahmu, jangan berteman dengannya."

Seulgi menggeleng, "Aku ingin berteman dengan Irene. Appa bilang jika kita melakukan hal yang baik, maka kita akan dijauhkan oleh hal buruk, selama ini aku selalu melakukan hal yang baik, aku membantu Irene."

Pria itu menghela napas berat, "Masalahnya bukan berada pada Irene, tapi jiwa yang kini sedang merebut tubuhnya."

"Maksud Paman?" Kening Irene mengernyit.

Ayah Seulgi duduk di kursi dan berpikir sesaat untuk merangkai kalimat yang mungkin dapat dimengerti dengan baik oleh kedua gadis itu. Sedangkan Seulgi dan Irene dengan sabar menunggu penjelasannya.

"Namamu sebenarnya adalah Joohyun, kau adalah anak dari majikan istriku. Sesuatu terjadi padamu dimasa lalu hingga akhirnya seorang jiwa penuh dendam mengambil alih tubuhmu."

Kedua bola mata Seulgi dan Irene melebar.

"Jj-jadi maksud paman... Aku belum mati?"

Ayah Seulgi menggeleng, "Tubuhmu hanya diambil alih oleh makhluk itu, dan kau hanya lupa ingatan."

"Apa yang terjadi pada Irene hingga tubuhnya bisa diambil?" Tanya Seulgi.

"Appa juga tidak tahu. Appa hanya tahu sebatas itu karena menjaga ibumu secara diam-diam."

"Apa Appa berada disekitar kami selamanya?" Seulgi bertanya penuh harap.

Ayah Seulgi tersenyum, "Appa hanya memiliki waktu seratus hari, nak. Dan waktu appa sudah tidak lama lagi, itu sebabnya appa ingin kau dan ibumu hidup dengan baik."

Seulgi menunduk lalu menghapus sisa air matanya. Dia tidak boleh cengeng. Dia sudah menerima jika ayahnya memang telah tiada.

"Kalau begitu kita harus merebut tubuh Irene dari makhluk pencuri itu," ucap Seulgi dengan yakin.

Irene menggeleng, "Ini berbahaya, aku tidak ingin kau terluka."

"Tapi kau harus kembali hidup Irene-ah. Kita pasti bisa melawan pencuri jahat itu," kata Seulgi namun Irene hanya diam karena merasa bingung.

Di satu sisi, Irene ingin kembali hidup dengan normal, tapi disisi yang lain, dia tidak ingin membahayakan Seulgi.

"Appa.. ku mohon jangan melarangku membantu Irene, kasihan Irene.." Seulgi memelas dan membuat ayahnya tidak bisa berkata-kata.

"Tolong kami Appa.." Seulgi memohon.

"Kita hanya manusia biasa Seulgi-ah, sedangkan makhluk pendendam itu sangat kuat sekali. "Ayahnya merasa bersalah.

Girl At School ✓✓ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang