Chapter 15: Revenge

400 123 30
                                    

Mereka baru sampai di Seoul ketika dini hari. Tujuan paling pertama mereka adalah rumah sakit dimana Seungwon dirawat. Ibu Wendy sempat mengatakan jika keadaan Seungwon sudah lebih baik walau masih kritis dan membutuhkan alat untuk tetap hidup. Itu tetap memberikan harapan untuk Wendy jika kakaknya masih bisa hidup.

Wendy membuka pintu ruang perawatan itu dan melihat kakaknya masih terbaring seperti biasanya, namun kali ini kulitnya terlihat sedikit membiru seperi seseorang yang kekurangan oksigen.

Disana juga ada ibu Wendy yang tengah tertidur disebuah sofa, namun terbangun dengan datangnya mereka.

"Astaga.." gumam Paman Song begitu masuk kedalam sana bersama dengan yang lain.

"Aku tidak ingin melihat seperti itu lagi," kata Seulgi sambil menggelengkan kepalanya.

"Kau sudah pulang, nak? Ayahmu tidak bisa menemani disini lebih lama, dia ada jadwal penerbangan," ucap Ibu Wendy.

"Tidak apa-apa, eomma sebaiknya istirahat saja. Aku akan menjaga Oppa," kata Wendy membuat ibunya tersenyum.

"Bibi terlihat pucat, pasti bibi kurang tidur. Sebaiknya bibi istirahat saja," kata Joy lalu menuntun ibu Wendy kembali ke sofa.

"Kau juga pasti lelah Sooyoung-ah," ucap wanita paruh baya itu.

Joy menggeleng sambil tersenyum, "Jangan khawatir."

Sementara itu Wendy kembali mendekat pada Paman Song dan juga Seulgi, "Apa yang paman lihat?" tanya Wendy.

"Kau ingin melihatnya?" tanya Paman Song.

Seulgi menggelengkan kepalanya pada Wendy, "kau harus menyiapkan dirimu."

"Aku ingin melihatnya," kata Wendy dengan yakin.

"Baiklah, aku sudah memperingatkanmu," desah Seulgi.

Paman Song berdiri dibelakang Wendy setelah itu memegang kepalanya dengan kedua tangan. Pria itu mengucapkan mantra yang aneh setelah itu menusap kedua mata Wendy.

"Buka matamu perlahan," bisik pria itu.

Wendy membuka matanya dengan perlahan dan terkejut bukan main saat melihat sosok yang duduk diatas tubuh kakaknya. Bukan hanya itu, kedua tangan sosok itu bahkan menembus jantung dan juga perut kakaknya.

Wendy terjatuh dilantai dengan mata masih menatap pemandangan mengerikan itu.

"Andwae.. pergi kau!"

Karena Wendy menjadi histeris, Paman Song berusaha dengan kuat untuk menutup kembali mata batin Wendy agar tidak bisa melihat sosok itu lagi.

"Apa yang terjadi padanya?" tanya Ibu Wendy pada Joy.

"Apapun yang dilakukan mereka hanya untuk Seungwon Oppa agar bisa sadar kembali, bibi jangan khawatir."

"Ini sangat tidak masuk akal, tapi memang apa yang menimpa Seungwon sangat tidak masuk akal. Aku berharap kita akan baik-baik saja."

Joy mengangguk lalu merangkul tubuh Ibu Wendy dengan hangat.

"Kita harus mengusirnya!" kata Wendy saat kembali berdiri.

"Kita tidak bisa melakukannya, itu hanya akan sia-sia, atau bahkan bisa membahayakan nyawa kakakmu," ujar Paman Song.

"Lalu apa yang harus kita lakukan agar sosok itu pergi?" tanya Wendy sedikit frustasi.

"Makhluk penunggu itu hanya patuh pada tuannya. Dia terhubung dengan Eunjoo."

"Kalau begitu kita harus bertemu dengan Joohyun," ucap Seulgi dibalas anggukan oleh Paman Song.

Girl At School ✓✓ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang