Chapter 8: Those Eyes

560 126 42
                                    

"Seulgi, kau sudah pulang?"

Suara ibu Seulgi terdengar lalu pintu kamar terbuka perlahan. Seulgi langsung terduduk di atas kasur, sementara Irene tiba-tiba menghilang dari pandangan.

"Oh, eomma mengira kau bersama temanmu. Kau sangat berisik sekali."

Seulgi tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya, "Benarkah?"

Ibu Seulgi mendengus, "Eomma membawa beberapa makanan. Makanlah dan tinggalkan piring kotornya di tempat cucian. Eomma akan menginap di sana malam ini."

Seulgi berdiri dan mengikuti ibunya yang menuruni tangga. "Kenapa eomma menginap di sana?"

"Tuan Hyunwoo dan istrinya belum pulang, sedangkan anak pertama mereka sakit. Eomma harus berjaga di sana."

"Sakit? Apa dia dirawat di rumah sakit?"

Ibu Seulgi menggeleng, "Tidak, hanya beristirahat di rumah. Dia sempat pingsan, tapi menolak memanggil dokter."

"Oh, begitu. Kalau begitu, tidak apa-apa. Eomma bisa menginap di sana," kata Seulgi, lalu ibunya berbalik badan.

"Kau tidak takut?"

"Takut akan apa? Aku berteman baik dengan hantu." Seulgi terkekeh.

Ibunya terlihat terkejut, "Kau hanya bercanda, bukan? Kau bercanda, kan?"

Seulgi terkejut dengan reaksi ibunya yang tampak serius, "Tentu saja, aku hanya bercanda. Eomma percaya? Itu tidak mungkin terjadi." Seulgi tertawa kecil.

Ibunya mendengus, "Kunci pintu dan jendela dengan rapat. Eomma akan pulang pagi untuk membawakanmu sarapan."

"Ne~" Seulgi mengangguk, lalu ibunya pergi.

Setelah pintu tertutup, tiba-tiba saja Irene muncul secara mendadak. Itu membuat Seulgi lagi-lagi terkejut oleh kehadirannya.

"Sudah kukatakan, jangan muncul tiba-tiba," kata Seulgi dengan nada kesal, membuat Irene terkekeh.

"Kau sangat mirip dengan ibumu. Tapi ibumu lebih cantik."

Seulgi mendengus, "Aku tidak percaya, kau pembohong," ujarnya sambil duduk di meja makan.

Irene duduk di hadapannya, "Aku tidak bohong. Ibumu sangat cantik, sedangkan kau, cantik dan tampan."

Seulgi tersenyum kecil, "Mungkin aku mendapatkannya dari campuran wajah ibu dan ayahku."

Irene tertawa kecil, namun tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi sendu. "Aku tidak tahu siapa ayah atau ibuku. Apakah aku punya mereka?" gumamnya dengan tatapan menunduk.

Seulgi yang sebelumnya hendak menyuap sesendok makanan, mendadak berhenti sejenak dan menatap Irene.

"Jika aku benar-benar memiliki mereka, aku akan mirip dengan siapa?" gumam Irene, menatap Seulgi dengan tatapan penuh kesedihan.

Seulgi merespons dengan senyuman lembut, "Aku belum tahu, tapi sepertinya kau mirip dengan ibumu. Cantik." Setelah itu, Seulgi memasukkan makanan ke mulutnya dan mengunyah sambil tersenyum.

Irene mendengus, "Kau terdengar seperti ahli dalam menggoda seseorang."

"Apa?" Seulgi tertawa kecil, "Aku hanya memujimu."

Irene memutar bola matanya malas, sementara Seulgi terkekeh dan melanjutkan santapannya.

"Kau mau?" tanya Seulgi sambil menyodorkan sendok berisi makanan.

"Aku tidak pernah makan."

"Kalau begitu cobalah. Hm?" Seulgi mendekatkan sendoknya ke bibir Irene.

Irene mengangkat bahunya sejenak, lalu membuka mulutnya dan membiarkan Seulgi menyuapinya.

Girl At School ✓✓ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang