Chapter 10: Feelings

483 124 32
                                    

"Kau menceritakan semuanya pada Seulgi?"

Wendy bertanya dengan mata menatap langit-langit. Nadanya terdengar sangat lelah, dia juga pingsan karena kurang tidur dan ditambah lagi berdiri untuk waktu yang sangat lama.

"Aku hanya menceritakan masalahku, aku percaya dia teman dan pendengar yang baik." Joy sedikit memelankan ucapannya, takut Wendy marah karena apa yang dia lakukan.

"Eung. Tidak apa-apa, tidak perlu merasa tidak enak denganku."

"Ne?" Joy sedikit terkejut.

"Sudah banyak yang mengetahuinya, hanya menambah satu orang lagi untuk mengetahui kisah itu, kurasa tidak akan membuat masalah apapun. Aku justru senang dia mendengar cerita itu darimu karena jika dia mendengar dari orang lain, kurasa ceritanya hanya akan menjadi sebuah rumor buruk, kau pasti tidak akan berbicara buruk tentangku," kata Wendy lalu menutup matanya menggunakan lengannya.

Joy yang duduk disamping ranjang itu mendengus kecil.

"Aku tidak akan bercerita padanya jika kita tidak memiliki masalah."

"Apa kita memiliki masalah?" Wendy bertanya dengan polos seraya membuka matanya.

Joy mengangkat satu alisnya dengan raut tak percaya, "Kau tidak mendengarkan ucapanku, itu masalah bagiku. Kau juga sibuk dengan wanita itu hingga kurang tidur dan akhirnya kelelahan seperti ini."

"Aku menemaninya untuk berbelanja hanya satu jam setelah itu aku menjaga kakakku yang tiba-tiba saja kejang-kejang dan demam semalaman. Aku mendengarkan mu untuk fokus menjaga kakakku, dimana letak salahnya?"

Joy terdiam sesaat.

"Seungwon Oppa kejang-kejang?"

Wendy menghela napas dalam. "Tidak ada yang berharap apapun lagi darinya. Ibuku telah lelah merawatnya dan ayahku bahkan telah menganggapnya sudah tidak ada, hanya aku yang berharap dia untuk kembali sadar, aku yakin dia akan kembali hidup. Hanya aku yang peduli dengannya, jadi jangan bilang kalau apa yang aku lakukan untuknya itu keterlaluan. Kau tidak memiliki kakak atau adik yang kau cintai, Sooyoung-ah. Kau tidak tahu rasa cinta kepada saudaramu."

Wendy mengucapkannya dengan nada pelan, namun ucapan itu begitu tajam masuk ke dalam hati Joy.

"Mian... aku tidak mengerti perasaanmu." Joy menunduk setelah itu pergi dari ruangan itu.

"Sooyoung.." Wendy ingin mengejarnya namun dia terlalu lelah untuk menghadapinya, jadi dia memilih untuk menutup matanya yang panas dan berair.

_____

"Aku bisa merasakan kulitmu.."

Seulgi yang sangat terkejut itu menyentuh pipinya dan bergerak mundur untuk menjauh tapi sialnya dia malah terjatuh dari kursinya.

"Kang Seulgi!" Gurunya kembali murka, "Keluar dari kelas sekarang juga!"

Seulgi langsung berdiri dan membungkukkan tubuhnya, "Jeosonghamnida, saya tidak sengaja-"

"Keluar!" Gurunya itu memekik.

Seulgi menghela napas setelah itu membungkuk dan keluar dari kelasnya.

"Seulgi, maafkan aku." Irene berusaha untuk membujuk Seulgi yang berjalan sangat cepat.

Seulgi tidak menggubris permintaan maafnya, dia hanya berjalan seolah tidak mendengar atau melihat Irene.

"Aku hanya main-main dan ternyata aku bisa menciummu. Bukankah sebelumnya kita seperti bayangan? Kini kita bisa bersentuhan!"

Langkah Seulgi terhenti, dia menatap Irene lalu tangannya terangkat untuk menyentuh wajah gadis itu, namun tangannya hanya menembus wajah Irene, seperti bayangan seperti biasanya.

Girl At School ✓✓ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang