08.

209 35 5
                                    

"Jiwon-ah.."

"Jiwon-ah sadarlah!"

"Yak! Park Jiwon!"

"A-ada apa dengannya?"

"Kumohon sadarlah..."

Jiwon tersentak bangun. Kedua tangannya langsung memegang tenggorokannya, napasnya tersengal-sengal saat mengingat cengkraman kuat di lehernya.

"Jiwon, apa yang terjadi?"

"Kau baik-baik saja?"

"Ada apa denganmu?"

"Gwaenchana, Jiwon-ah?" Hyunho bertanya khawatir.

"A-aku merasa seperti di cekik oleh seseorang" Jiwon.

Junhee menyingkirkan rambut Jiwon yang menutupi rambutnya. Dan benar saja. tampak jelas bekas lilitan tercetak jelas disana. kemerahan yang mengelilingi leher Jiwon, membuat yang lain berpikir jika ada seseorang yang mencoba membunuhnya dengan kain saat malam hari.

Terlalu banyak pertanyaan yang keluar dari mulut teman-temannya, membuat Jiwon rasanya ingin pingsan kembali.

"Hei, bangunlah Lee Jooyoung" Mina.

Suara Mina mengalihkan fokus mereka. Terlihat jika Mina sedang menggoyang pelan tubuh Jooyoung.

Sirine kembali terdengar.

"Pada malam hari, Lee Jooyoung dieksekusi oleh Mafia."

"Lee Jooyoung adalah Warga."

Semua orang terkejut mendengar pengumuman itu.

"Sebelum pemungutan suara terakhir ditutup, Polisi menggunakan Keahlian mereka.

Dokter menominasikan siapa yang harus Disembuhkan.

Dokter menominasikan Park Jiwon."

Jiwon bangkit dari duduknya. Setelah mendengar kelanjutan dari pengumuman itu, pikiran Jiwon berkecamuk. Jiwon kembali meraba lehernya mengingat apa yang terjadi.

Apa ada Dokter lain selain dirinya? berapa banyak Dokter disini? jika Dokter menominasikan Jiwon, itu berarti Jiwon sudah mati malam tadi.

...

Semua orang bekerja sama untuk memindahkan mayat-mayat dari aula pertemuan ke ruang pendingin yang ada di kantin.

Awalnya, hanya ada tubuh kaku Yool dan Jowoon di ruang pendingin. Hanya dalam semalam, ruangan itu kini sudah di penuhi dengan tubuh-tubuh takf bernyawa lainnya.

Setelah selesai membawa semua tubuh ke ruang pendingin, mereka melakukan doa bersama untuk menghormati kepergian teman-teman sekelas mereka, sebelum meninggalkan ruangan.

Ketika semua orang pergi, hanya Jiwon yang masih diam di posisinya. Walau bibir sudah membiru, seluruh badan bergetar kedinginan, Jiwon masih tak beranjak dari posisinya, Ia sangat merasa bersalah dengan ini semua. Kejadian tadi malam membuat semua orang trauma.

Tiba-tiba terdengar suara samar-samar memanggil namanya.

"Jiwon.."

"Park Jiwon.."

"Jiwon-a"

Jiwon yang mendengar itu pun langsung melihat ke sekeliling.

Ko Kyungjun (𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐡𝐚𝐬 𝐜𝐨𝐦𝐞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang