12.

214 44 3
                                    

Alunan nada berbeda menandai hari baru. menyambut semua orang dari lelap mereka. Untuk kali kedua Jiwon bangun dengan jantung yang berdegup kencang.

Kyungjun dengan perlahan membuka matanya—dan sudah mendapati wajah cantik Jiwon yang berada di dalam pelukannya.

Jiwon yang menyadari tatapan aneh Kyungjun pun langsung bangkit dari tidurnya, begitu juga dengan Kyungjun.

"Kau baik-baik saja?" tanya Jiwon dengan suara serak.

Kyungjun mengangguk, lalu berdiri, pemuda itu membuka Rolling door yang masih terkunci.

"Pada malam hari,

Park Jisoo dieksekusi oleh Mafia."

"Park Jisoo adalah Warga."

"Jisoo??" Kyungjun.

"Semua peserta, identifikasi Mafia dan mulai memilih."


Jiwon langsung berlari keluar mencari keberadaan Jisoo dan Yoojoon.

Suara dari salah satu kamar di lantai tiga menarik perhatian semua orang. Ratapan kesedihan mulai semakin jelas terdengar.

Yoojoon memeluk tubuh Jisoo yang sudah lemas tak bernyawa. Yoojoon menangis tersendu-sendu sambil memanggil nama kekasihnya, berharap dia akan kembali membuka matanya.

Pintu kamar itu kini sedikit terbuka, dengan lubang yang jelas adalah hasil dari hantaman sesuatu.

Jiwon menatap sedih kearah Yoojoon yang menangis tersendu-sendu sambil memeluk tubuh tak bernyawa itu. Jiwon tak bisa membayangkan jika dirinya berada di posisi Yoojoon.

Lagi-lagi, Jiwon memikirkan Kyungjun—bisakah Jiwon menyelamatkan Kyungjun? atau ia mati lebih dulu sebelum berhasil menyelamatkan karakter kesayangannya itu?

...

Lagi dan lagi. Murid-murid yang masih hidup kembali berkumpul, kali ini atas permintaan Kyungjun.

"Kenapa kau ingin menemui kami?" tanya Yoonseo tak mau membuang waktu.

Sebelum perdebatan kembali di mulai, Jiwon memilih mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang berada di samping Kyungjun. Sedangkan Kyungjun duduk di dekat tumpukan barang-barang tak terpakai.

"Park Wooram adalah Mafia." Kyungjun yang awalnya hanya duduk, kini menghampiri kelompok yang baru datang.

Kyungjun menirukan pengumuman kemarin—"Park Wooram adalah Mafia." Jelas Kyungjun sedang mengejek atas kemenangannya karena sudah berhasil membuktikan dirinya tak bersalah.

"Lihat, kan? Apa kubilang?" Kyungjun.

Seungbin bertepuk tangan heboh, "Firasat Kyungjun memang terbaik."

"Apa yang dilakukan Polisi? Belajarlah darinya." Seungbin kembali memuji bosnya dengan bangga.

Kyungjun berdehem keras, "Dan apa yang dilakukan Dokter?"

Jiwon tersedak kecil. Ia memang belum memilih siapa-siapa untuk disembuhkan. Jiwon harus lebih dewasa dalam berpikir sekarang.

"Memangnya kau siapa?" Hyunho mendesis tak suka dengan sifat arogan Kyungjun.

"Aku Warga." jawab Kyungjun sambil menatap satu per satu dari mereka.

"Satu-satunya yang bisa membuktikan peran." Kyungjun.

"Kau hanya beruntung menebak orang yang benar" Somi.

Mendengar komentar Somi, Kyungjun mengedikkan bahu tak acuh, "Aku rasa Mafia ada di antara orang-orang yang memilihku kemarin. Kalian memihak Wooram dan mencoba membunuhku."

Ko Kyungjun (𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐡𝐚𝐬 𝐜𝐨𝐦𝐞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang