Hari ini hari Senin, kami kembali pada rutinitas kami, aku kembali bimbingan bab 4 dengan dospem (dosen pembimbing) ku, sedangkan Emir kembali bekerja di kantor milik ayahnya, pagi itu Emir membangunkan ku pukul 7 pagi, sebelum dia sarapan dan berangkat, ia terus membangunkan sampai aku membuka mata dan berpikir.
"Kamu hari ini mau kemana?" Emir bertanya padaku
"Ke kampus" ucapku sambil menguap
"Siap-siap, saya antar kamu ke kampus" ucapnya lagi tiba-tiba
"Ck ga bisa Emir, aku belum siap-siap, belum mandi, belum dandan" ucapku lagi sambil membuka mata
"Saya tunggu setengah jam kalau kamu ga saya antar, ga usah kemana-mana hari ini" ucapnya tegas
Aku segera menuju kamar mandi untuk bersiap, Emir pun keluar dari kamarku, aku mandi sambil menggerutu, semua kegiatanku diburu-buru, setelah mandi 10 menit aku menggunakan pakaian sambil diselingi skincare, setelah menggunakan pakaian dan skincare, aku segera memakaikan make up tipis dengan lip ombre yang sangat ku suka, setelah ku pastikan semua bagus, aku segera membawa laptop tak lupa dengan flaskdisk juga.
Aku sudah menaiki mobil Emir, dia melihatku dari atas sampai bawah, kemudian menggelengkan kepala lagi, aku pun merasa aneh dan mulai bertanya
"Kenapa lihat aku begitu?" tanyaku
"Ga, aneh aja" ucapnya singkat
"Aneh apanya? Perpaduan warna ku aneh? Lipstikku pucet? atau apa?" tanya ku dengan panik
"Bukan, kemaren malem pergi dandanannya kayak pembantu, sekarang pergi dandanannya kayak tuan putri" ucapnya
"Pembantu?" tanyaku lagi
"Iya, dasternya jelek, pake kardigan, rambut cepol ngasal ga rapi, pake tas kecil, pake liptint tapi warnanya merah pula" ucapnya mendetail
"Ya kan itu pergi makan doang bentar, lah ini ngadep dospem" ucapku sinis
"Ho kamu pacaran sama dospem ya? oh atau kamu punya gebetan ya di kampus, kasih tau ke saya sih biar saya tau orangnya" ucapnya sambil meledek
"Kamu ini kenapa sih Emir, suka cari-cari ribut aja, aku ini mau bimbingan lho, eh eh aku berhenti di sini yaa" ucapku, aku melihat ada tempat fotokopi yang sudah buka, aku ingin print hasil revisiku kemudian aku akan berangkat sendiri ke kampus
"Kenapa?" tanya Emir
"Aku mau ngeprint, kamu boleh langsung pergi aja, aku abis dari sini langsung ke kampus" ucapku santai
"Saya tunggu aja" ucapnya singkat
Aku pun mengedikan bahu dan segera keluar mobil untuk memprint hasil revisiku, tak lama setelah itu aku kembali ke mobil dan Emir melajukan kembali mobilnya
"Kamu kenapa nungguin aku? Kampus ku lumayan jauh, nanti kamu terlambat masuk kerja" ucapku lagi
"Ya resiko beristri ga bisa nyetir ya gitu, disupirin kemana pergi" ucapnya santai
"Kok gitu? kamu tau aku ga bisa nyetir darimana?" tanyaku lagi
"Kemarin ada mobil nganggur di rumah, kamu malah jalan kaki, ga mungkin dong kamu iseng aja biarin mobil nganggur, dan kemaren kamu juga nebeng sama saya sampe cafe, apa itu namanya bisa nyetir?" tanyanya padaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Kami Tak Setara
Roman d'amourAku di nikahkan, namun kami merasa biasa saja, awalnya memang keberatan, namun ternyata rasanya biasa saja, namun semakin lama kami merasa semakin aneh, entah apa yang terjadi?