Happy Reading...
Dibalik keheningan ini ternyata Marvel, Hafidz, Putra, Reza, dan Nathan sedang memberitau teman temannya supaya menjemputnya agar bisa keluar dari rumah Nayna.
"Nay kenapa kita ga boleh keluar rumah lo sendiri? Maksudnya cuma kita berlima gitu" tanya Marvel pada Nayna.
"Karena, kalo lo pada keluar pasti bakalan kabur entah kemana" jawab Nayna.
"Engga lah, kita ga kaya gitu" jawab Putra.
"Halah, jangan percaya deh, ngomongnya engga tapi di dalam hati 'jelas lah kesempatan ga dateng dua kali' pasti gitu" Lena ikut menyahut.
"Ahh tau aja lo len" ucap Nathan.
"Tau lah, gw bisa teleportasi kok" ucap Lena sombong.
"Hah teleportasi? Hebernasi kali yang ada" sahut Reza.
"Hibernasi pala lo, yang bener tuh dehidrasi" sahut Nathan lagi.
"Udah diem salah semua, lo juga len diem!" Hafidz marah, Lena yang mendengar bentakan dari Hafidz pun tertunduk.
"Lo kok malah bentak Lena si, lo tau ga si Lena ada trauma terhadap bentakan" ucap Nayna ngegas.
"Bener tuh, jangan bentak dong" Clara ikut menjawab, lalu menarik Lena agar mendekat ke arah Clara dan Nayna ikut mendekat.
Setelah mendengar perkataan itu Hafidz hanya bisa diam, dia merasa bersalah karena sudah membentak Lena, orang yang dia sayangi (maybe)
Suasana hening, tidak ada yang berbicara, Lena di peluk oleh Nayna dan Clara, agar Lena tenang dan tidak kaget atas bentakan Hafidz.
"Hening banget sii, ga seru ahh" ucap Nathan mencairkan suasana.
"Lo diem dulu deh, ga usah berisik" jawab Putra pada Nathan.
Hafidz menarik nafas panjang, dia ingin berbicara. "Len, Lena gw mau ngomong nih" ucap Hafidz memberanikan diri untuk berbicara.
Lena hanya mendongak menatap wajah Hafidz. "Ngomong aja" ucap Lena lirih.
Hafidz mendekat dan memegang tangan Lena. "Len, gw minta maaf ya udah bentak lo, gw ga maksud buat bentak lo, ga juga ga tau tentang itu, jadi maafin gw ya len" Lena kaget mendengar ucapan Hafidz yang memohon meminta maaf padanya.
Lena terdiam "ga papa fidz, dah gw maafin kok" ucap Lena tulus.
Hafidz ingin menarik Lena tapi di tahan olah Nayna. "Jangan sekarang, nanti aja" ucap Nayna pk dengen keadaan Lena.
Lena memang ada trauma tersendiri terhadap itu, karena orang tuanya sering membentaknya dulu.
Sudah beberapa menit mereka terdiam, tidak ada yang berani bersuara bahkan mereka tidak bermain hp sama sekali.
Tiba tiba ada yang mengetuk pintu rumah Nayna.
"Clar bukain sana" suruh Nayna kepada Clara. Clara hanyak mengangguk dan beranjak dari duduknya untuk membuka pintu.
Clara kaget, ternyata terdapat segerombolan cowo berjaket hitam.
"Kalian siapa?" Tanya Clara wes was.
"Jadi gini, ehemm kami di sini ingin menemui inti kami, apakah mereka ada disini?" Ucap salah satu dari mereka untuk perwakilan.
"Inti? Inti apaan dehh?" Tanya Clara keheranan.
Clara akhirnya mempersilahkan mereka untuk masuk.
"Assalamu'alaikum" ucap mereka serempak.
"Wa'alaikumsalam " ucap semua orang yang ada di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 VS 5
أدب المراهقين3 gadis cantik di pertemukan oleh orang tua salah satu gadis dengan 5 cowo moswantet nakal, mereka akan menjalani hari disatu rumah. Dengan pandangan pertama 3 cowo sudah menyukai 3 gadis cantik itu, bagaimana kisahnya apakah mereka akan menjalani h...