Happy Reading....
Lena masih gelisah dan mencoba mengeringkan bajunya agar is bisa cepat keluar dari toilet. Tapi tidak ada hasil ia sudah menetap di toilet itu selama 20 menit dan bel masuk hampir berbunyi.
"Aduhh gimana dongg, dari tadi ga kering-kering mana masih kelihatan lagi" ia sudah hampir menyerah.
Tok tok tok...
ketukan pintu terdengar dari arah luar "Len lo masih di dalem?" ya itu adalah suara Clara.
"Ra itu lo kan" tanya Lena balik.
"Iya len ini gw, lo kenapa ga keluar keluar sii udah lama lohh ini" teriak Clara.
"Eee ini ra baju gw basah" ungkap Lena.
"Kok bisa sii lo ngapain aja coba" sahut Nayna.
Lena pun membuka pintu Clara dan Nayna terkejut karena melihat Lena yang basah kuyup.
"Astaga Lena lo mandi apa gimana sii" teriak Nayna.
"Nay kecilin suara lo itu ahh brisik tau ga" cletuk Clara.
"Adalah nanti aja gw ceritain, dingin nih badan gw" Lena sudah mulai pucat dan menggigil.
"Fidz beliin sragam buat Lena buruan!" teriak Nayna pada Hafidz yang di luar.
Hafidz langsung berlari menuju koprasi untuk membeli sragam untuk Lena, sedangkan Lena di beri sweater milik Nayna. Tak lama kemudian Hafidz sudah kembali dan memberikan sragam itu pada Clara.
"Len ganti dulu gih keburu masuk angin nanti" Clara menyodorkan sragam itu pada Lena, Lena hanya mengangguk dan masuk kedalam lagi.
Tak lama kemudian Lena keluar dan sudah memakali sragam barunya, tetapi rambutnya masih sedikit basaha.
"Udah yuk balik kekelas udah bel ini loh" ucap clara dan diangguki oleh semua orang.
Mereka ber8 berjalan ceker menyusuri koridor yang sudah sepi dan mereka menaki tangga untuk menuju lantai 2 menuju kelas mereka, benar saja guru sudah ada dikelas beberapa menit lalu.
"Maaf bu kita terlambar" ucap clara menunduk yang lain juga ikut nunduk.
"Kalian ini darimana saja, saya sudah berada di kelas ini beberapa menit lalu, dan kamu itu anak baru sudah berani terlambat dijam saya" teriak guru itu menunjuk Nayna.
"Kalian tidak usah mengikuti jam pelajaran saya, keluar kalian!" teriak guru itu.
"Baik bu" jawab mereka serempak.
"Guys maafin gw ya, gara-gara gw kalian ga bisa ikut pelajaran" Lena merasa bersalah.
"Engga papa len, emang nya kenapa lo bisa basah semua kek gitu?" tanya Nayna.
"Tadi gw ga sengaja kesiram" bohong Lena.
"Ga mungkin bisa sampe gitu kalo ga sengaja, jujur aja udah" cleruk Nathan.
"Emm bener kok" elak Lena.
Mereka hanya diam setelah mendengarkan Lena bicara, sebenernya Lena sudah beberapa kali di bully olah mereka, entah secara lisan maupun perbuatan itu terjadi sudah sekitar 2 mingguan, Lena pun tak tau apa penyebab ia dibully tapi Lena tak memberi tahu siapapun.
"Jalan-jalan keliling sekolah yuk gabut nih" ungkap Reza yang sedang tiduran di lantai.
"Mau jalan-jalan kemana emangnya, ga ada tujuan banget deh" cletuk Clara.
"Ya kemana kek, rooftop aja gimana?" usul Reza.
"Gas sii kata gw" ajak Nathan.
Mereka semua pun berjalan menuju rooftop untuk mencari angin, tak lupa mereka membeli makanan terlebih dahulu.
mereka disana sekalian bolos dan tidak kembali kekelas sampe jam pelajaran berakhir hingga bel pulang berbunyi. Aktifitas yang mereka lakukan hanya tidur main game dan juga gibah, tak ada aktivitas lainnya.
"Pulang yuk, yang lain dah pada pulang juga tuh" ajak putra yang tengah melihat kerumunan orang yang keluar dari gerbang.
"Ahh gw males pulang, ke markas aja yuk lah" ajak Reza.
"Dih ga betah lo dirumah gw?" judes Nayna.
"Hehe ga gitu nay, cuma bosen aja gitu" sahut Reza sambil menampakkan gigi rapinya.
"Emang boleh nih kita ke markas?" tanya Putra.
"Nay mampir markas aja yuk" ajak Nathan.
"Ayuk aja sii gw juga penasaran nih sama markas kalian kek apa sii" Tanya Nayna meragukan.
"Yaudah yuk lah ambil tas dikelas dulu" ajak Reza dan berjalan terlebih dahulu dan di ikuti yang lainnya.
Setelah mareka kekelas untuk mengambil tas, mereka bergegas menuju parkiran untuk berkendara menuju markas. Tak lama kemudian sekitar 20 menitan mereka sudah sampai di markas.
"Akhirnya... YUHUUU I'M ALL BACK, pasti kalian kangen gw kan, pasri dong gw kan ngangenin" teriak Reza kepedean.
"Dih pede kali kau" kerus salah satu anggota yang sedang duduk di depan tv.
"Kan fakta" lanjut Reza.
Mereka ber5 berjalan menuju kamar masing-masing untuk mengganti baju mereka, yang cewe juga ikut tapi di kamar lain.
Btw setiap anggota memiliki kamar masing-masing untuk sekedar beristirahat atau privasi lainnya.
Setelah dari kamar mareka turun kebawah untuk bergabung dengan yang lainnya.
Marvel melihat handphone nya "kalian pada laper ga?" ia melihat jam yang ternya sudah pukul 14:30 yang artinya sudah lewat jam makan siang.
"Laper nih, kenapa? mau lu pesenin makanan?" Nathan balik bertanya.
"Kalo pada mau pesen aja, buat semua sekalian hitung ada barapa orang disini" teriak Marvel yang ingin mentraktir anak-anak.
"Siap bos!!" seru Reza dan Nathan yang siap menghitung.
"Banyak duit lo mau traktir kita semua?" Nayna meremehkan.
Marvel mendeket lalu...
"Nay lo belom tau siapa sebenernya gw" Marvel berbisik pada Nayna, Nayna hanya tersenyum menanggapi.
Setelah beberapa saat mereka menunggu kedatangan makanan, akirnya datang juga mereka memakan dengan tenang tanpa keributan, ya walaupun masih ada yang bertengkar karena kepunyaannya di ambil.
Semuanya sudah selesai makan...
"Kalian pada mau nginep sini ga?" salah satu anggota menanyakan itu kepada Marvel.
"Engga, gw tidur dirumah Nayna"
Mereka hanya mengangguk saja.
***
Sesampainya di rumah mereka beberes mandi dll.
Mereka sudah berkumpul di depan tv hanya mengobrol santai.
"Nay gw takut" ungkap Lena.
"Emangnya lo masih di teror? padahal udah disini loh" Lena menyodorkan handphone nya kepada Nayna dan Clara.
"Apa sii gw juga penasaran" Reza dan Nathan ikut mendekat.
Mereka melihat room chat dari orang yang tidak di kenal, disana hanya terdapat nomor saja, tidak ada nama.
Chat itu berisi ancaman dan gertakan untuk Lena.
"Len lo ngapain sampe di ancam bunuh gini len?" Reza mendekat ke arah Lena dan duduk di sebelahnya.
Hafidz merampas handphone yang ada di tangan Nayna, ia membaca chat itu dengan seksama.
"Ternyata banyak yang gw ga tau tentang lo len, termasuk masa lalu lo" batin Hafidz yang sudah lemas, ia juga geram akan hal itu. Mervel yang tak tau apa-apa mengambil alih handphone Lena dari genggaman Hafidz yang sudah bengong.
"Apa-apaan sii ini, Len dia siapa? siapa tau kita bisa bantu lo" geram Marvel.
"Sebaiknya jangan gegabah, orang yang neror Lena bukan sembarangan ini" ujar Nayna menenangkan.
"Lena yang terlihat polos ternyata punya masalah yang cukup rumit ya" batin Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 VS 5
Teen Fiction3 gadis cantik di pertemukan oleh orang tua salah satu gadis dengan 5 cowo moswantet nakal, mereka akan menjalani hari disatu rumah. Dengan pandangan pertama 3 cowo sudah menyukai 3 gadis cantik itu, bagaimana kisahnya apakah mereka akan menjalani h...