"Kalau misal lo dikasih kesempatan sama Tuhan buat menghapus satu kenangan dari hidup lo, apa yang bakal lo hapus?"
Rora terdiam merenungi pertanyaan dari Wonbin, sambil sesekali membuka kuaci-kuaci kecil yang dibawa Wonbin dari rumahnya. Mereka berdua berniat menghabiskan malam bersama sambil menonton netflix di kamar Rora.
"Anton?" Jawab Rora pelan dengan sedikit keraguan dalam nada bicaranya.
Wonbin yang tadinya asik memilih film yang akan mereka tonton mendadak langsung menoleh ke arah Rora. "Kenapa?" Suara Wonbin juga menjadi lebih halus saat Rora menyebut nama orang itu lagi, dia hanya tidak mengerti apa yang terjadi diantara mereka berdua sehingga sebegitu inginnya gadis di sampingnya ini menghapus semua tentangnya.
"Ngga nyaman aja Bin, rasa sakit pas dia pergi bener-bener bikin gue ngga nyaman bahkan sampai saat ini" penjelasan Rora cukup bagi Wonbin mencerna sedikit keadaan kala itu. Kala dimana Rora menangis setiap hari tanpa henti karena kepergian Anton yang cukup mendadak baginya.
"Gue rasa ngga hanya itu kan?" Pertanyaan Wonbin segera dihentikan Rora "udahlah. Capek gue"
Kepala Wonbin mengangguk dua kali lalu kembali asyik memilih film yang akan dia tonton malam ini sementara itu dibelakang Wonbin, Rora terdiam sejenak. Kemunculan Anton sebagai siswa baru disekolahnya waktu itu berhasil membawa kembali kenangan yang sebenarnya sangat enggan dia ingat dan ketahuilah sebuah rahasia yang sebenarnya dipendam Rora.
Sebuah fakta bahwa sebenarnya dia tidak pernah berniat menyukai Sungchan sedikit pun sejak awal, dia menyukai Sungchan karena terbiasa melihat laki-laki itu pergi kemana saja bersama Anton.
Alias, selama ini diam-diam Rora memantau setiap gerak gerik Anton dibalik topeng wajah acuhnya itu.
Rasa sayangnya masih terpahat jelas didalam hatinya namun lukanya juga terlalu menyakitkan bagi Rora.
GREB
Tangan Rora melingkar di perut Wonbin, memeluk laki-laki itu dari belakang dengan sangat erat, "Kenapa lagi?" Tanya Wonbin yang sudah biasa mendapat pelukan dari Princessnya ini.
"Gue sayang banget sama lo Bin, sayang pake banget banget banget" kepala Rora mendusal dipunggung Wonbin dan berhasil membuat Wonbin tertawa cekikikan karena geli.
"Anjing, udah. Iya gue tahu lo kecintaan sama gue. Pasti kalau gue bukan saudara lo, udah lo ajak ciuman dari dulu"
"BAJINGAAAANNNN", teriak Rora dengan penuh kekesalan berkat rasa percaya diri Wonbin yang setinggi awan itu.
......
Sungchan menyerahkan sekotak penuh pancake buatannya pada Rora yang masih terkesima melihat pancake mengkilap penuh dengan plum syrup dan buah-buahan segar diatasnya, "Serius ini kamu buat sendiri?" tanya Rora dengan nada penuh keheranan. Sungchan mengangguk dengan senyuman yang belum luntur dari wajahnya sejak tadi
Pagi-pagi buta dia membuat keributan dirumahnya, membangunkan seluruh anggota keluarga yang berpikir anak setinggi tiang listrik itu tengah kesurupan sambil membuat adonan pancake bersumber dari YouTube. Bahkan Mamanya berulang kali menyentuh dahi putra bungsunya memastikan bahwa dia tidak tengah demam tinggi, karena Sungchan benar-benar tidak mau menyentuh dapur sebelumnya.
Lino tertawa dari lantai atas melihat adiknya kalang kabut menyiapkan banyak hal demi membuat sarapan untuk gadis yang dia suka. "Mau bakar rumah bro?" Suara gelak tawa Lino menggema keseluruh ruangan saat sekumpulan asap mulai keluar dari Teflon panas pancake Sungchan. Tidak mau ribut Sungchan hanya mengacungkan jari tengahnya pada sang Kakak.
Sungchan menggelengkan kepalanya, menghapus memori kejadian brutal yang dia lakukan tadi pagi lalu kembali fokus pada Rora yang masih kagum dengan pancake buatannya. "Kamu keren bangettttt"
BRUG
Rora memeluk Sungchan erat menyalurkan rasa bangga sekaligus sayangnya pada sang pemilik hatinya saat ini, "Makasih banyak, aku kaya mau perang pas buat pancake tadi pagi" nada bicara Sungchan yang menggemaskan berhasil membuat Rora tertawa.
"Tapi itu gosong, kocak" Wonbin mencibir tingkah Rora yang berlebihan padahal pancake Sungchan sudah hampir gosong.
Rora mendelik, sungguh ia membenci sifat Wonbin yang sering merusak suasana indahnya dengan Sungchan.
"Gimana ngga gosong, lo ngga denger dia buat pancake aja kayak mau perang" tambah Ruka sambil menoel-noel Pancake Sungchan dengan garpu.
Sungchan melempar penghapus ke arah Ruka karena gadis itu terlalu banyak berkomentar akan pancake nya yang padahal dirinya sendiri berusaha percaya diri menyerahkan pancake dengan tingkat kematangan maksimum level tinggi.
TOK TOK TOK
"Chan, ayo ditungguin yang lain", seseorang dengan suara halusnya namun berat memanggil Sungchan diambang pintu kelas Rora. Perawakannya yang tinggi dan gagah cukup membuat beberapa pasang mengaguminya, apalagi para penggemarnya dengan buru-buru mengambil beberapa foto dengan Hp mereka.
"Lo ngga manggil gue?" Wonbin menimpali ucapan orang tadi dan langsung diberikan jari tengah tepat setelah menyelesaikan ucapannya, "kan lo sendiri yang ngga mau ikut bikin bajunya sat"
Wonbin mengacungkan jempol kearah Anton.
Iya orang itu adalah Anton.
Sejak tadi Rora mendadak diam berdiri disebelah Sungchan, jantungnya seakan berhenti berdetak saat Anton muncul untuk pertama kali di kelasnya dengan keadaan bahwa Sungchan juga tengah bersamanya saat ini.
Jangan tanya bagaimana dengan percaya dirinya dia menyatakan cinta pada Sungchan hari itu dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak peduli dengan kehadiran dan respon Anton akan sikapnya, karena rasa cintanya pada Sungchan sangat membuncah pada saat itu.
"Nanti gue susul" Anton langsung menggeleng mendengar jawaban Sungchan "ngga bisa. Gue udah capek capek nyusulin lo yang asik ngebucin. Buruan!"
Anton berjalan duluan meninggalkan Sungchan yang tengah berpamitan dengan pacarnya, tidak lama Sungchan mengalungkan tangannya pada pundak Anton lalu mereka berjalan bersama menuju studio latihan mereka.
Nyatanya Anton, Rora, dan Sungchan tidak akan pernah bisa menghindari lingkaran takdir yang saling mengikat diantara mereka bertiga, meskipun Rora yang terus saja mengacuhkan kehadiran Anton namun tertahan oleh sebuah rasa sayang yang kini berusaha ia tutup rapat-rapat semenjak hatinya merasakan getaran yang berbeda pada Sungchan, serta tali persahabatan Sungchan dan Anton yang jelas akan dipertaruhkan apabila nantinya fakta masa lalu terbuka atau sengaja dibuka oleh Anton itu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Plot and The Twist -SUNGCHAN X RORA-
FanfictionRora menyerahkan sebuah buket bunga berwarna merah muda kepada Sungchan dengan wajah tegasnya dia mengatakan, "Gue suka sama lo" Sungchan terkejut wajahnya tampak kebingungan, sementara itu Vivian kekasihnya melotot mendengar kata yang terucap dari...