"Jalanan gelap penuh dengan suara jangkrik, tapi hati-hati dengan suara langkah kaki yang mengikuti."—HELP ME!
|||
Sean berlari tergesa-gesa untuk mengejar waktu. Dirinya telat bangun karena terus terpikir tentang pembicaraan dirinya dengan teman-teman di grup, tadi malam.
"Sialan. Gue, pasti telat nih." Sean mengecek jam tangan nya yang menunjukkan bahwa jam pelajaran akan segera dimulai. "Lagian, nih sekolah besar amat dah." Sean terus berlari. Sampai akhirnya sampai di depan kelasnya. Ia berhenti untuk menetralkan deru nafas nya.
Pintu tiba-tiba terbuka. Membuat alih Sean teralihkan, dirinya sudah pasrah pasti didepan nya akan segera muncul seorang guru. Namun, apa yang dipikirkan Sean salah. Ternyata yang keluar ialah William.
William yang melihat Sean bercucuran keringat dengan nafas tersengal-sengal, akhirnya bertanya. "Kenapa Lo? Kayak abis di kejar psikopat aja." Kekeh William.
Sean memutar mata nya malas. Bisa-bisanya William mengejeknya seperti itu. "Gue, telat gila. Gue, kira udah masuk jam pelajaran," ucapnya. Menyunggar rambut yang sedikit basah karena keringat.
William tertawa terbahak-bahak mendapat pengakuan dari Sean. "Yaudah sana masuk, bentar lagi juga guru bakal ngajar," ujar Wiliam.
"Lo, juga mau kemana?" tanya Sean.
William menyodorkan selembar tisu kepada Sean. "Gue, mau ke kamar mandi dulu. Nih, tisu elap dulu keringat Lo sebelum masuk." Sean menerima tisu itu. Kemudian William melenggang pergi dari hadapannya.
Sean buru-buru masuk ke kelas sebelum guru melihatnya terlambat. Setelah meletakkan tasnya di kursi dan mendudukkan dirinya. Sebuah pertanyaan terlontar dari mulut seseorang.
"Tumben Lo, telat Sean. Biasanya Lo paling cepet, kenapa?" tanya Trian.
Sean menjawab. "Gue, nggak bisa tidur. Karena pesan Lo pada di grup, gue jadi kepikiran terus tentang kepala sekolah "
Trian terkekeh ringan. "Baru satu tragedi yang kita ceritain, gimana nanti kalo semua. Bisa-bisa Lo nggak makan dan nggak tidur."
"Lo harus tahu sih Sean, kalo di sekolah ini banyak banget nyimpen misteri," ujar Bian menambahkan.
"Nah, bener tuh kata Bian. Itu baru satu tragedi masih banyak tragedi tahun lalu sebelum Lo pindah." Arvin ikut gabung dalam pembicaraan ini.
"Kalo Lo mau tahu, nanti kalo ada waktu, kita ceritain. Sama kita juga mau nanyain sesuatu yang penting sama Lo." Randy berucap seperti itu. Membuat Sean was-was. Apakah mereka sudah tahu tujuan dia pindah ke sini.
Sean hanya mengangguk. Lalu pintu kelas terbuka menampakkan Wiliam diikuti seorang guru laki-laki yang akan mengajar di jam pelajaran pertama.
Namun, wajah William terlihat berbeda kali ini, tidak seperti tadi mereka bertemu di depan kelas. Kini wajahnya menampilkan kemarahan dengan rahang yang mengeras.
Sean memperhatikan William yang duduk dengan sedikit menendang meja.
Farrel yang di belakang nya, mencoba menanyakan apa yang terjadi. Apakah terjadi sesuatu sampai membuat William terlihat marah dan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELP ME! | High Star School
Teen Fiction[ IDE MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR, TIDAK ADA CAMPUR TANGANNYA DENGAN KARYA ORANG LAIN ❗] Seorang cowok yang rela pindah sekolah demi mencari tau penyebab kematian sang Kakak yang dirasa cukup aneh. Karena pihak sekolah menutupi kasus ini sebagai kas...