"Bahkan jika kita memilih untuk tetap tinggal di bumi dan berakhir menjadi abu akibat gelombang panas itu, kita akan bertemu kembali di kehidupan selanjutnya sebagai tujuh manusia dengan takdir yang sama. "
"Mari bertemu lagi di kehidupan selanjutny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•
"Dek ayo nanti kita ketinggalan kereta." Teriak seorang laki-laki dengan kedua tangan yang sibuk mengoleskan selai.
Terdengar suara langkah kaki terburu-buru. Seseorang muncul dari arah tangga dengan baju berantakan serta rambut yang acak-acakan, tidak sempat untuk di rapihkan.
"Abang... kenapa ga bangunin aku si," Ucapnya dengan wajah di tekuk lantaran kesal "Jadi kesiangan kan, mana hari ini ada ulangan matematika lagi."
Jay memutar kedua bola matanya malas, apa-apan anak ini sudah membuat mereka telat sekarang malah menyalahkan dirinya pula. Padahal setengah jam lalu dia sudah menyuruh adiknya untuk bangun, dasar anaknya saja yang susah untuk di bangunkan.
"Udah abang gedor-gedor dasar kamunya aja yang susah kalo di bangunin, mangkanya kalo malem jangan main game mulu," Adiknya itu memang maniak game, selalu saja lupa waktu kalau sudah duduk di depan komputernya "Udah ayo keburu ketinggalan kereta nih," Ucapnya sambil menyodorkan sepotong roti.
Yang di omelin cuman nyengir sambil menerima rotinya "Ayo bang."
Sebenarnya mereka tidak satu sekolah karena Jay yang baru saja memasuki perkuliahan, sedangkan adiknya Ziel masih berada di sekolah menengah atas. Berhubung jarak kampus juga sekolah mereka yang berdekatan, jadi lah mereka memutuskan untuk selalu berangkat bersama.
Pagi ini cuaca sangat cerah tidak ada awan yang mengganggu, hanya warna biru laut sejauh mata memandang. Suasana di setasiun tidak pernah sepi selalu saja ramai, orang-orang sibuk berlalu lalang. Sebagian dari mereka berlari-lari kecil dan sebagian lagi hanya berjalan santai, menandakan kalau mereka berasal dari golongan berada yang mempunyai cukup uang untuk memesan kapsul terbang agar tidak repot-repot berebut tempat duduk.
Setelah berlarian yang cukup menguras energi, dua kakak beradik itu bisa bernafas lega setelah melihat kereta yang biasa mereka naiki masih ada. Dengan cepat keduanya menaiki kereta, kemudian menempelkan telapak tangan mereka masing-masing yang otomatis akan mengeluarkan hologram berbentuk persegi untuk melakukan pembayaran. Mereka memilih di setasiun berapa mereka akan turun, dengan itu mesin pembayaran akan otomatis mengurangi nominal uang yang mereka punya.
Berbicara mengenai uang, beberapa tahun lalu, para petinggi negeri sempat melakukan pertemuan besar-besaran, mereka sepakat untuk merombak seluruh sistem keuangan dunia. Mata uang global atau mata uang tunggal yang berarti semua negara memiliki satu mata uang yang sama. Hal ini untuk mempermudah bagi suatu negara untuk melakukan jual beli, bertukar informasi maupun teknologi.
Tentu saja itu tidak berjalan dengan mudah karena ada sebagian dari mereka yang menentang, menganggap semua itu akan merusak sistem yang sudah di bangun sejak dulu. Mereka takut akan terjadinya inflansi di suatu negara karena mereka yang kehilangan kekuatan untuk menentukan kebijakan moneter. Karena tentu saja setiap negara memiliki kondisi yang berbeda-beda. Untung saja pemerintah sudah menyiapkan solusi untuk permasalahan ini dan pada akhirnya mereka semua menyetujui untuk mengubah tataan uang dunia. Mata uang di seluruh dunia resmi di ganti dengan mata uang tunggal. Negara tidak perlu lagi mencetak uang kertas maupun logam mereka menggunakan sistem uang digital dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Jika kalian pikir uang digital tidak aman karena rentan mengalami peretasan maka kalian salah sebab mereka memiliki sistem keamanan tersendiri yang sangat mustahil untuk di ubah.