BAB 3

357 186 105
                                    

Seven star

"Ayo tunjukkan kepada semua orang bahwa kamu bisa terus berkembang "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo tunjukkan kepada semua orang bahwa kamu bisa terus berkembang "

Sudah lebih dari dua minggu Jay mencari keberadaan adik dan ayahnya, tapi dia belum menemukan keberadaan mereka berdua. Dia sudah mencoba mendatangi tempat kerja sang ayah, tapi di sana dia tidak menemukan tubuh sosok laki-laki yang paling dihormatinya itu, Jay frustasi di buatnya. Bisa di lihat dari badanya yang sekarang nampak lebih kurus dari sebelumnya, dan juga kantong matanya yang semakin menghitam. Anak itu benar-benar tidak memperhatikan kesehatannya. Beruntung ada Reksa yang selalu mengingatkannya jika dia sedang lalai, jika tidak mungkin Jay akan melupakan segalanya.

"Jay makan dulu."

Jay melihat makanan di atas meja dengan tidak minat, nafsu makannya hilang total.

Alih-alih menyentuh makanannya, Jay justru bertanya "Sa, belum ada kabar juga dari temen kamu?" Ucapnya penuh harap.

Reksa menghela nafas kemudian menggelengkan kepalanya "Mereka belum bisa di hubungi, bencana kemarin benar-benar bikin teknologi lumpuh. Kita harus nunggu keadaan membaik dulu."

Jay pasrah, temanya itu benar, bencana mengerikan itu membuat jaringan listrik mati total hampir di seluruh dunia. Akibatnya teknologi menjadi lumpuh karena tidak adanya listrik yang menjadi sumber daya utama. Mereka kesulitan mendapatkan kabar dari kota atau pun desa yang jaraknya cukup jauh karena minimnya alat komunikasi, satu-satunya cara mereka harus mendatangi tempat itu langsung, tapi itu juga tidak akan mudah mengingat jalanan yang masih di penuhi oleh reruntuhan.

Jay tiba-tiba ragu "Gimana kalo ternyata mereka udah ga ada," Ucapnya lirih.

"Ga boleh ngomong gitu, aku yakin mereka baik-baik aja. Sekarang yang bisa kita lakuin cuman berdoa sambil nunggu keadaan kembali kondusif." Di tepuknya bahu tegap Jay guna memberi semangat.

Jay menghela nafas pelan kemudian tersenyum simpul "Makasih... abang~" Ucap Jay dengan nada mengejek saat menyebut kata abang.

Karena ternyata Reksa satu tahun lebih tua darinya. Saat mengetahui itu, tadinya Jay ingin memanggil Reksa dengan embel-embel abang agar lebih sopan mengingat Reksa yang lebih tua darinya. Namun Reksa menolak dengan keras, menurutnya panggilan itu sangat menggelikan. Lagi pula mereka hanya selisih satu tahun, jadi tidak masalah jika mereka hanya memanggil nama satu sama lain.

Reksa mendengus mendengar kata abang yang keluar dari mulut Jay, sangat menggelikan "Geli sumpah," Ucapnya menyrengit jijik.

Jay tertawa melihat ekpresi lucu yang Reksa keluarkan "Jelek banget ekpresimu Sa."

Reksa kesal, di lemparkannya satu bantal yang tepat mengenai muka Jay yang masih sibuk tertawa.

"Berisik. Makan noh, awas kalo ga di makan." Ucapnya sebelum pergi meninggalkan Jay.

SEVEN (2055) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang