Chapter 1

120 30 39
                                    

Malam Minggu yang indah di kamar Aluna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam Minggu yang indah di kamar Aluna. Ia di temani dua sahabatnya Viona dan Adelia, yang tengah berbaring santai di atas karpet bulu. Mereka tengah asyik menikmati drakor yang sedang diputar layar televisi.

Memang sudah menjadi kebiasaan Adel dan Viona untuk menginap di rumah Aluna saat weekend. Hitung-hitung menemani Aluna yang sering di tinggal lembur oleh Mommynya. Maklum, Aluna kan anak single parent jadi lebih sering sendiri dirumah.

Ketiga gadis itu sama-sama memilih hening demi menikmati film yang di tayangkan, hanya ada suara berisik televisi dan kunyahan makanan yang memenuhi ruangan itu. Ketiganya benar-benar hanyut dalam tontonan dihadapannya.

"Gimana Del, lo udah dapat informasi tentang cowok yang gue kasih kemaren?" Tanya Aluna memecah keheningan.

"Belum 'lah ege. Lo pikir gue dukun bisa tau nama orang lewat ciri-ciri doang? Gue belum sesakti itu ya" Jawab Adel di sela kunyahnya.

"Lo gimana sih 'Del? katanya bisa dapet info kurang dari 24jam" Gerutu Aluna, meragukan perkataan Adel yang lalu.

Aluna sudah tak sabar ingin mengetahui siapa sosok lelaki yang kemarin menabraknya di perpustakaan sekolah, sosok itu tampak asing dimata Aluna. Namun entah mengapa Aluna menjadi penasaran dengan nama laki-laki itu, walau ia harus menahan kesal jika mengingat wajah datar nan tak punya hati orang itu.

"Yee, lo-nya aja yang aneh. Nyuruh gue nyari, tapi modal ciri-ciri doang. Dikira gue cenayang apa yang bisa liat isi pikiran lo" Ujar Adel seadanya.

Aluna terkadang memang diluar perkiraan, lihat saja sekarang ia dengan teganya memaksa Adel mencari informasi tentang seorang laki-laki dengan hanya mengandalkan sebuah ciri-ciri yang diutarakan secara lisan.

"Tapi di ciri-cirinya udah jelas banget, masa gak ketemu juga sih?!" Jelas Aluna.

"Ciri-ciri cowok kayak gitu itu pasaran banget tau di SMANPRA. Ada ratusan cowok yang suka pake jaket hitam, enggak cuma satu orang doang" Cibir Adel tak senang dengan respon Aluna.

Viona sejak tadi hanya menyimak, dengan mulut tak henti mengunyah cemilan. ia benar-benar tak mau ambil pusing dengan pembahasan dua orang disampingnya. Rasanya sangat malas untuk ikut campur dengan pembahasan kedua sahabatnya yang terdengar tak berfaedah itu.

Informasi? Ciri-ciri? SMANPRA? Cowok jaket hitam? Entahlah Viona benar-benar tak mau memikirkan apa yang dua orang gilanya itu perbincangkan.

"Mau gimana lagi, gue enggak punya foto tuh cowok freak" Ucap Aluna.

"Tapi lo inget jelas mukanya kan?" Tanya Adel.

Aluna berpikir sejenak. "Inget sih, tap-"

"Sekarang jelasin ciri-ciri mukanya yang masih lo inget, dengan terperinci" Potong Adel cepat.

Aluna menarik nafasnya pelan, ia jadi jengkel sendiri jika harus mengingat laki-laki itu. Namun anehnya ia bisa dengan mudah mengingat wajah datar lelaki itu. Seolah wajah itu sudah terpatri dibenak Aluna.

HarmoniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang