Rahasia Kue Coklat

1 0 0
                                    

Ditulis Oleh: Ninda Cendikia Putri

Kue rasa coklat yang Ibu berikan setiap ulang tahun kedua anaknya tidak pernah lekang oleh waktu. Anak pertama panggilannya adalah ben yang lahir pada bulan Mei dan ria yang lahir di bulan Juni. Ibu tidak akan pernah lupa pada dua bulan itu untuk terus merayakan ulang tahun kedua anaknya. Bahkan Ibu selalu memberi hadiah yang dibutuhkan oleh kedua anak itu bisa dilihat sarung tangan yang baru, kumpulan kaus kaki, dan beberapa sepasang sepatu yang masih disimpan oleh anak itu.

Ben dan Ria dua saudara yang mendapatkan kasih sayang yang sangat luar biasa. Apalagi itu selalu dirayakan oleh Ibu. Saat ulang tahun Ibu hanya beberapa kali Ben dan Ria datang kadang Ben tidak datang maupun sebaliknya bahkan bisa keduanya tidak datang. Tahun ini mereka datang berdua saat Ibu ulang tahun pada usia 70 tahun.

“Ibu kami datang, selamat ulang tahun yang ke 70 tahun, ini adalah hadiah dari kami.” Ben berucap seraya memberikan hadiahnya kepada Ibu beberapa baju hangat dan alat-alat kesehatan.

Ria menarik baju Ben dan berkata “Kau ini kan masih muda, Bukannya Ibu baru berusia 68? Terakhir kali kan aku yang hadir di hari ulang tahun Ibu.” Tahun terakhir memang hanya Ria yang datang karena Ben memiliki tugas di luar kota.

“Ah, aku tidak tahu, menurutku hanya perbedaan dua tahun itu tidak terlalu penting, sekarang kita punya kesempatan karena bisa bersama dengan Ibu ada aku dan kau.” Ben membela diri.

Berkumpul di ruang tamu kami juga membeli kue cokelat dan beberapa lilin. “Ben dan Ria terima kasih sudah datang, aku sangat terharu kalian punya waktu yang cukup untuk merayakan ulang tahun seorang wanita tua.

Kami berceloteh sampai larut malam, kami terpaksa menginap di rumah Ibu. Ketika pagi datang terkejutlah kami, Ibu telah meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Ria menangis sangat histeris. Ben membantu bagian proses data riwayat hidup untuk proses pemakaman. Tertulis tempat, tanggal, lahir. Ben tidak merasa kesulitan pada tanggal dan bulan. Namun tahun kelahiran Ibu yang menjadi masalah.

Ben tidak bisa bertanya pada siapapun, berlarilah dia pada berkas-berkas Ibu, muka Ben menegang. Sebanyak berapa kali dia dan Ria melewati ulang tahun Ibu, umur Ibu bahkan melewati usia yang ditebak oleh kedua anaknya. Usia Ibu 80 Tahun, banyak ulang tahun yang terlewat, banyak kue cokelat yang terlewat, dan hadiah-hadiah yang tidak pernah diberikan oleh keduanya. Apakah waktu berlalu begitu cepat? Ibu tidak pernah berkata apa-apa, sesibuk apa kami bahwa Ibu sudah berusia 80 Tahun. Tuhan, apakah waktu ini bisa diulang? Ternyata tidak ya? Ben dan Ria hanya menangis dan diam dalam kekecewaan. Tidak ada yang abadi di dunia ini. Ben dan Ria menyia-yiakan waktu ulang tahun bersama Ibu.

IDEKITA "Kehidupan Abadi"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang