9. Pantai

205 29 0
                                    

Sekarang pukul tiga sore. Caine sudah duduk dengan tenang disofa. Hari ini ia tampak cantik dengan pakaian casual, kemeja kain Bali dan juga celana selutut terlihat cocok ditubuhnya. Karena tadi siang Rion menjanjikan jalan-jalan ke pantai disekitar resort, akhirnya pria cantik itu memutuskan untuk bersiap lebih awal.

Dia sesekali melihat kearah tangga, menunggu Rion yang sedang bersiap segera turun. Baru dipikirkan sebentar, Rion kini sudah berjalan menuruni tangga. Dengan setelan yang tak jauh berbeda dengan Caine, menampakan tubuhnya yang gagah. Satu kata kini ada diotak Caine, tampan.

"Udah siap? Mau berangkat sekarang?" Tanyanya.

Caine mengangguk dengan semangat. Pria cantik itu kemudian mengambil sebuah slim handbag yang sudah berisikan keperluan penting seperti dompet, kabel charger, handphone dan lainnya. Rion menyambar kunci mobil yang ada diatas meja ruang tamu dan berjalan keluar sembari menggandeng tangan Caine. Pasangan baru yang begitu romantis.

Perjalanan dari apartemen menuju pantai tidaklah terlalu jauh, jadi hanya menempuh sekitar dua puluh menit Caine dan Rion sudah sampai ditempat destinasi mereka. Setelah selesai memarkirkan mobilnya, Rion dan Caine akhirnya berniat untuk keluar dan mulai berjalan-jalan disekitaran pantai. Sore ini, tak terlalu banyak pengunjung yang singgah. Jadi, banyak sekali space bagi orang-orang untuk mengeksplor berbagai fasilitas yang ada disekitar pantai tanpa harus mengantri.

Caine sendiri, memutuskan untuk berjalan mengelilingi pinggiran pantai bersama Rion, karena masih di jam-jam yang cerah dan udaranya masih terasa sedikit panas, setelah berjalan-jalan dan ngobrol santai sebentar pria bersurai merah itu memutuskan untuk beristirahat disalah satu kursi yang ada disana diikuti dengan sang suami.

Keduanya duduk, saling bersender satu sama lain. Hari ini entah kenapa keduanya merasa mempunyai waktu yang bagus dan romantis. Rion pun sedari tadi tampak diam, menikmati suasana yang ada diantara mereka. Tangan kekarnya menggenggam erat tangan Caine sembari bersenandung kecil, Caine yang mendengar senandung sang suami hanya bisa menutup matanya pelan, menikmati suara Rion yang merdu.

Tak terasa, semakin lama sore pun semakin gelap. Saat dirasa sunset sudah mulai muncul, Caine berdiri dengan semangat. Ia menarik pelan tangan Rion, ingin berfoto bersamanya dengan pemandangan yang indah itu. Rion sendiri pun menuruti keinginan Caine.

Setelah tak jauh dari berjalan tak jauh dari pesisir pantai, Rion mengeluarkan handphone nya. Tak jauh didepannya, Caine masih berjalan lebih jauh ke pinggir pantai. Ia ingin merasakan kaki-kakinya diselimuti ombak, ketika pria cantik itu menoleh, ia tertegun untuk beberapa saat. Pipinya secara alami memerah diikuti detak jantung yang berdebar tak karuan.

Didepan sana, Rion sudah berdiri memegangi handphone dengan kamera yang terarah padanya. Pria tampan itu tersenyum lembut, hal itu memicu debaran yang semakin kencang di dadanya.

Dimata Rion sendiri justru tampak bingung untuk sesaat, ia melihat Caine yang terdiam di sebrang. Bibirnya tersenyum, sejenak ia pun ikut merasakan debaran di jantungnya takkala sang istri mulai tersenyum lembut kearahnya. Tangan pria cantik itu sesekali merapikan rambutnya yang tertiup angin karena sudah mulai memanjang.

Rion menggigit pelan bibirnya, kini debaran dijantungnya semakin kencang. Ia sejenak memegangi dadanya, semburat merah perlahan memenuhi wajah pria kekar itu. Membuatnya berjongkok menutupi wajah, di otaknya tiba-tiba saja terisi penuh dengan Caine.

Melihat Rion yang berjongkok tiba-tiba membuat Caine berlari kecil kearahnya, wajah pria cantik itu dipenuhi dengan kekhawatiran. Baru ingin memegang pundak Rion, tiba-tiba saja tangannya ditarik cukup keras oleh pria itu. Membuat keduanya jatuh bertindih diantara pasir yang ada dipantai.

Sejenak keduanya saling bertatap, sebelum terdengar suara tawa Caine mengudara disekitar mereka. Membuat Rion yang awalnya mengerut bingung kenapa istrinya ini tertawa? Mulai ikut mengeluarkan suara tawa yang sama.

Kedua tangan Rion melingkar di pinggang Caine, memeluknya dengan erat. Lama-lama keduanya semakin tertawa keras, entah apa yang ditertawakan. Tetapi kita bisa tau berapa bahagianya mereka saat ini. Saling memeluk dan tertawa mesra menikmati kehidupan pernikahan mereka yang diharapkan selalu penuh dengan cinta dan keharmonisan.

•••

Jam sudah menunjukan pukul delapan malam. Caine dan Rion sudah menyelesaikan aktifitas makan malam mereka. Lagi-lagi Caine diberikan surprise yang tak ia duga, pasalnya ketika mereka ingin makan malam. Rion mengajaknya ke salah satu resort outdoor yang tak jauh dari pantai.

Ketika tiba disana, rupanya sang suami sudah memesankan meja khusus romantic dinner sebagai hadiah karena dua hari mengabaikan Caine dengan pekerjaannya. Caine sendiri cukup senang, jadi dia dengan malu-malu menikmati makan malam mereka. Sesekali juga mereka saling bercanda satu sama lain. Menikmati waktu liburan ini sebelum disibukan dengan kegiatan padat mereka yang akan datang.

Setelah selesai makan malam, Caine dan Rion kembali memutuskan untuk berjalan-jalan lagi disekitaran pantai. Karena malam dan cukup gelap, Rion memutuskan untuk tidak berjalan lebih ke tepi karena cukup berbahaya. Akhirnya mereka hanya berjalan disekitaran tepi pantai dengan tangan yang bergandeng.

Setelah berjalan cukup jauh, keduanya memutuskan untuk duduk diantara pasir di sekitaran pantai itu. Hening menyelimuti keduanya cukup lama.

"Caine"

Panggil Rion memecah hening, Caine menoleh dan berdehem singkat sebagai tanggapan. Netra keduanya saling menatap dengan lekat, didetik berikutnya bibir Rion mulai terasa dibibirnya. Keduanya saling memangut dibaluri suasana romantis yang mendukung.

"Damn, i love you Caine."

Ucap Rion dengan suara seraknya ketika ciuman itu terlepas, kening keduanya masih menyatu. Mata pria itu menatap lekat wajah cantik Caine yang tampak memerah dan terengah mengambil pasokan nafas pasca ciuman mereka. Caine sendiri saat dirasa nafasnya lebih normal, mendongakan kepalanya sedikit.

Ia mencuri kecupan dibibir sang suami. Kemudian menenggelamkan wajahnya yang sudah memerah itu diantara dada bidang Rion. Ia bergumam pelan.

"I know stupid! Love you too."

Balasnya, Rion yang mendengar hal itu tertawa pelan. Ia memeluk erat tubuh Caine. Oh fuck, Caine dan pantai itu perpaduan yang mematikan.


•'•'•

To be continued

D.N.D  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang