HALO BES
AIM KOMBEK YEbtw ini cerpen ye, jadi bakal selesai cepet hehe
EH ABSEN DULU YUK!!janlup votmet ya ges ya
HARGAI AUTHOR YG SUDAH CAFFEK MENULIS!
oghey langjutt
▶︎ •၊၊||၊|။||||။၊|• ♡︎
Hari-hari berikutnya, Chella dan Raden semakin sering bertukar pesan. Meski masih canggung, mereka berdua mulai merasa lebih nyaman satu sama lain. Percakapan mereka semakin dalam, mulai dari topik ringan hingga obrolan yang lebih pribadi. Chella merasa bahwa perasaannya pada Raden semakin kuat, dan ia bisa merasakan bahwa Raden pun mulai menunjukkan ketertarikan yang sama.
Suatu hari, saat mereka sedang duduk di bangku taman sekolah setelah jam pelajaran berakhir, Raden tiba-tiba berkata, "Chell, kamu percaya sama cinta pertama?"
Chella terdiam sejenak, lalu menjawab pelan, "Percaya. Karena aku sedang mengalaminya sekarang."
Raden tersenyum, lalu menatap Chella dengan tatapan yang lembut, "Aku juga. Mungkin... kita sama-sama sedang merasakannya."
Chella merasakan hatinya menghangat. Dia tersenyum balik pada Raden, perasaan bahagia memenuhi hatinya. Ini adalah momen yang telah ia tunggu-tunggu, dan Chella merasa yakin bahwa ini adalah awal dari kisah cinta yang indah.
Matahari mulai tenggelam dibalik pohon-pohon, membiarkan senja menghiasi langit dengan warna jingga yang indah. Di bawah langit senja itu, dua hati saling bertaut, menjalin cerita yang akan selalu mereka kenang sebagai cinta pertama.
Hari-hari berlalu dengan cepat setelah percakapan di taman itu. Kedua manusia itu semakin dekat, dan perasaan mereka semakin dalam. Setiap kali Chella melihat Raden di sekolah, hatinya berdegup lebih kencang, dan dia selalu menantikan saat-saat mereka bisa berbicara atau sekadar bertukar senyum. Persahabatan yang diawali dengan percakapan canggung kini telah berubah menjadi sesuatu yang lebih berarti.
Namun, seperti halnya semua kisah cinta, perjalanan itu tidak selalu mulus. Ada hari-hari di mana mereka merasa ragu, bingung dengan perasaan mereka sendiri. Chella kadang-kadang merasa tidak yakin apakah Raden benar-benar merasakan hal yang sama, sementara Raden, meskipun jelas menyukai Chella, sering kali bingung bagaimana mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya.
Di suatu sore, ketika matahari mulai tenggelam, Chella sedang duduk di bangku taman sekolah sendirian, menikmati angin yang berhembus membelai wajahnya. Raden tiba-tiba muncul, membawa dua es krim di tangannya.
"Hai, aku bawa es krim buat kamu," kata Raden sambil memberikan salah satu es krim itu kepada Chella. Ia tersenyum sambil menerima es krim itu, dan mereka duduk berdampingan.
"Aku suka sore seperti ini," kata Chella sambil menatap langit yang mulai berubah warna. "Tenang, dan indah." Tambahnya.
Raden mengangguk, "Iya, senja selalu membawa suasana yang berbeda. Seperti... momen di mana kita bisa merenungkan banyak hal."
Chella menatap Raden dengan penuh arti, merasa ada sesuatu yang ingin dikatakan oleh Raden. "Apa yang kamu renungkan sekarang?" tanya Chella pelan.
Raden terdiam sejenak, lalu menarik napas dalam-dalam. "Tentang kita, Chell," jawabnya jujur. "Tentang perasaan kita yang semakin hari semakin dalam."
Chella merasakan hatinya melompat. Ini adalah momen yang telah lama ia tunggu-tunggu, tetapi ia juga merasa gugup, takut jika perkataan Raden tidak seperti yang diharapkan.
"Aku nggak pernah punya keberanian untuk mengungkapkan perasaanku sebelumnya," lanjut Raden, suaranya penuh dengan ketulusan. "Tapi, sejak pertama kita bertemu, aku tahu ada yang berbeda tentangmu. Kamu bukan hanya seorang teman untukku, kamu... lebih dari itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA DAN JANJI KITA
Novela JuvenilKisah ini menceritakan tentang seorang gadis cantik nan manis yang sedang menjalin hubungannya dengan first love -nya. Michella Swastamita Pramandika atau yang kerap dipanggil Chella itu berhasil menemukan cinta pertamanya saat ia masih menduduki ba...