[𝐵𝐿] ᴛʜᴇ ʙʀᴀɪɴᴡᴀꜱʜɪɴɢ ᴏꜰ ᴛʜᴇ ɪᴍᴘᴇɴᴅɪɴɢ ᴅɪꜱᴀꜱᴛᴇʀ ɪꜱɴ'ᴛ ʙᴇɪɴɢ ᴜɴᴅᴏɴᴇ

CH 03

Ibuku yang kusayangi menjalani hidupnya bak lambang keluarga kerajaan.

Terlahir sebagai seorang putri, ia selalu menjaga martabat yang luhur dengan harga diri yang tak tergoyahkan. Meskipun ia tidak pernah menunjukkannya secara terbuka, ia memiliki sifat yang kejam. Meskipun para penentang lama berdecak lidah dan bertanya-tanya siapa yang akan bergandengan tangan dengan putri seperti itu, ibuku tetaplah seorang bangsawan yang tak terbantahkan.

Raja, yang memiliki ikatan yang erat dengannya, tidak memanfaatkannya untuk keuntungan politik. Sebaliknya, ibuku menjungkirbalikkan dunia dengan menikahi ayahku yang cantik secara genetik, Cedric O'Hamua, seorang legenda di kalangan penyanyi keliling.

Namun, seperti kebanyakan manusia yang hidupnya dibentuk oleh keadaan saat lahir, pernikahan mereka tidak bertahan lama karena perbedaan mencolok dalam gaya hidup dan nilai-nilai mereka.

Ibuku selalu angkuh sedangkan ayahku selalu rendah hati. Jika ibuku secara alami memiliki hal-hal yang membuat semua orang terkesima, ayahku hanya puas mengaguminya tanpa ada keinginan untuk memilikinya.

Mungkin inilah yang membuat mereka dekat tetapi juga menjadi alasan utama perpisahan mereka. Seiring berjalannya waktu, jarak di antara mereka semakin lebar, mereka sering bertengkar, dan akhirnya ibuku bercerai. Tidak lama setelah perceraian itu, aku lahir.

"Ah, betapa cantik sekali kamu. Namamu Oscar, Oscar."

Aku mengingat kelahiranku sendiri, bukan karena aku seorang jenius, tetapi karena aku menyimpan kenangan kehidupan masa laluku di suatu tempat bernama Korea Selatan, tempatku tinggal selama lebih dari dua puluh tahun.

Ya, aku ingat kehidupan masa laluku.

Aku tidak ingat bagaimana aku meninggal, tetapi aku ingat betul seperti apa keluargaku dan teman-temanku, namaku, minatku, dan masih banyak lagi.

"Senang bertemu denganmu, Oscar."

Namun kenangan tentang kehidupan masa lalu hanyalah itu— sesuatu yang sekadar dari masa lalu.

Bayangan ibuku yang memelukku dan tersenyum bagai matahari masih terbayang jelas di benakku. Meskipun ia tidak tahu bahwa aku mengerti setiap kata sejak lahir, ia hanya memilih kata-kata yang paling indah dan berharga untuk diucapkan kepadaku, suaranya penuh cinta.

Hidungnya pendek berbintik-bintik samar, mata berwarna kuning keemasan yang hangat pun melengkung seperti bulan sabit bersama ujung jarinya yang anggun kontras dengan penampilannya yang sederhana, serta rambutnya yang berwarna bata hangat dihiasi dengan permata yang tak ternilai bahkan saat melahirkan.

Akan tetapi, kelahiranku tidak bisa menjadi sebuah berkat.

Situasi berubah aneh setelah aku lahir. Raja dan ratu, yang tidak memiliki anak selama hampir satu dekade, mulai mencurigaiku karena perceraian ibuku, karena aku lahir dengan nama keluarga kerajaan, bukan nama ayahku.

Mereka mungkin takut aku akan menjadi ancaman bagi keturunanku di masa depan.

Kegelisahan sang raja tidak berhenti pada sekadar kekhawatiran.

Bisik-bisik di sekitarku begitu jahat sehingga kegelisahan sang raja mulai menggerogoti dirinya. Demi mempertahankan posisinya, ia rela mengesampingkan kekerabatan dan kasih sayang.

Raja berusaha menikahkan ibuku lagi untuk menyingkirkanku dari keluarga kerajaan. Namun pada kenyataannya, usaha itu sia-sia. Jika raja dan ratu tetap tidak memiliki anak, aku, sebagai keturunan langsung dari ibu, pada akhirnya akan mewarisi takhta.

Jadi, raja secara pribadi memilih seorang pelamar untuk pernikahan kedua ibuku.

Sekitar usia tiga tahun, ibuku bersiap untuk menikah lagi dengan Duke Serpentine, seorang duda dengan seorang anak. Saat usiaku lima tahun, pernikahan dilangsungkan, dan persiapan dilakukan agar kami dapat pindah ke kediaman sang Duke.