ᴋᴇᴛᴇᴍᴜ ʀᴏᴍʙᴏɴɢᴀɴ ᴅᴡᴀʀᴀᴋᴀ

319 47 10
                                    

Saat ini Melati tengah duduk sendirian di pondok tempat ia dan teman-temannya nongki.

"Ck, bosen kali lah..enaknya ngapain ya?"gumamnya.

"Eyy, sendirian aja nih, mana yang lain?"

Melati menoleh, ia menatap Sonya yang membawa sepiring Laddo.

"Entahlah, mungkin mereka masih dirumah, kalau Reza sih dia sedang berjualan."balas Melati sambil menunjuk Reza yang lagi berjualan ikan.

Sonya pun hanya ber'oh' ria.

"Hai teman, lagi apa? Mau makan tidak? Ibu ku membuatkannya untuk kita!"

Sonya dan Melati menoleh, Samudra mendekati mereka dengan membawa makanan berupa nasi dan ikan panggang.

"Wih, beneran nih? Asekk, mumpung lagi laper!"ucap Melati.

Sonya dan Samudra melirik satu sama lain sebentar, mereka menatap bingung kearah Melati.

"Uhh, maksudku, Terima kasih, kebetulan aku lagi lapar"jelas Melati, lalu nyengir pelan.

"Ya, sama-sama"ucap Samudra.

Lalu mereka pun makan di pondok itu dan sesekali berbincang sesuatu.

"SEMUANYA!!!"

Mereka bertiga pun menoleh mendengar seruan itu, Anjani berlari mendekati pondok dengan tergesa-gesa seperti ada sesuatu.

"...tolong...tolong.."

Mata Anjani terlihat sembab, sepertinya ia habis menangis. Suaranya juga terdengar susah keluar karena ia menangis.

Sonya berubah serius, pasti ada sesuatu terjadi.

"...ibu..tolong ibu ku..."lirih Anjani.

Ketiga temannya pun paham.
Samudra dengan reflek berdiri, Sonya meletakkan kembali Laddo yang ingin dimakannya, dan Melati pun menghentikan acara makannya.

Lalu kemudian mereka bergegas pergi kerumah Anjani.

"Sudah berapa lama penyakit ibu mu kambuh?"tanya Samudra disela lariannya.

"Dari tengah malam tadi!"jawab Anjani.

"Astaga!, apa kau sudah mencarikan tabib?"ucap Sonya.

"Iya! Tapi sepertinya tabib yang ku temui selalu berkata mereka sibuk karena mengurus pasien lain!"jelas Anjani.

"Tabib macam apa itu..."gumam Melati pelan.

Kemudian.
Sesampainya mereka dirumah Anjani.

Mereka pun pergi ke kamar Ibunya untuk melihat kondisi ibunya Anjani.

"..ibu! Bertahanlah!..aku membawa Sonya! Dia pasti bisa menyembuhkanmu!!"ucap Anjani.

Sedari tadi matanya tak henti-hentinya mengeluarkan air matanya.
Sonya pun mulai memeriksa Ibu Anjani yang terlihat sudah diambang.

Samudra dan Melati duduk diluar.

"Apa akan baik-baik saja? Kau yakin tidak ingin membawanya ke Ayahmu?"tanya Melati pada Samudra yang sedang duduk di teras rumah Anjani.

Samudra menatap Melati.

"..kau kan tau, orang tua kami tak akur.."balas Samudra terdengar lirih.

Kemudian mereka berdua pun diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.

Lalu mereka pun terkejut ketika mendengar teriakan dikamar ibunya Anjani. Saat mereka pergi untuk mengecek.

"IBU! IBU! KU MOHON BERTAHAN SEDIKIT SAJA! AKU AKAN MENCARIKAN TABIB UNTUKMU!!"seru Anjani, semakin terisak.

『 𝗖𝗛𝗔𝗡𝗚𝗘 』 || 𝗠𝗔𝗛𝗔𝗕𝗛𝗔𝗥𝗔𝗧𝗔 𝗫 𝗢𝗖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang