Suara berat itu seketika membuat kalut dua insan yang sedang berkabut birahi.
"Di sa-salon, Mas. Kenapa?"
Walau sedikit gugup, Chitra tetap berusaha menunjukkan perlawanannya seperti biasa.
"Bersiaplah, besok aku pulang."
"Sudah selesai bulan madunya dengan gadis kampung itu? Gimana rasanya mecahin perawan gadis miskin itu, Mas?"
Chitra berusaha mengejek juga menjelekkan pilihan suaminya.
Tadi ia sempat gugup sebab mengira juragam Darsa sudah kembali. Rupanya lelaki itu masih di kota lain.
"Rawat dirimu sendiri."
Juragan Darsa terdengar geram. Selalu seperti ini. Rasa-rasanya Chitra sunggu tak bisa menghargai dirinya.
Istri pertamanya itu bukan sedang cemburu melainkan seperti memendam kemarahan bertahun-tahun.
"Tentu aku merawat diriku. Aku cantik, aku wangi dan aku terpelajar," ucapnya lagi begitu meremehkan.
Tangan kanannya menggenggam ponsel di telinga sementara tangan kirinya bergerak nakal pada tubuh ajudan suaminya yang terlihat terkejut juga tertantang dengan permainan nakal sang nyonya.
"Aku tadinya ingin menanyakan kabarmu. Mungkin saja kau rindu padaku, tapi rupanya kau baik-baik saja."
Ada nada kecewa di suara lelaki ini. Seperti alunan kesedihan yang tersembunyi jauh di dalam hati.
Telinganya mendengarkan suara yang cukup lantang membalas di ujung telepon sementara mata elangnya menatap wajah ayu yang lelap dalam nyenyak tidurnya.
Rasanya percuma menelpon istri pertamanya, berat juga hati lelaki ini. Hanya saja ia berusaha untuk adil.
Walau selama ini ia merasa tak pernah mendapat pelayanan yang sama adilnya.
Bahkan juragan Darsa tak percaya bila saat ini istri pertamanya sedang berada di salon.
“Ya, aku baik-baik saja, Mas. Aku selalu baik. Bahkan aku baik-aik saja saat suamiku tega tak memberikan aku akses mengurus keuangan Perusahaan dan aku baik-baik saja saat suamiku juga memilih gadis miskin dari kampung terpencil untuk menjadi adik maduku!”
Chitra Sundari terus menohok dan mendorong perasaan juragan Darsa pada jurang kecewa dan rasa bersalah.
Wanita ini inginkan turut andil mengurusi harta lelaki ini, tapi bertahun sudah, juragan Darsa tak mengizinkannya.
“Kau mengejek Nala?”
Suara berat itu terdengar marah, tapi coba ditahankannya.
Ah, andai keduanya bisa punya anak, mungkin cekcok diam-diam ini tak berlangsung dalam hidup keduanya.
Dan mungkin saja lelaki ini tak terpikat pada gadis muda yang mengganggu tidur malamnya usai jumpa pertama keduanya di pematang sawah sore itu.
“Aku nggak mengejek istri mudamu, Mas. Aku hanya mengatakan fakta yang terjadi. Ternyata kepasrahanku menjadi istri dari anak sahabat orang tuaku berakhir dengan dimadu.”
Suara itu tak ada sedih-sedihnya, tapi terdengar seperti ejekan yang membual. Sebisa mungkin chitra menusuk perasaan lelaki ini dengan duri tajam dari mulutnya.
Apa yang ia inginkan, sedangkan perpisahan pernah juragan Darsa tawarkan.
“Nggak usah pisah, Mas. Menikahlah, mungkin dengan Wanita lain kalian bisa punya anak. Asal, mas bisa adil dan memenuhi kebutuhanku jauh lebih banyak dari wanita keduamu.”
![](https://img.wattpad.com/cover/375730210-288-k541582.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAHASIA HATI ISTRI MUDA SANG JURAGAN
RomanceDemi membayar utang ayah tirinya Nala Andira rela menjadi istri simpanan seorang juragan tua bernama Darsa. Lelaki berumur hampir lima puluh tahun yang sangat menginginkan keturunan. Pernikahan mereka awalnya hanya sebatas pembayaran utang dan mend...