Pengorbanan dan Rekonsiliasi Keluarga

1 1 0
                                    

Malam hari di Paris terasa tenang, meskipun ketegangan pencarian Hilmy masih menyelimuti suasana. Setelah menyelesaikan beberapa tugas administrasi untuk pencarian, Lia dan Octa duduk di ruang tamu yang nyaman, terbenam dalam obrolan yang menghangatkan suasana.

Lia memutuskan untuk menceritakan kembali masa lalu Hilmy, mengingat betapa pentingnya kenangan-kenangan itu dalam mengenal lebih dalam sosok Abangnya. "Kak, ada satu cerita tentang Hilmy yang mungkin kak Octa belum tahu sepenuhnya," kata Lia sambil menatap Octa dengan lembut.

Octa menunduk, memberi isyarat agar Lia melanjutkan. "Silahkan, Lia. Aku ingin tahu lebih banyak tentang Hilmy."

"Ketika Bang Hilmy lulus kuliah, dia membuat keputusan besar untuk mengejar mimpinya menjadi musisi jalanan di kota. Itu adalah pilihan yang sangat berbeda dari harapan orang tua, terutama dari Abi," ujar Lia, suaranya dipenuhi rasa nostalgia dan emosi.

Lia melanjutkan, "Abi sangat marah saat itu. Abi merasa Bang hilmy meninggalkan jalur yang aman dan sukses untuk mengejar sesuatu yang dianggapnya tidak stabil. Abi bahkan sampai marah besar dan melarang Bang Hilmy untuk mengikuti jalan hidupnya. Akibatnya, terjadilah konflik besar di rumah, dan Bang Hilmy akhirnya diusir."

Octa mendengarkan dengan penuh perhatian. "Itu pasti sangat berat untuk semua orang."

Lia mengangguk. "Ya, terutama untuk Ummi. Ummi sangat sedih melihat Bang Hilmy pergi. Tapi meskipun Abi marah, kami semua tahu bahwa Bang Hilmy memiliki impian yang sangat kuat dan tak tergoyahkan. Setelah beberapa waktu berlalu, Ummi terus berdoa agar Hati Abi melunak. Dan benar saja, hati Abi akhirnya luluh."

Lia tersenyum lembut mengenang peristiwa itu. "Abi akhirnya meminta Bang Hilmy untuk pulang dan merestui keputusan Bang Hilmy untuk menjadi musisi jalanan. Meskipun Abi merasa berat, dia mulai melihat betapa seriusnya Bang Hilmy dengan mimpinya."

Octa menghela napas lega, "Itu pasti momen yang sangat emosional."

"Ya," kata Lia melanjutkan, "setelah itu Ummi sangat ingin Bang Hilmy kembali ke rumah, tapi Bang Hilmy memutuskan untuk tinggal sendiri. Bukan karena dia tidak mencintai keluarga, tetapi dia merasa perlu untuk belajar menjadi dewasa dan mandiri terlebih dahulu."

Lia menambahkan, "Bang Hilmy berjanji kepada Ummi dan Abi untuk pulang menjenguk setiap dua minggu sekali. Itu adalah cara Bang Hilmy untuk menunjukkan bahwa meskipun dia memilih jalan yang berbeda, dia tetap menghargai dan mencintai keluarga."

Octa terlihat terharu. "Hilmy selalu tampak begitu kuat dan mandiri. Tapi aku bisa melihat betapa dalamnya rasa cintanya terhadap keluarga, bahkan ketika dia memilih jalannya sendiri."

Lia tersenyum penuh rasa haru. "Ya, dan itulah mengapa hilangnya Bang Hilmy sangat menyentuh hati kami semua. Dia adalah sosok yang memiliki tekad dan cinta yang dalam. Sekarang, kita harus melakukan yang terbaik untuk menemukan dia dan memastikan dia aman."

Mereka berdua duduk dalam keheningan sejenak, membiarkan perasaan mendalam tentang keluarga dan cinta menyelimuti mereka. Meskipun tantangan masih besar, kenangan-kenangan tersebut memberikan kekuatan baru untuk melanjutkan pencarian dan berharap yang terbaik bagi Hilmy.

Jejak RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang