03. Menyebalkan

264 48 3
                                        

"Syalan"

"Woi Delynn, lo mikir lah. Yakali lo ngelempar 1plastik yang isinya minuman kaleng semua, kalo orang jantungan. Gimana?" Kesal Liam

"Bukan urusan gue" Balas Delynn

"Lo gila ya?" Ucap Liam

Delynn mengerutkan keningnya, meminta kelanjutan dari seorang laki laki yang 10cm lebih tinggi darinya itu.

"Lo gila, minum minuman manis sebanyak ini? Lo mau diabetes atau gimana?" Lanjut Liam

"Emang kalo gue diabetes, siapa peduli?" Ucap delynn

"Ck, lo udah gede ya mikir lah. Lo belum jadi apa apa, lo harus banggain orang tua dulu. Lo masih muda, banyak mimpi yang harus lo gapai di luar sana, Del." Ucap Liam panjang lebar

Delynn berdecak malas "Ya, makasi nasihatnya" Ucap Delynn

"Nih sampah lo" Ucap Liam sambil memberi satu kantong plastik kaleng dari Delynn yang baru dilemparkannya tadi

Delynn memajukan kedua tangannya "Eits, lo buang. Lo yang ganggu ketenangan hidup gue. So, lo yang buang" Ucapnya

"Dih? Sampah lo kocak! Enak aja nyuruh gua yang buang" Jawab Liam

"Siapa?"

"Lo."

"Yang peduli?" Ucap Delynn sambil menutup pintu balkon apartemennya

"Ck, tunggu ya lo." Monolog Liam































Waktu telah menunjukkan pukul 11.20, Liam telah siap dengan pakaian jam siang nya hari ini.

"Ganteng gini gua bro, yakali gada yang terpikat"

"Parfum udah, sisiran udah, semua udah rapih."

"Oke, gas berangkuy"

Liam melangkahkan dirinya ke luar apartemen, tak lupa ia mengunci pintu apartemennya.

"Wait wait wait, ada yang kurang" Ucapnya sambil menghentikan jalannya


















"Ah sampah syalan, ngecapein gua aja bolak balik ke kamar." Ucapnya sambil menaikan sekantong plastik sampah kaleng minuman milik Delynn ke motornya.















Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang, ia menikmati angin siang hari yang terik itu. Ia memasang Airpods di kedua telinganya, sambil menyetel lagu "About You the 1975."






































Kelas siang sudah selesai, menandakan hari sudah sore. Matahari sudah mau terbenam.

Liam tak langsung pulang ke apartemen, melainkan ia pergi ke running track. Ia berencana akan berlari sekitar 3 sd 4 putaran sore ini.


Setelah selesai dengan kegiatan sore harinya, ia melajukan motornya ke apartemen.

Wow, Liam anak yang rajin bukan? Setelah kelas siangnya selesai, ia tetap olahraga. Siapa yang tidak terpikat dengan lelaki seperti itu? Mana ganteng lagi, duhh 🫠🫠.

Liam telah sampai di kamarnya, ia langsung membersihkan tubuhnya. Mandi, mengganti pakaian serta memakai parfum (opsional). Karena kata Liam, cewe suka cowo yang harum.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, ia menyeduh segelas kopi. Tak lupa dengan Airpods di kedua telinganya, sambil menyetel lagu favoritenya.

Ia menaruh kursi di balkon, melihat bintang bintang yang bersinar terang diatas sana. Setelah itu ia lebih memilih membaca novel yang ia beli beberapa hari lalu

When It RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang