Pada siang hari, matahari tepat di atas ubun ubun kepala. Sinar nya terik menembus jendela kamar Liam, diiringi sedikit angin sepoi-sepoi yang membuat udara “sedikit“ dingin.
Liam ingin sekali pergi ke coffe shop yang baru saja di rekomendasi kan oleh temannya, dia mengajak temannya tetapi temannya menolak. Karena mereka sudah berkunjung kesana kemarin
Liam berdecak kesal “Jirlah, gada yang mau. Apa sendiri aja ya?“ Ucap liam
Ia bergegas mengambil dompet, sweater hitam polos kesayangan nya. Dan jaket kulit miliknya
Kenapa Liam membawa Jaket kulit? Bukankah dia sudah membawa sweater? Apa nggak panas siang siang seperti ini?
Ya namanya juga Liam, ia sudah terbiasa membawa sweater dan juga jaket kulit kesayangannya setiap pergi kemana mana. Untuk jaga jaga katanya
Ia keluar dari kamar apartemen nya, dan memasuki lift. Ia memencet tombol G disana menuju ke lobi apartemen
Setelah sampai di lobi, ia mengambil motor Aerox berwarna Tosca miliknya. Ia menjalankan motor tersebut ke tempat yang telah temannya beri tahu
Ia menikmati angin yang berhembus kencang, Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Dan tak terasa sudah sampai di coffe shop. Ia melihat banyak sekali orang yang mengantri disini
“Rame juga ya“ Monolognya sambil melepaskan helm miliknya
Ia berjalan menuju ke meja kosong, barista menghampirinya dengan ramah
“Mau pesan apa kak?“ Tanya barista tersebut
“Macchiato 1 ya mas“ Ucapnya
“Baik kak, tunggu sebentar ya“ Ucap barista tersebut sembari meninggalkan liam sambil tersenyum
Sudah 30 menit Liam menunggu, pesanannya tak kunjung datang. Ia kesal, tapi apa boleh buat? Jadi, Ia lebih memilih untuk memainkan ponselnya kembali
Setelah 45 menit ia menunggu, akhirnya pesanannya sampai juga
“Misi mas“ Ucap barista tersebut sambil menaruh macchiato di meja
“Iya mas“ Jawab Liam
Liam menikmati segelas macchiato. Sambil memainkan ponselnya.
1 jam berlalu, Liam telah menghabiskan macchiato miliknya. Setelah membayar dia langsung pulang.
Di perjalanan, hujan turun sangat deras secara tiba-tiba. Yang membuat Liam mau tak mau harus berteduh lebih dahulu. Ia memberhentikan motornya di depan ruko yang tutup, ia melihat 1 wanita yang ikut berteduh disana.
Liam melirik ke arah wanita itu, Jujur saja ia sangat bosan. Ia ingin mengajak wanita tersebut ngobrol dengannya
“Jutek bet nih cewe“ Monolognya
“Ajak ngobrol gak ya?“ Pikirnya
Cukup lama ia memikirkan itu, hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk membuka obrolan dengan wanita disampingnya.
“Sendirian aja?“ Tanya Liam
Wanita itu hanya mengangguk, untuk menjawab pertanyaan Liam.
“Cuek bet anjir“ Monolog kesal Liam
“Udah tau gue disini sendirian, nanya lagi. Apa dia liat disini gue gandengan sama kakek kakek? Nggak kan, dasar lelaki aneh.“ Ucap wanita itu di dalam hatinya
“Nih hujan juga kagak berhenti henti apa ya? Makin deres aja.“
“Lo habis dari mana?“ Tanya Liam
“Habis jogging aja“ Jawabnya
“Keren juga ya lo, sore gini jogging“ Jawab Liam
Wanita itu memicingkan matanya “Lo gapernah jogging?“
“Enak aja! Gua sering jogging, cuma ya hari ini lagi enggak aja.“ Jawabnya
Hujan sudah reda, Liam akan kembali ke apart sekarang. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 17.45
Melihat wanita itu yang pulang dengan jalan kaki, Liam berniat untuk mengajaknya menaiki motor miliknya
“Mau ikut gak?“ Tanya Liam
Wanita itu menoleh ke arahnya “Gue?“ Jawabnya sambil menunjuk kearahnya sendiri
“Nggak, itu tuh pohon itu“ Ucap Liam sambil menunjuk pohon disamping ruko
Wanita itu menoleh kearah pohon, mulut nya berbentuk O. Lalu pergi dari sana
“Eh eh bentar“ Ucap Liam sambil melambaikan tangan nya ke udara
Wanita itu menghentikan langkahnya, membalikan tubuhnya lalu menatap Liam “Kenapa?“ Tanyanya
“Ya lu lah, masa gua ngajak pohon. Yang bener aja“ Ucap Liam sedikit kesal
“Ck, gue bisa pulang sendiri“ Tolak wanita itu
“Yakin?“ Liam tersenyum smirk
“Ini udah mau malem, lo mau jalan sendirian? Apa gak takut barang berharga lo yang jauh lebih berharga daripada hp lo diambil?“ Lanjutnya
Wanita itu berpikir “Oh no, i don't want that, God.“ Batinnya
“Gue harus gimana? Apa gue terima aja ajakannya?“ Pikirnya lagi
“Jadi gimana?“ Ucap Liam mendekat kearah wanita tersebut dengan motornya
“Ck, yaudah“ Kesal wanita itu
Liam turun dari motornya, ia mengambil helm cadangannya di jok motor.
“Nih pake“ Liam memberikan helm tersebut ke Wanita itu
Wanita itu mengambilnya. Lalu memakainya
“Duh ini gimana ya kok susah“ Batinnya sedikit kesal karena helmnya tak kunjung terpasang
“Haha, cewek galak. Gak bisa pake helm ternyata“ Ejeknya
Wanita itu mendengus kesal mendengar nya. Liam turun lagi dari motornya dan memasang helm ke wanita itu
Wanita itu sedikit tersipu malu, ia sedikit salah tingkah. Apa apaan ini? Bukannya ia baru saja kesal dengan lelaki yang ada dihadapannya sekarang?
“Mau jaket?“ Tawar Liam
“Nggak perlu“ Tolak wanita tersebut
Wanita itu naik ke motor milik Liam. Sebentar, bukannya Liam tak tahu dimana wanita ini tinggal? Bisa bisanya ia langsung mengajak begitu saja.
“Rumah lo dimana?“ Tanya Liam
“Hah? Apa?“ Jawab nya sedikit berteriak karena tidak kedengaran
“Ru..mah.. lo.. di..mana“ Ulang Liam sambil menekan kan kata di ucapannya
“Oh, gue gak tinggal di rumah. Gue tinggal di apart“ Jawab wanita tersebut
“Apart?“ Monolog Liam
“Apart ya? Apart mana?“ Tanya Liam
“Apart Bunga Galeo“ Jawab wanita tersebut
“Lah kita satu tempat tinggal ya?“ Jawab Liam
“Gua juga tinggal disana“ Lanjutnya
“Kok gue gak pernah liat lo?“ Tanya wanita itu
“Gua emang jarang keluar apart“ Jawab Liam
“Pantes“
“Nama lo siapa? bisa bisanya kita nggak kenal“ Tanya Liam
“Adeline, panggil aja Delynn“ Jawabnya
“Oiya? Nama gue Liam Neeson Indarto. Bisa lo panggil Liam“ Jawab Liam
Hai all, semoga suka ya sama cerita kali ini. Bantu vote yaa! 1 vote sangat berharga bagi kami. Haha, see u next chap
KAMU SEDANG MEMBACA
When It Rain
Fanfiction"Sendirian aja?" Tanya lelaki itu. Wanita itu menggangguk untuk mengiyakan Apa kelanjutannya? Ada apa dengan hujan dan mereka? Bagaimana kisah nya?