4. DEVANTARA FAMILY 🍫

1.5K 143 9
                                    

Happy reading 🐬💙
.
.
.
Aljio or Algio

Camilla sedang mengendong putra bungsunya yang sedang dalam mode manja, membuat Alessio menatap lekat dua kesayangan nya. Pria itu, kan juga merindukan perempuan yang sangat ia cintai.

"Definisi menciptakan saingan sendiri." kata Pria tersebut membatin.  "Gio," panggil Alessio lembut.

Pemilik nama itu pun menoleh pada sumber suara. "Kenapa, dad?" Camilla tersenyum mengejek pada suaminya, di saat melihat kode mata Alessio.

"Harus mengalah pada anak, sayang." Sembari Camilla duduk di tepian ranjang kasur, dan juga memperhatikan setiap sudut kamar ia  dengan paksu yang tidak berubah sedikitpun.

Alessio menghela nafasnya sabar. "Baiklah," ujarnya dan mencuri ciuman di pelipis Camilla

Plak

Dengan sangat ringannya, tangan Gio menampar pipi Daddy-nya. "Dek..." tegur Camilla pada putranya.

"Gak boleh cium-cium, Bunda." Algio memeluk posesif Bunda nya tersebut. Seakan, Camilla akan pergi jauh.

"Bunda, istri daddy. Jadi, tidak ada salahnya, son." Lalu, terbesit di pikiran nya untuk membuat si bungsu kesal. Alessio, langsung juga memeluk dari belakang Camilla.

"DADDY!" jerit Algio tidak terima Bunda nya di monopoli. Ia berusaha sekuat tenaga mendorong tubuh tegap Daddy-nya.

Melihat hal itu membuat Camilla tertawa lepas. "Ayah-anak sama saja."

"This is my girl!" seru Alessio yang belum mengalah dengan si bungsu.

Mendengar ucapannya Daddy-nya, membuat jiwa-jiwa Aljio memberontak ingin berkata kasar dan menampol wajah tampan Alessio.

Hingga detik selanjutnya, terdengar suara tangisan dari Algio. Baginya, itu saja cara yang ampuh supaya Daddy-nya mau mengalah.

"Alessio!" Kalau sudah begini, itu berarti Alessio harus mengalah. "Iya, sayang."

Setelah nya, pria tersebut mencium pipi Camilla dan buru-buru lari dari sana.

"Awas aja lu muka datar. Gue balas lu nanti," gerutu jiwa Aljio.

"Tidak perlu memandang daddy segitunya," Camilla mengusap puncak kepala Algio dengan penuh kasih sayang. Ia sangat merindukan putra bungsunya itu. Ibu mana yang bisa jauh dengan darah dagingnya?

"Bunda... Gue gak tahu harus senang atau sedih. Gue senang akhirnya bisa merasakan belaian kasih sayang seorang ibu dan ayah."

"Sedihnya, gue mengambil hak Algio. Eh, tapi kan, salah Algio sendiri. Kenapa bunuh diri?"

"Dek?" Camilla binggung melihat raut wajah Algio. "Kenapa, dek?"

"Bunda cantik!" puji anak itu jujur. Walaupun Camilla sudah masuk kepala tiga, tetap saja masih sangat cantik.

Mendapatkan pujian dari Algio, Camilla tersipu malu di buat nya. "Putra bunda ini bisa saja."

"Malam ini, Gio boleh tidur dengan Bunda?" tanya anak lelaki itu ragu. Takut permintaannya akan di tolak mentah-mentah.

"Tentu saja boleh, nak. Biasanya juga begitu, 'kan?" Camilla sedikit heran dengan pertanyaan Algio.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aljio OR Algio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang