02 # Love Potion

1.3K 96 3
                                    


Nomark
:-) Jeno x Mark (-:

**


cinta bisa menghalalkan segala cara agar dia bisa mendapatkan hal itu.

Begitu pula dengan Mark, ia sekarang berada di depan seseorang yang di panggil oleh orang pintar. yaaa Mark mendengar ini dari beberapa orang, ia hampir mereka kepada cintanya.

Mungkin ini adalah jurus terakhir.

"bawalah ini" orang pintar tersebut memberikan sebuah air dalam botol kecil berwarna biru yang bernama ramuan cinta.

"Campurkan dengan air minumnya" Mark mengangguk mengerti. "terima kasih Mbah" orang pintar tersenyum.

Setelah urusannya selesai Mark pun segera pergi dari tempat tersebut, untunglah Mark datang malam-malam jadi tak banyak orang.

Di pagi harinya Mark sudah siap dengan pakaian sekolahnya dan jangan lupa dengan air dalam botol yang sudah di isi oleh cairan kemarin.

Cukup terkejut karena cairan tersebut berwarna biru namun ketika di masukan ke air putih tidak berubah warna.

Luar biasa.

Mark hanya memakai setengahnya saja agar bisa dipakai dua kali. Dengan perasaan senang Mark langsung turun ke bawah disambut dengan kedua orang tuanya.

"Lohh kenapa nih?? Bahagia banget kayaknya?" tanya Ayah Mark. Mark sendiri hanya tersenyum lebar tanpa menjawab pertanyaan dari ayahnya.

Ibu Mark menggelengkan kepalanya. "Pasti nih karena crush nya" ibunya memang tau kalau Mark menyukai seseorang.

"ibuuuu!!!"Ayah Mark terkejut. "wahh ayah baru tahu loh, ganteng gak?" Mark Mengerutkan keningnya mendengar perkataan ayahnya.

"kok ganteng? cantik lah" ayah Mark hanya mengangguk-angguk saja. Mereka bertiga pun melanjutkan sesi sarapan pagi dengan canda tawa dan sedikit godaan untuk anak mereka.

Sekitar jam 8 pagi Mark sudah sampai disekolah, hari ini tidak ada pembelajaran seperti biasanya karena hari ini dan besok sedang ada kompetisi antar kelas.

Hanya saja terkecuali peserta tetap memakai baju sekolah.

Nah itu dia! Orang yang ia cari-cari dari tadi akhirnya datang.

"Karina!"perempuan yang dipanggil pun menoleh. "ohh hai oppa" hati Mark begitu berbunga-bunga ketika ia dipanggil oleh seperti itu oleh perempuan yang ia sukai.

"untukmu"memberikan air minum untuk Karina. Karina sebelumnya menolak namun Mark trus membujuknya dengan alasan ia bisa haus nanti apalagi karena seorang anak cheer leaders.

"Aku pergi dulu" Mark akan duduk di tempat yang paling dengan untuk menonton Karina. dia disini bukan untuk menonton teman-temannya yang bermain basket.

tak berselang lama kursi penonton makin penuh seiring dengan waktu pertandingan makin dekat. Seseorang menepuk bahu Mark, ahh ini Yeri dan juga ryujin. Mereka kedua teman Mark.

"Udah disini aja lo"ujar ryujin. "biasa dia mah, tuh" tunjuk Yeri kepada anak-anak cheers.

Ryujin mendengus, temannya ini kenapa sangat tergila-gila kepada adik kelasnya itu.

"Masih lo?"

"Masih lah"ryujin sudah muak. "Move on Mark, cari cewek lain deh atau lo mau sama kita?"goda ryujin.

Yeri dan ryujin sama-sama berpose centil didepan Mark. Sebenarnya ini hanya bercandaan saja karena ryujin dan juga Yeri sama-sama punya pacar.

"kurang apalagi kita, cantik gini" puji Yeri.

Mark mengangguk, dirinya memang mengakui kalau kedua temannya ini cantik dan bahkan salah satu primadona sekolah ini.

"Cantik sih tapi sayang gila" geplakan diterima oleh Mark. "enak aja lo" Yeri tak bersungguh-sungguh memukul Mark, hanya membuat Mark hampir saja jatuh.

pertandingan basket di mulai oleh tim kelas lainnya. Pertandingan cukup sengit karena diawal sudah di suguhkan oleh ketua tim basket sekolah melawan anak-anak kelas sebelah yang isinya jago olahraga.

Menegangkan namun pertandingan dimenangkan oleh tim ketua basket sekolah.

Sudah bisa ditebak memang.

"Eh.. itu si ketua basket kok jalan ke arah tribun?"tunjuk Yeri.

Mark dan ryujin pun menoleh, para siswa langsung berteriak heboh karena tak biasanya Lee Jeno aka ketua basket sekolah menghampiri tribun.

Tapi mata Mark malah tertuju kepada Karina yang kelelahan, tak mempedulikan yang lain Mark sendiri turun. Untung saja ia sudah membawa sapu tangan jadi bisa ia berikan kepada Karina pasti sekarang Karina sudah meminum airnya.

namun baru dua langkah setelah menuruni tangga tangannya ada yang menarik.

"Mau kemana?"

Mark mengerutkan keningnya ketika yang menariknya adalah Jeno. heran karena sebelumnya ia tidak pernah dekat hanya tahu saja.

"gue mau—" ucapan Mark terpotong setelah melihat botol minum yang ia berikan kepada Karina berada ditangan Jeno.

Bagaimana bisa? Ia tau karena diberikan tanda love diatas tutup botol.

ia menoleh ke tempat ke samping, tak jauh disana Karina juga sedang melihatnya dan kembali lagi menoleh ke Jeno. Kenapa Mark bisa lupa kalau Karina menyukai Jeno jadi kemungkinan besar kalau wanita yang Mark sukai itu memberikan air itu kepada Jeno.

Lalu apa sekarang Jeno yang— astaga!

Mark terdiam beberapa saat karena ia tidak sesuai dengan rencana awalnya. "sorry, gue harus pergi" Mark melepaskan genggaman jeno.

keinginannya untuk pergi tertahan karena jeno tanpa aba-aba mengangkat tubuh Mark, tentu saja membuat semua orang yang tadinya hening karena melihat Jeno menghampiri Mark langsung heboh karena perlakuan jeno.

"ehh Jeno!"

Bergerak ingin turun tapi kaki Jeno malah melangkah keluar gor sekolah. "jangan bergerak jika tak ingin jatuh"Mark pun langsung diam.

Ia menyembunyikan kepalanya di bahu Jeno karena sungguh ia begitu malu sekarang. Jeno baru menurunkan Mark setelah di luar gor.

"Jadi gak pacar gue ya" mata Mark melotot dan menggelengkan kepalanya. "engga!" Ini kesalahan!

"itu bukan pertanyaan, tapi itu pernyataan"

Sial!

Mark menutup mukanya karena hal ini dirinya malah mempunyai hubungan dengan ketua tim basket sekolah.

dasar ramuan cinta!






Bonus :

Mark merasa heran, apa ramuan cinta ini begitu sangat ampuh ya? Karena setelah dua tahun berlalu Mark masih menjadi kekasih Jeno dan semuanya masih sama seperti diawal mereka menjalin hubungan.

Padahal dulu Mark dengar kalau ini cuman sekitar 3 bulan.

Ia menaruh air itu kembali di laci paling bawah, mungkin suatu saat nanti ia akan jujur tentang hal ini kepada Jeno.

"Sayang!!"

"Iya!" Pintu kamarnya dibuka dan menampilkan Jeno yang masuk. "jadi jalan-jalannya?"Mark mengangguk, ia pun membawa tasnya dan menerima gandengan tangan Jeno.

Ahh sekarang Mark juga mempunyai perasaan yang sama kepada Jeno.




End—

harem's (Marklee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang