2

115 19 50
                                    

Yeorin.

Aku menatap tanda di leherku selama beberapa menit, padahal sebenarnya hanya beberapa detik saja.

Tidak dapat dijelaskan lagi, kali ini terlihat nyata, itu adalah cupang. Tapi dari mana asalnya?

Rasa sakit yang kurasakan setiap kali aku melangkahkan kaki ke depan adalah kekhawatiran mengganggu yang tidak bisa kujelaskan, dan rasa sakit di tempat paling pribadiku terasa asing.

Syukurlah aku terbangun di tempat tidur, tapi di situlah keadaan normal berakhir. Kaos yang ku kenakan saat tidur telah terlempar ke lantai, seprainya berantakan dan ada bau seks yang menyengat di udara; seperti pesta seks yang terjadi di ruangan kecil itu.

Tubuhku terasa aneh tapi aku tidak tahu betapa anehnya sampai aku bangkit dari tempat tidur dan mencoba berjalan. Lututku hampir lemas membawaku ke lantai sementara rasa sakit di antara pahaku berdenyut-denyut dan terasa nyeri hampir menyenangkan.

Aku kehilangan akal, itu saja. Aku mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa itulah satu-satunya penjelasan atas kejadian aneh yang mengganggu ku, tetapi ini bukanlah yang terakhir.

Aku berpaling dari cermin tempat aku memeriksa leherku hanya untuk melihat sekilas bekas jari di pantatku. Alih-alih merasa takut, berlari keluar rumah sambil meneriakkan pembunuhan berdarah dan memperingatkan tetangga, aku malah merasakan kehangatan menjalar ke dalam diriku dan terpusat di antara pahaku.

Tiba-tiba perasaan ku dipenuhi dengan kebahagiaan sensual, seolah aku sedang merayu seseorang dengan setiap napas ku kembali menghampiri ku saat aku masuk ke kamar mandi untuk menyalakan air.

Aku melangkah di bawah semprotan air hangat yang membantu menenangkan ku.

Aku punya lebih banyak waktu pagi ini untuk bermain karena aku tidak harus pergi bekerja jadi aku tidak terburu-buru sambil menggerakkan kain lap dengan lembut di antara pahaku.

Aku terbangun karena berita yang memperingatkan tentang badai salju yang akan datang dan menutup segalanya bermil-mil jauhnya. Jadi aku menikmati mandi santai, membiarkan panas dan uap membantu meringankan rasa sakit.

Tanganku terasa asing ketika bergerak di atas tubuhku, seolah itu milik orang lain. Mataku melihat pantulan diriku di cermin di atas wastafel melalui pintu kaca yang tertutup uap dan aku terkejut mendapati diriku dalam pose yang begitu provokatif.

Aku meletakkan satu tangan di antara pahaku dan tangan lainnya membelai salah satu payudaraku yang besar. Yang lebih aneh adalah aku mendapati diriku memasukkan jariku lebih dalam ke dalam vaginaku sambil menarik-narik putingku hingga mengeras. Butuh beberapa detik lagi untuk bersenang-senang sebelum aku menghentikan diri.

Kenapa aku begitu terangsang sepanjang waktu?

Saat aku melangkah keluar dari bilik pancuran air panas, aku tidak dapat menahan diri untuk tidak melihat diriku lagi di cermin dan mendapati bahwa tubuhku lebih subur dari biasanya.

Aku terlihat… matang?

Apakah itu sebuah kata yang bisa diasosiasikan dengan tubuhnya sendiri?

Tapi sepertinya aku pernah mendengar sebelumnya.

Saat itu aku mendengar bisikan samar dan merasakan sesuatu yang keras dan panas di antara pahaku. Aku tahu itu semua hanya ada dalam pikiranku tapi rasanya begitu nyata. Aku bisa dengan jelas mendengar dan merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada, tapi yang pasti itu adalah suara seorang pria yang memberitahuku betapa 'matangnya' aku saat dia meniduriku.

Aku mencoba mengingat apakah mantan ku pernah mengatakan hal seperti itu, yang tidak masuk akal.

Lagi pula, kami belum pernah melangkah sejauh ini, itulah gambaran yang terbentuk di benakku. Aku merasa aneh bahwa bagi seseorang yang belum pernah menikmati kenikmatan seks, imajinasiku benar-benar luar biasa.

Nocturnal Love  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang