BAB 6 MASA LALU

231 158 211
                                    

Dalam ruangan sunyi, di hadapan Aura yang penuh dengan penasaran, Luthfi mulai mengisahkan perjalanan hidupnya. Kisah-kisah yang terpahat dalam ingatannya, seperti lukisan-lukisan yang menggambarkan warna-warna kehidupan.

Ada tawa riang yang menyinari hari-harinya, seperti sinar mentari yang menyinari langit, kegembiraan itu memberikan warna pada setiap langkahnya. Namun, di balik cahaya kebahagiaan, juga ada bayang-bayang kesedihan. Luthfi membagikan cerita tentang tangis pilu yang menghiasi malamnya, tentang kehilangan dan kekecewaan yang melintas di dalam hidupnya. Seperti awan yang menyelimuti bulan, kesedihan itu memberikan kontras pada kehidupan yang penuh warna.

LUTHFI

28 Agustus 2020

Luthfi : Aku sebutin ya satu-satu

Aura : Iya sok

Luthfi : Rina, Devi ada 2 ya, Ayu, Diah, Putri, Anastasya, Tasya, Gina, Gea, Salsa, Visya, Nabila, Ailsie sama Rachel ini beda agama sama aku, Lala, Fauziah, Khasanah

Aura terdiam, menyerap setiap kata yang diucapkan oleh Luthfi.

Luthfi : Aku lupa urutannya, tapi yang paling berkesan itu Ailsie baik banget. Waktu puasa, dia pernah ngomong gini "enak ya kalian ada takbiran, boleh gak sih aku ikut takbiran gitu?"

Aura : Terus kamu jawab apa?

Luthfi : Aku jawab "boleh, ikut aja"

Aura : Terus?

Luthfi : Pokoknya baik banget, paling berkesan. Terus dia pamit pindah ke luar, ikut bapanya. Dia janji mau mampir ke rumah dulu sebelum berangkat ke bandara, aku tungguin semaleman. Ternyata dia langsung ke bandara.

Aura : Kamu tau dia langsung k bandara drmn?

Luthfi : Dia DM aku bilang gini "aku gak jadi mampir". Sedih pas tau dia langsung ke bandara

Aura : Terus seudah itu gimana?

Luthfi : Dia ilang 3 hari, terus DM aku lagi ngabarin seudah pindah kesana dia sibuk banget soalnya harus ngurusin surat2 pindah sekolah

Aura : Pindah kemana sih?

Luthfi : Singapur

Aura : Seudah itu gak chattan lagi?

Luthfi : Ngga, soalnya seudah itu dia ilang lagi terus posting foto sama cowo disana

Aura : Terus sekarang masih kepikiran dia?

Luthfi : Ngga, cuma paling baik dan berkesan dia.

Aura : Terus yang lain?

Luthfi : Ailsie sama Rachel itu satu marga, jadi kaya sodaraan. Ailsie sebelum pindah ke Singapur sempet nitipin aku ke Rachel, nyuruh aku jadian juga sama Rachel. Ada chatnya di Rachel

Aura : Ngapain nitipin kamu ke Rachel? Aneh banget

Luthfi : Ya ga tau, intinya aku jadian Rachel karena Ailsie aja. Pacaran sama ini 6 bulan. Lagian aku jadian sama dia juga karena pengen coba jadian sama yang biasa aja. Tapi malah dianya yang jadi gak PD

Aura : Biasa aja gimana?

Luthfi : Ga cantik kaya yang lain, tapi dia pinter kesayangan guru-guru anak OSIS juga. Aku sempet nyalonin jadi ketua OSIS sama dia tapi gak kepilih soalnya gak pada setuju karena yang mimpinnya beda agama. Akhirnya aku jadi sekertaris sama dia. Aku gak suka sama dia karena dia itu suka bawa temen2nya kalau aku minta putus, sampe aku pernah selingkuhin dia 2 kali karena pengen putus. Selingkuhnya sama Nabila terus Visya, waktu sama Nabila dia boong ternyata dia udah punya pacar juga. Kalau Visya gak jadian cuma dikenalin sama ade kelas aku.

....

Aura terdiam, hatinya terasa terhimpit oleh kekecewaan setelah mendengar cerita panjang dari Luthfi. Dia merasa seperti di tengah-tengah badai emosi yang tak terkendali, terombang-ambing antara perasaan sakit hati, kecewa, dan kebingungan. Akhirnya, semua kebohongan yang selama ini disembunyikan oleh Luthfi terungkap, membuat Aura semakin tak berdaya menghadapi kenyataan. Namun, di tengah kegelapan itu, datang seorang lelaki baru yang membawa harapan baru dalam hidupnya, menawarkan cinta yang lebih tulus dan jujur, membawa Aura keluar dari bayang-bayang masa lalu yang kelam.

"Ketika kamu ikhlas melepaskan

sesuatu pasti akan Allah gantikan dengan yang lebih baik,

karena Allah tau mana yang terbaik untukmu"

~Zahra Nayla~

LABIRIN (True Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang