17. MALAM PERTEMUAN

0 0 0
                                    

Happy reading...

Mereka yang tadinya bercanda, ngobrol,dan ketawa tawa kini berubah menjadi sunyi hanya ada suara sendok dan garpu saja ketika seseorang yang tiba tiba ikut gabung dengan meja mereka.

Pradikta si ketua osis datang menghampiri mereka dan ikut gabung makan bersama mereka

"Lo ngapain gabung ke sini gak temen lo"sindir fauzan

"Nemenin lo kasian lo cowok sendiri di meja ini"jawab pradikta

"Yang ijinin lo gabung di sini siapa bejirrr"ucap ngegas nya

"Emang ada larangan gue gabung di sini gak ada kan berarti boleh dong"jawabnya tak kalah ngegas

Aldara pun beranjak berdiri dari tempat duduknya dan langsung pergi berjalan meninggalkan mereka tanpa mengucapkan sepatah kata pun

"Gara gara kalian kan dara pergi nyebelin banget si"sewot elmira

"Lo kenapa si kak gangguin aldara terus bukanya dia udah kasih peringatan ke lo buat gak ganggu hidup nya lagi"ucap tegas vania dan pergi meninggalkan mereka berdua di sana

Elmira dan vania pun melihat aldara sedang duduk termenung di belakang sekolah,mereka berdua tidak ingin mengganggu nya sepertinya aldara butuh waktu untuk sendiri mereka pun memutuskan untuk pergi ke kelas

Di belakang sekolah dengan banyak pepohonan ada seorang gadis yang tengah duduk termenung di sana hanya di temani dengan angin

"Rasanya sulit sekali dra aku harus lupain kamu"

"Kamu pergi meninggalkan janji kamu lagi"

"Kenapa kamu selalu ninggalin aku"

"Lalu bagaimana sekarang apakah kamu bahagia jika tidak bersama ku"

"Maaf aku kangen kamu,aku kangen wajah kamu,aku kangen suara kamu,aku kangen suara ketawa kamu,aku selalu kangen semua yang ada di diri kamu"lirihnya ia pun menggigit bibir bawahnya agar Isak tangis nya tidak di dengar oleh orang yang lewat di sana

Fauzan yang melihat aldara kembali menangis mengepal kan kedua tangannya dengan tatapan tajam dan rahang mengeras

"Gue bakal kasih lo pelajaran karna lagi lagi lo bikin aldara nangis"ucap batinnya dan pergi meninggalkan tempat itu

•••

Rajendra yang tengah duduk di bangku belakang sekolah ia pun sama merasakan sakitnya perpisahan ini dan di paksa untuk melupakan seseorang yang ia cintai

Mereka berdua sama sama sakit mereka sama sama di paksa berpisah mereka juga sama sama di paksa melupakan satu sama lain meskipun hati nya selalu berkata tidak.

"Maafin gua dar maaf"

"Gua harap lo gak akan pernah ketemu sama cowok kayak gua"

"Gua juga mau terus bersama sama lo tapi gua gak bisa gua udah terlalu banyak kasih rasa sakit buat lo"

Baru saja rajendra beranjak untuk berdiri tiba tiba ponsel nya kembali bergetar ia pun mengambil ponsel di sakunya dan mengangkat panggilan tersebut

"Kenapa yah"

"Nanti kamu ambil berkas di kepala sekolah kamu"

"Untuk apa"

"Ayah sudah mengurus perpindahan sekolah kamu"

"Lalu ayah daftar kan di mana"

"Apanya"

"Sekolahnya bodoh"

KAMU DAN KISAH KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang