I.S 2

114 12 2
                                    

HAPPY READING

Doah berjalan dikoridor utama ingin mencari perpustakaan di mana, sepanjang jalan ia melintasi koridor banyak sepasang mata yang memperhatikan dirinya.

"Lepas!"

"Diam!"

"Lepasin gue!"

Suara itu terdengar sangat jelas di indera pendengar doah. Ia mencari dimana sumber suara tersebut dan ah! Dapat. Suara itu dari lapangan utama Yang berada di tengah bangunan sekolah.

Tanpa pikir panjang, doah menghampiri dua orang itu yang sedang bertengkar, sang cowo yang kasar dengan ceweknya.

Plak

Tangan cowo itu terlepas dari genggam sang cewe. Doah memukul lengan cowo itu dengan keras hingga telapak tangannya saja terasa panas.

"Lo gak usah kasar sama cewe!" Seru doah dengan muka datarnya.

Cewe itu dibawa kebelakang tubuh doah. Dan meringis merasakan pergelangan tangannya yang merah karena cengkraman cowo itu sangat kuat.

Cowo itu tersenyum remeh, "siapa lo? Berani ngatur-ngatur gue hah!"

"Gak penting gue siapa!"

Doah berjalan pergi dari cowo sialan itu dan tak lupa ia menarik sang cewe tadi.

"Shit!" Umpet cowo itu.

Kejadian itu tak luput dari perhatian seluruh murid yang menyaksikan. Mulai dari lantai dasar sampai lantai atas.

Setelah Dirasa cukup jauh berjalan menjauh dari cowo itu. Doah berhenti di sebuah koridor dan menatap ke arah cewe yang ia tolong tadi.

"Lo gak papa kan? " Tanya nya

"G-gue gak papa kok,"

Doah mengangguk dan berniat berjalan kembali mencari tujuan walau nya tadi mencari perpustakaan. Namun berhenti karena suara cewe itu.

"Tunggu!"

Cewe itu berdiri didepan doah "Gue yerim! Anak kelas 11 IPA 1 juga. Kita sekelas"

"Gue doah! Baru pindah tadi pagi"

"Lo mau kemana?"

"Mau ke perpustakaan! Lo bisa anterin gue gak dimana? Gue gak tau soal nya." Yerim mengangguk ia pun nganter doah kesana.

****

"Ji, edo, kantin yuk!"

Sooji dan heedo mengangguk lalu beranjak dari kursi. Mereka menghiraukan tatapan sinis, iri dari para murid di kelas.

"Pesen apa?" Tanya heedo

"Kaya biasanya " jawab sooji dan harin serentak. Mereka berdua menyerahkan uang nya ke heedo.

"Sip! Harin es nya dikit, gue sedang, sooji banyak "

Harin dan sooji mengangguk. Lalu menunggu di meja yang sering mereka tempati hingga tak ada yang mau duduk disana lagi.

Hingga akhirnya heedo kembali dengan sepiring batagor dengan tiga garpu, dan tiga es susu coklat. Itulah menu makan siang mereka setiap hari. Tidak berubah.

Tiba-tiba dayeon, wooyi, goo seul ha datang seperti biasa....

BRAAAKKK

Pukulan keras dimeja dari Goo seul ha yang berhasil membuat es sooji tumpah sedikit. Sooji, heedo dan harin menghela nafas berat. Hanya mereka yang berani membuat masalah dengan sooji.

"Apa?" Tanya sooji dingin

"Nyapa doang " kata dayeon

Heedo berdeham. " bisa pergi gak? Berisik"

"Culun ngajak ngomong tuh" sahut wooyi cepat.

"Kalian gak capek ganggu ketenangan kantin?" Sekarang harin sudah tak kuat diam saja.

"Lumayan. Tapi niat kita baik loh. Mengingatkan teman lo yang kayaknya hidupnya gak berguna--"

BRAKK

Sooji sengaja menjatuhkan ponselnya di meja. Harin dan heedo melirik sooji. Mereka memilih diam. Jika ada yang sudah menyangkutkan masalah pribadinya disini, Sooji bisa mengamuk seperti macan betina.

"Bacot banget sih" kata sooji dingin

Dayeon, wooyi, dan seul ha tertawa renyah. Mereka bahkan menjadi pusat perhatian. Sekitar meja sooji, harin dan heedo sudah dipenuhi banyak murid.

"Emang bener kan? Lo ditinggal nyokap lo, karna lo anak sam...."

Sedetik kemudian es yang ada ditangan sooji terbang mengarah ke dayeon. Dari rambut sampai ujung sepatu, penuh cairan coklat karna minuman sooji. Ditambah dinginnya es yang beberapa ada di bagian kemejanya.

"Upss Sorry, sengaja " sooji meninggalkan kantin yang sudah heboh. Harin dan heedo beranjak dari kursi lalu melewati mereka semua.

"Gue gak suka esnya. Lo bisa ambil" heedo menuangkan es batunya di saku dayeon yang sedang membeku atas kejadian tadi. Lalu meninggalkan dayeon, wooyi dan seul ha yang tidak percaya apa yang terjadi.

Semua murid mulai mengambil gambar dan lain sebagainya. Heboh. Satu kata untuk suasana dikantin. Sedangkan ada tiga cewe yang cuek-cuek saja melihat kehebohan itu.

"Sama aja. Sama dinginnya " kata exy kembali meminum es jeruknya.

Eunseo mengangguk. Lalu menatap kerumunan dengan pandangan jijik. "Sooji masih aja dingin. Kaya yang ada didepan gue"

Seola melirik eunseo, dengan cepat seola kembali memakan baksonya yang tertunda tadi. Eunseo menatap kelas 11 IPA 1. "Kita jadi jarang berkelahi sama mereka semenjak kelas 11"

"Kenapa? Lo kangen harin?" Tanya seola cepat .

"Enggak bego! Gue cuman kaget aja. Waktu dia ikut olimpiade sama gue, dia mulai ngehindar"

"Oh jadi ceritanya ada yang patah hati gitu? Wooyi mana?" Eunseo dengan cepat menghindar dari lemparaan es batu dari exy.

"Gue gasuka dia. Dianya aja yang deketin"

"Iya iya. Yang udah jadi mantan"

Eunseo bangkit dari duduknya hendak menghampiri exy. Seola dengan cepat menarik exy kembali. Ia tidak ingin mereka saling pukul disini.

"Gue juga. Waktu seleksi turnamen basket, dia gak peduliin hinaan gue. Dia malah kaya gak denger "

Eunseo dan exy saling pandang. "Lo suka sooji?" Tanya mereka berdua serentak.

Ctak!! Ctak!

Dua sendok melayang ke kepala mereka. "Gak bego! Biasanya dia bakal kebawa emosi terus main basket nya jadi menantang. Tapi waktu itu, gue dengan mudah ngalahin dia"

"Intinya lo kangen?"

"Kalian berdua mau cepet dikubur?"

Exy dan eunseo menggeleng cepet. Lalu nyengir. "Udah dayeon kan ada walaupun gak pinter, lumayan lah" kata eunseo.

"Cih. Gak. Gimana sama lo? Yeoreum dilirik gak?" Tanya seola

Exy mengedikkan bahu. "Tipe gue bukan cewe labil. Dan yeoreum labil. Gue gak suka"

Seola dan eunseo diam, tidak membalas ucapan exy. Mereka melanjutkan makan.
















BERSAMBUNG ~~~~~~~
typo....

SALAM SEMUA BUAT ORANG BAIK DAN YANG UDAH FOLLOW KITAA SEE YOU DI CERITA SELANJUTNYA YAHH 👋👋

Makasih udah nyempetin
mampir baca cerita ini
Jangan lupa tinggal kan
Follow komen dan Votenya<3

IDOLA SCHOOL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang