6. HARI-HARI SETELAH DENGAN MEREKA

267 4 0
                                    

Halooo

Jangan lupaa vote dan koment yaaaaa <3

Selamat baca, semogaa sukaa, Aamiin.

6. HARI-HARI SETELAH DENGAN MEREKA

Yang sudah jadi tersayang.

Jangan lepas, ya?

***

Beberapa bulan kemudian, keakraban semakin terus terjalin, dengan banyak cerita yang ada saja menjadi warna tiap harinya. Semuanya senang masuk pada lingkaran itu. Anggapan Angkasa bahwa, sepi itu menyenangkan, ternyata cukup keliru. Punya sahabat, punya orang-orang yang bisa diajak apapun, ternyata jauh lebih mengasrikan hidup.

"Setiap hariku, jadi indah," ungkap Bobby. Mereka bertujuh sedang berjalan beriringan menuju kantin. Rutinitas baru, setelah mereka terbentuk. Meski berbeda kelas, mereka jadi seperti itu setiap harinya.

Bobby tidak lagi sendirian menikmati es teh di kantin. Atau kata lainnya, sejauh ini, es tehnya tidak pernah dipalak lagi.

Bara sudah punya banyak topik untuk diceritakan kepada sang Mami, banyak post a picture akhir-akhir ini sering ia kirim padanya.

Pun bagi Alaska, ia jadi punya teman bercerita untuk mengatasi bagaimana rumitnya perempuan yang mengantri panjang jadi pacarnya. Haha. Ya, mereka semua sudah tahu, jika kontak handphone Alaska itu mirip asrama putri.

"Kok diam, Las?" senggol Bobby. "Kenapa? udah ada perempuan yang nolak lo nih?" Bobby cengengesan.

Di antara mereka bertujuh, cuma Alaska yang terlalu dini menggerakkan perasaannya. Memikirkan cinta monyet.

Alaska segera menggeleng, "Haha, ada-ada aja, enggaklah, ganteng gini masa ada yang nolak. Cintanya berkelas."

Setiap mereka memulai bahasan tentang cinta, Sekala selalu menyahut dengan kalimat ajaibnya. "Cinta-cinta mulu, cinta itu nggak buat kita pintar."

"Tuh, dengar kata si juara umum," campur Bara. Ia baru saja selesai mengetik pesan kepada Maminya.

Tiba di kantin secara serentak, mulai mengundang beberapa mata untuk melirik mereka, padahal mereka tidak pernah menginginkan apalagi meminta atensi seperti itu.

"Nasi goreng enam porsi," sahut Alaska, ketika memesan makanan. Hari ini, ia makan itu, karena Angkasa mau pesan nasi goreng, jadilah semua satu suara agar tidak antri lama di kantin.

"Pakai es teh satu," teriak Bobby juga.

Bara kemudian mengeluarkan kotak bekalnya ketika nasi goreng sudah terhidang di meja mereka. Rutinitas makan bersama, di mulai.

***

Dunia berputar, mengajak manusia untuk ikut juga.

perkumpulan mereka didengar dan diketahui oleh orang-orang, sebulan kedepannya, akhirnya, mereka memilih untuk membuka pintu, membuka naungan bagi mereka yang ingin menjadi bagian. Meski belum seberapa yang masuk, namun, sekarang, SATROVA telah berubah menjadi SATROVA BESAR yang punya 20 penghuni.

Syarat daftarnya cukup simpel. Ini ide Bara.

Siapapun secara gratis bisa masuk pada lingkaran SATROVA BESAR. Tapi diwajibkan melakukan sedekah. Apapun, asal ikhlas.

Begitu tulisnya.

"Ini nggak memberatkan? Nanti hasil sedekahnya untuk siapa?" tanya Rama.

"Untuk orang-orang di luar sana yang butuh, atau untuk panti asuhan, untuk mereka yang semestinya," jawab Bara.

Dia Angkasa [ 0 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang