5. PADA SEBUAH MASA, DIMANA MEREKA MEMULAI

188 9 1
                                    

HALOOO000

Votee dan koment banyak-banyakk yaaaa <3

Selamat membacaa, semogaa sukaa, Aamiin.

5. PADA SEBUAH MASA, DI MANA MEREKA MEMULAI

Besok, kalau dunia masih lucu. Jangan lupa tertawa, ya?

***

Berita tentang terbentuknya perkumpulan yang diprakarsai oleh Angkasa Naufal Merapi, siswa nakal yang terkenal itu. Menyebar dimana-mana. Meski belum punya nama, namun orang-orangnya sudah terdikte dan jadi obrolan ramai di sekolah tentang itu.

Senior-senior yang pernah meminta Angkasa bergabung di circle mereka, nampak tak ketinggalan berita juga. Ramai buah bibir tentang itu, ada yang meremehkan, ada juga yang ingin sekali bergabung.

"Sa, ini, Rama Alpha Apollo yang gue bilang kemarin, dia mau gabung," ucap Bobby ketika menemui Angkasa di koridor lantai dua. Dengan Alaska juga.

Angkasa menjulurkan tangannya, menatap sosok laki-laki yang badannya hampir seperti Alaska, Dia Rama, "Salam kenal, selamat melingkar."

"Salam kenal juga," balas Rama.

"Lo tinggal di mana?" tanya Alaska. Mulai mewawancarai laki-laki itu, karena sebelumnya, hanya Bobby yang dekat dengannya.

"Perumahan Galiana, "jawab Rama. "Serumah dengan rumah makan APA KABAR."

"Oh, jadi lo yang punya rumah makan APA KABAR?" tanya Alaska lagi. Rama mengangguk. Wah, sultan.

Rumah makan 'apa kabar' adalah salah satu restoran terkenal di daerah Jakarta. Rumah makan itu turun temurun diwarisi oleh keturunannya. Bahkan ada sejak penjajahan belanda dulu. Cita khas makanan nusantara, sangat kental di sana. Orang-orang penting banyak yang jadi langganannya. Ada beberapa cabang juga di daerah Bandung dan Semarang.

"Wei, ajak gue makan gratis dong," ucap Bobby amat gembira. Itu salah satu restoran favoritnya.

"Minimal istigfar, Bob," ucap Alaska.

"Boleh, kalau mau datang, sepuasnya, nggak apa-apa," ucap Rama cepat. Rama itu senang berbagi. Pernah dulu, saat SD, ia mengundang satu sekolah ke rumah makannya untuk merayakan ulang tahunnya. Pernah juga, saat dirinya juara satu lari cepat, ia menggratiskan makan selama sehari di tempatnya.

Sedikit tentang Rama, ia anak ke empat dari empat bersaudara. Ketiga kakaknya adalah laki-laki, dan semuanya sudah berkeluarga. Mereka masing-masing sudah berpencar ke berbagai daerah. Hanya Rama yang menetap, menemani orang tuanya.

"Wih, asyik nih," kata Bobby pada Rama.

"Oke, Rama. Terima kasih atas tawarannya," sahut Angkasa.

Latar itu tidak penting harusnya. Asal ia mau jadi sahabat yang baik, sahabat yang sebagaimana sahabat.

"Sekarang, udah lengkap, kan, Sa?" tanya Alaska memastikan kepada Angkasa. Tujuh orang untuk jadi selamanya.

"Udah," jawab Angkasa.

Tadi dirinya sudah menghubungi Razi, dan laki-laki itu mengiyakannya.

***

"Kalau mau jadi apapun, itu terserah kamu," ucap Mami Bara. Ketika Bara menceritakan tentang perkumpulan barunya.

Tentang sesuatu, bahkan dari hal terkecil, Bara tidak pernah absen menceritakan pada sang Mami. Maminya adalah pusat dunianya.

"Asal kamu tahu menempatkan sesuatu."

Maksud Mami Bara, Bara bebas bergaul dengan siapapun, bebas melakukan apapun yang ia mau, asal ia tahu baik dan buruknya. Dan paham bagaimana sikap yang perlu diterapkan ketika berada di suatu lingkungan itu, dan lingkungan lainnya. Karena, tidak semua orang, tempat maupun suasana boleh penafsirannya.

Dia Angkasa [ 0 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang