Petualangan Jerry
Jerry POV
Kepalaku berdenyut hebat, seolah ada ledakan yang siap menghancurkan setiap pikiranku. Seperti arus deras yang tak terkendali, ingatan-ingatan asing mengalir masuk tanpa peringatan, membanjiri otakku. Setiap kilatan memori terasa asing, namun begitu nyata, seakan aku hidup di dalamnya. Ketika akhirnya kesadaranku mulai pulih, aku mendapati diriku berdiri di tempat yang benar-benar tak kukenal. Dunia ini, dengan segala keanehannya, tak memberi sedikit pun petunjuk tentang di mana aku berada.
Di antara kerumunan ingatan yang datang, ada satu yang mendominasi, terasa lebih jelas dan kuat. Aku... aku seorang anak bangsawan, putra Marquess dari kota Wellington, bernama Jerry. Dadaku berdesir-rasa ngeri dan tak percaya menyelimutiku. 'Serius? Dari semua orang, kenapa aku harus terjebak dalam tubuhnya?' Kutukan dalam batinku terasa pahit. Reputasi Jerry sebagai si pembuat onar, seorang yang dipandang rendah, langsung terngiang di kepalaku. Ini adalah kehidupan yang jauh dari apa yang kuinginkan.
'Apa salahku hingga nasib mempermainkanku seperti ini? Bukannya damai di Akhirat, aku malah dilempar ke tubuh bocah manja ini!' pikirku, merasa tak berdaya. Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diriku. 'Sungguh, ini lelucon macam apa?'
Mataku menjelajahi ruangan megah tempatku berdiri. Setiap detail bangunan ini, dari ukiran hingga kain-kain mewah yang menghiasi dinding, terasa seperti karya seni yang hidup. Cahaya lilin yang berpendar di ruangan itu menambah kesan dramatis. 'Tak mungkin ada orang di abad ke-20 yang bisa membangun tempat semewah ini,' gumamku, terpesona. 'Dan bahkan tanpa aku bekerja seharipun, harta milik Marquess ini cukup untuk hidup mewah selamanya.'
Namun, sebelum aku bisa lebih jauh merenungi nasibku yang aneh ini, sesuatu terjadi. Sebuah cahaya terang tiba-tiba muncul di hadapanku. Tanpa berpikir panjang, aku mengangkat tangan untuk melindungi mataku dari kilauan itu. Cahaya itu kian terang, hampir menyilaukan, hingga perlahan memudar. Dari dalam sinar tersebut, muncul sosok kelinci berbulu putih, berkilauan seolah terbuat dari cahaya itu sendiri. Mataku terbelalak, tak percaya dengan apa yang kulihat. 'Apa ini? Mimpi? Halusinasi?' tanyaku dalam hati, tapi kelinci itu terus menatapku, seolah-olah menunggu sesuatu... atau seseorang.
**Jerry Pov End**
'Halo, Tuan. Saya Nana, pemandu Anda dalam menjalankan alur cerita ini,' suara itu lembut, namun tegas, mengalir dari kelinci kecil yang kini berdiri di hadapan Jerry. Matanya berkilau, dan gigi kelincinya yang imut memperkuat pesona yang sulit diabaikan. Senyumnya? Menggemaskan.
Jerry mengerjap, tak yakin apakah ini lelucon. Tapi, kalau ini mimpi, rasanya terlalu nyata. Jerry meliriknya dengan harapan samar. 'Apakah ada tugas atau misi yang bisa kulakukan untuk mendapatkan hadiah atau sesuatu?' tanyanya, separuh berharap untuk mendapatkan jalan keluar dari absurditas ini.
Namun, jawaban yang ia dapat tak seperti yang di bayangkan nya. 'Tidak, Tuan. Di sini tidak ada hadiah, meskipun Anda berhasil menyelesaikan tugas atau misi,' jawab Nana dengan nada yang menenangkan, tapi malah membuat rasa jengkelnya semakin menjadi.
'Benar-benar tidak masuk akal! Bagaimana mungkin setelah menyelesaikan tugas, tak ada imbalan?' Jerry merasa seperti tokoh dalam cerita yang tak ada gunanya. Tidak adil! Tapi sebelum jerry sempat meluapkan kekesalannya lebih jauh, Nana yang seolah membaca pikiranku berbicara lagi. 'Anda akan selamat dari kehancuran jika berhasil menyelesaikan misi,' katanya, seolah hal itu cukup untuk memadamkan kemarahanku. Sebaliknya, kata-katanya malah membuat darahku semakin mendidih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Jerry
FanfictionSeorang pemuda dari abad kedua puluh tiba-tiba terjebak dalam tubuh anak Marquess yang nakal dan penuh kenakalan, berpetualang dengan panduan seekor kelinci lucu yang selalu penuh kejutan. Ditulis: Rabu, 4 September 2024 Selesai: -