Pacar Jihan (...)

83 17 0
                                    

Jeriko Rexa Gautama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeriko Rexa Gautama. 17 tahun, pacar Jihan. Cemburuan parah. Selera makan gede, hobi futsal dan sesekali main band.

--------------------------------------------------------

Sepeninggal ayah dan abangnya, Jihan kini tengah menemani pacarnya yang sedang menyantap sepiring nasi goreng. Jihan tidak heran lagi mengenai  nafsu makan si pemuda, bisa menghabiskan tiga piring gado-gado atau empat mangkuk mie yamin favoritnya dalam satu kali makan. Namun, tetap saja hal sekian sedikit membuatnya cemas ketika suapan demi suapan seakan melompat begitu saja ke mulut.

"Pelan-pelan, Yang. Nanti kamu keselek."

"Ini 'kan udah pelan sih, Yang."

Jihan sekadar meringis cemas sambil mengamati pemuda di depannya. "Mending tadi nasi gorengnya tetap kita bawa ke sekolah, biar kamu makannya juga gak kayak dikejar setan. Aku gak apa-apa kok kita terlambat. Udah telanjur juga."

"Telat juga gak masalah. Sebagian guru pada rapat termasuk Bu Diana. Lagian, aku sengaja makan di sini. Kalo di sekolah perutku gak bakal bisa kenyang. Banyak laler, Yang."

"Koko, ih! Jangan kasar sama temen sendiri. Gak enak dengernya."

"Gak perlu halus-halus kalo temennya pada gak tau diri. Apa yang kamu bawain buat aku mesti dibagi-bagi terus, gitu?" Jihan mendengkus mafhum, bukan pertama kali pacarnya berkata seperti ini. Dia sendiri pun sering melihat seberapa kacau kebiasaan teman-teman Jeriko. Mereka sering berebut makanan apapun, hingga terkadang justru Jeriko yang tak kebagian. "Yang, ada kerupuk gak?"

"Itu, di tas aku. Ada keripik singkong juga, ambil aja yang kamu mau." Jeriko meraih ransel di hadapan dia, menarik ritsleting dan mengeluarkan sebungkus kerupuk. Itu kerupuk udang kesukaan dia dan Jihan.

"Isi tas kamu makanan semua, Yang. Pantesan ranselnya makin besar."

"Gara-gara kamu 'kan. Sering nolak setiap diajak ke kantin. Ya udah, aku siapin dari rumah."

"Bagus juga idenya, Yang. Lagian di kantin sumpek. Rame banget orangnya."

"Alasan kamu mah itu." Jihan hanya malas berdebat panjang ketika dia pun tahu kecemburuan Jeriko yang tidak mengenal tempat.

"Mending kita ke atap atau ke belakang perpus. Aku bisa tidur nyenyak di paha kamu selama jam istirahat." Akhirnya Jihan yakin untuk tidak melanjutkan perbincangan mereka, melainkan menunggu pacarnya ini menyelesaikan makan paginya.

-----

Sejoli muda ini tiba di sekolah setelah menempuh setengah jam perjalanan menaiki motor. Seperti perkataan Jeriko sebelumnya di mana sebagian guru  mengadakan rapat, maka mereka bisa tenang untuk tidak terburu-buru ke kelas. Jeriko mengunci stang motor miliknya seraya turun dan berbalik untuk merapikan rambut Jihan. Lalu, "Pake lipstik kamu, Yang?!" Dahinya mengerut, menatap tak senang wajah kian cantik pacarnya.

Lovebirds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang