[08] The War is Breaking Out

6 1 0
                                    

Tim capricorn terlempar keluar dari lubang cacing

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tim capricorn terlempar keluar dari lubang cacing. Tubuh mereka seperti dilucuti persendiannya. Saat masuk ke dalam lubang hitam dengan kekuatan gravitasi tinggi itu, tubuh mereka seperti diremas oleh tangan raksasa. Tubuh mereka serasa menyempit dan molor seperti karet yang ditarik.

Semua orang mengalami disorientasi. mereka masih belum sadar kalau sudah keluar dari lubang hitam yang menyedotnya.

Prof. Lukas sadar lebih dulu dari murid-muridnya. Ia memandangi warna oranye kemerahan yang mewarnai langit yang segelap arang. Kemudian, suara-suara dentuman diiringi teriakan membahana.

"Ternyata perang yang diramalkan sudah terjadi. Kita terlambat."

Prof. Lukas melihat murid-muridnya yang terlihat masih linglung. Sudah tidak ada waktu menunggu mereka sadar. Ia harus segera pergi untuk membawa artefak itu ke suatu tempat.

"Aku harus pergi sekarang, Anak-Anak. Masih ada hal penting yang harus kulakukan. Jaga diri kalian baik-baik!"

Prof. Lukas menghilang dengan cepat. Lyn mulai tersadar dari disorientasinya. Ia memegangi kepala yang terasa seperti dipukul batu besar. Saat mengedarkan pandangan ke sekitar, ia melihat tubuh Ray tergeletak dengan kulit melepuh kemerahan. Ben yang sedang meringis kesakitan memegangi kakinya yang berdarah, tangannya juga melepuh. Sedangkan Elora, gadis itutampak baik-baik saja meskipun keadaan perutnya hampir sama dengan kedua teman laki-lakinya.

Lyn sendiri merasakan bahunya yang keseleo semakin parah setelah rantainya ditarik oleh guardian tadi. Bahkan, ia curiga kalau tulangnya retak.

Lyn mendekati tubuh Ray, memberi perawatan laki-laki itu agar lebih baik. Setelah Ray sadar, Lyn ganti memberi perawatan untuk kaki Ben. Kaki Ben yang terkena panah cahaya terlihat hangus. Ia tidak yakin bisa mengembalikannya ke keadaan semula atau tidak. Apalagi, kaki yang satunya terlihat menganga karena dibelit cambuk berapi seperti perut Elora.

Lyn teringat memiliki satu botol obat yang dibuat dari tanaman yang ia pelajari sebelum misi. Ia tidak yakin obat itu akan bekerja atau tidak, atau malah menimbulkan efek lain.

"Lakukan saja," ujar Ben saat melihat Lyn ragu.

"Lagipula, berhasil atau tidak, aku mungkin tidak akan bisa lari dengan cepat lagi," lanjut Ben dengan wajah menunduk.

Lyn yang melihat wajah keruh mantan musuhnya itu menjadi iba. Ia akhirnya memilih untuk mencoba ramuannya itu. ia mulai mengucurkan ramuan itu ke kaki Ben. Tubuh Ben terlihat tegang dan suara erangan halus keluar dari mulutnya. Dalam sekejap, kaki Ben terlihat sedikit membaik, warnanya sudah tidak gosong lagi.

Mata Lyn membulat lalu menyipit saat melihat manik Ben. Ben melengkungkan bibir ke atas saat tatapannya mengunci binar terang mata Lyn. Setelah mengobati kaki Ben, Lyn berpindah ke tempat Ray. Ia membalurkan ke kulit Ray dengan hati-hati, lalu lanjut ke tempat Elora.

"Teman-teman, ramalan itu sudah dimulai. Prof. Lukas pergi membawa artefaknya. Kita harus bergabung ke medan perang sekarang.Apa kalian sudah siap?"

Elora, Ben, dan Ray mengangguk. Mereka masih ada pekerjaan yang belum selesai. perang ini menentukan keberlangsungan hidup para penyihir. Mereka harus ikut bertempur melawan kebengisan para manusia yang dulu juga telah melakukan genosida kepada ras penyihir.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Teresterial Dominion: The Land of The CapricornusWhere stories live. Discover now