"Bagaimana jika kami tidak bisa mengambilnya dari anak-anakmu?"
"Bukankah itu berarti kalian semua mati?"
Jadi, ujian ini antara hidup dan mati. Jika berhasil, peta bintang akan bisa mereka bawa pulang. Sebaliknya, jika mereka mati itu menandakan kegagalan mereka menaklukkan anak-anak ksatria bintang.
Kstaria bintang itu mengepakkan sayapnya sehingga memunculkan angin yang sangat besar. Elora memegangi tubuh Lyn yang terluka agar tidak ikut terbawa terbang. Semua orang memasang kuda-kuda, itu pun mereka masih terseret beberapa meter karena tidak kuat membendung terpaan angin. Lava-lava tergulung ke pinggir seperti sebuah karpet.
"Suara apa ini?" tanya Lyn lemah. Ia segera menenggak ramuan yang stoknya sudah hampir habis. Tubuhnya kini terasa sedikit membaik meskipun masih terasa perih kulitnya.
"Ada rombongan menuju ke sini!" seru Elora.
Dari kejauhan terlihat seperti ada badai. Debu pasir terlihat membumbung tinggi diiringi suara derap kaki. Lama-kelamaan tanah terasa bergetar hebat dan suara derap semakin bergemuruh.
"Ray, perahu pasir!"
Ray mengangkut tim capriorn tepat sebelum gerombolan kambing raksasa menyerbu. Kambing-kambing itu ukurannya dua kali ukuran sapi. Kambing-kambing itu berlari seperti seekor banteng yang sedang menggila.
"Apakah itu banteng?" tanya Ben.
"Bodoh, kau tidak lihat dua tanduknya yang melingkar?" sergah Lyn.
"Jangan salahkan aku! Mereka berlari seperti banteng gila!"
"Inikah anak-anak ksatria bintang? Jika begitu ... di mana artefaknya?" tanya Ray.
"Elora, tolong lihatkan di mana artefaknya. Mereka membuat debu-debu menutupi pandangan kita," perintah Prof. Lukas.
Elora mengaktifkan seernya. Dalam penglihatannya, ada seekor kambing berbeda dari yang lain. Kambing itu selalu ada di tengah gerombolan dan bersinar terang.
"Kalian ingat suara di hutan sebelum kita teleportasi?"
"Peta bintang dibawa penggembala paling bersinar?"
"Benar, artefaknya ada di leher kambing yang bersinar itu!" Elora menunjuk kambing yang bersinar. Tidak mudah melihat di mana letaknya karena dikaburkan oleh debu yang bergumul. Kambing bersinar itu juga ada di tengah-tengah gerombolan sehingga eksistensinya tertutupi oleh kambing lain.
"Sekarang bagaimana?" tanya Lyn.
"Kita harus menangkap kambing itu!" celetuk Ben.
"Anak kecil juga tahu, Tuan Booston. Saya bertanya bagaimana caranya!" jawab Lyn dengan suara naik beberapa oktaf.
"Kalian akan mulai lagi?" Lyn dan Ben langsung terdiam mendengar teguran Prof. Lukas.
"Kita harus mengurangi jumlah kambing yang lari-lari. Jadi, kita harus bisa menghentikan mereka dan mengambil maskotnya," ujar Prof. Lukas memberi rencana.
YOU ARE READING
Teresterial Dominion: The Land of The Capricornus
Fantasy[ZODIAC ACADEMY SERIES] "Maaf, Prof. Saya sangat terhormat bisa dipercaya bergabung dalam misi ini. Tetapi, saya tidak bisa satu tim dengan dia." "Hey, kau kira aku juga mau satu tim dengan gadis kaku sepertimu?" Karena sebuah ramalan tentang kelang...