[03] Tree of Souls

15 1 0
                                    

"Ambil mereka dan langsung ikuti kami masuk ke portal!" perintah Prof

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ambil mereka dan langsung ikuti kami masuk ke portal!" perintah Prof. Lukas ke hewan magisnya. "Raymond, ayo kita pergi dari sini secepatnya!"

Ray mengeluarkan lebih banyak pasir dan mengerahkan kekuatannya untuk lebih cepat pergi meninggalkan pusaran hitam. Jantungnya masih bertalu-talu melihat dua rekan satu timnya terperosok sehingga sulit berkonsentrasi. Saat mengendalikan perahu pasirnya, ia melirik keadaan Elora. Tubuh mungil gadis itu terlihat menggigil ketakutan.

"Awas, dari arah kiri, Ray!" seru Elora.

Batu-batu besar yang permukaannya diselubungi api, mirip seperti meteor mulai berdatangan dari arah kiri. Batu itu memberondong perahu pasir Ray. Ray dengan tangkas mengemudikan perahunya menghindari serbuan meteor.

Elora mencengkeram erat baju Ray karena takut jatuh lagi. "Sepertinya batu-batu ini akan terus datang sebelum kita keluar dari sini," jelas Elora.

Benar saja. Semakin dekat mereka dari portal, berondongan batu-batu itu semakin banyak dan semakin cepat lesatannya. Prof. Lukas mencoba membuat pelindung cahaya, tetapi hanya bertahan sebentar karena terserap oleh benda hitam. Tidak ada cara lain, Ray harus membawa mereka segera keluar dari tempat ini.

"Hiyaaahhh!" Ray berteriak saat mengeluarkan sisa kekuatannya untuk mempercepat laju perahunya. Nyaris saja mereka terhantam meteor jika terlambat sepersekian detik melewati portal.

Keluar dari portal, mereka masuk ke tempat yang berwarna cokelat. Sepertinya bukan karena tempat itu kering, melainkan memang daun-daun dari tanaman yang tumbuh di sana berwarna cokelat keemasan.

Ray kelelahan, bajunya sudah basah. Ia langsung terkapar di atas rerumputan. Napasnya masih terputus-putus. Tenaganya terkuras banyak tadi.

Andai saja ada healer di sini, pikirnya.

"Apakah mereka bisa menyusul kita?" celetuk Elora.

"Entahlah."

"Jangan khawatir. Aku sudah mengutus Asaylan untuk menyelamatkan mereka berdua."

Mengingat singa putih yang tiba-tiba muncul saat Lyn dan Ben jatuh, Ray dan Elora menjadi lega. Setidaknya mereka tidak mati sia-sia sebelum melakukan misi ini.

"Ini, minumlah dulu!" Elora memberikan botol air kepada Ray. Ternyata ia membawanya di dalam tas selempang kecilnya. Ray meneguk air itu dengan rakus seperti orang sekarat karena belum minum selama berhari-hari.

"Terima kasih." Ray memberikan botol yang isinya sudah berkurang separuh kepada Elora. Ia tidak tega jika menghabiskan bekal gadis pendiam itu.

"Ayo, kita cari petunjuk di sekitar sini!" ajak Prof. Lukas untuk segera beranjak. Waktu mereka tidak banyak.

"Sebaiknya kita berpencar," usul Prof. Lukas.

"Tapi ... bagaimana nanti kita berkumpul lagi?" tanya Ray.

Teresterial Dominion: The Land of The CapricornusWhere stories live. Discover now