3.Maaf?

24 7 2
                                    

Ketika memilih hidup dalam kesendirian, bukan tak mampu menjalani kebersamaan. Tapi ketakutan akan kehilangan adalah sebuah alasan."
-Arsen Bumi Jatinegara-

~Happy Reading~

***

Malam semakin pekat. Diatas sana ada ribuan bintang yang berkilau. Kilauannya terlihat dimata Alexi. Alexi mencoba menghitung ribuan bintang tersebut, tapi selalu saja gagal. Fokusnya terus saja terganggu akan pekerjaan rumahnya yang belum selesai. Akhirnya, Alexi memilih untuk mengerjakan kembali pekerjaan rumahnya.

Ketika sudah selesai, Alexi lalu menyimpan semua bukunya. Kemudian kembali menatap langit malam yang gelap. Hingga terdengar bunyi pesan masuk ke ponselnya.

Arsen: Lo di mana?

Kening Alexi seketika mengerut.

Alexi: Di rumah.

Arsen : Oke.

Alexi memandang layar ponselnya. Hanya itu? Bukannya dia berharap lebih. Tapi, aneh saja. Ia lalu menaruh kembali ponselnya keatas meja.

Suara pesan masuk terdengar lagi hingga Alexi mengambil kembali ponselnya.

Arsen: Gue diluar.

Arsen: Buruan keluar.

Arsen: Dingin banget nih.

Alexi seperti kesetanan langsung saja melihat dari jendela kamarnya. Dan benar saja disana ada seorang laki-laki yang sedang berdiri didepan pagar rumah.

Alexi: Iyaa, tunggu bentar.

Ketika membuka pintu pemandangan pertama yang Alexi lihat adalah Arsen yang berdiri sambil membawa kresek putih ditangannya. Arsen dengan menggunakan celana jeans hitam dan jaket hitam favorit nya.

"Lama banget, cuma buka pintu juga. "

"Ngapain? "

"Apanya yang ngapain? "

"Ya lo, ngapain kesini? "

"Kenapa emangnya. Nggak boleh? " Arsen kemudian menatap Alexi. "Ini tamu disuruh masuk kek. Dikasih minum kek. Nggak peka banget deh, " langsung saja Arsen me nyelonong masuk dan langsung duduk disofa.

"Itu lo udah duduk. Dasar nggak sopan banget sih jadi orang, "

"Seterah gue dong, udah lo duduk gih, nggak usah malu malu anggap rumah sendiri. " Arsen berucap dengan santai.

"Iya dah iya. Seterah lo deh tuan muda yang terhormat. " Ujar Alexi senyum terpaksa.

"Eh ada Nak Arsen... " Ucap Bu Oliv, Bundanya Alexi.

"Iya, Tan! " Arsen langsung saja berdiri dan menyalimi tangan Bu Oliv.

"Tante, permisi ya Nak. Kamu lanjut aja ngobrol sama Lexi. "

"Iya Tan. Arsen izin ya Tan. " Kata Arsen sambil tersenyum.

"Iya Nak, " kata Bu Oliv kemudian berlalu pergi.

Cinta? (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang