1. kegabutan sabiru

234 45 10
                                    

Sabiru sudah sampai di rumahnya, ia langsung saja masuk kedalam rumah. Berlari menuju kamarnya tanpa menghiraukan panggilan sang mama yang sedang duduk bersantai sambil menonton tv.

Sabiru membuka pintu kamarnya, ia langsung berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.

Setelah dirasa cukup, sabiru keluar dari kamar mandi. Ia melihat wajahnya di pantulan cermin, pipi nya yang memerah, sudut bibirnya yang sedikit sobek akibat tamparan dani dan hidung sabiru pun sedikit mengeluarkan darah. Sabiru meraih kotak p3k yang ia simpan di atas lemarinya, sabiru duduk di tepian kasur lalu membuka kotak p3k.

Mengeluarkan alkohol dan kapas. Perlahan sabiru mengarahkan kapas yang sudah di campur oleh alkohol itu ke sudut bibirnya yang sobek. Sabiru pun mengoleskan itu ke punggung nya yang penuh dengan cambukan sang kakek. Rasa dingin dari alkohol dan perih dari lukanya terasa. Sabiru sedikit meringis dan memejamkan matanya.

Setelah dirasa cukup, sabiru menutup kembali kotak p3k itu dan menaruhnya kembali. Ia perlahan merebahkan dirinya di kasur, walau terasa sedikit sakit namun ia tak memperdulikan rasa sakit itu. Sabiru memejamkan matanya, berharap ia bisa tertidur tanpa harus merasakan rasa sakit yang ada di badannya.

Tok tok tok ...

Saat ingin terlelap, sabiru mendengar suara ketukan pintu. Ia perlahan membuka matanya dan menyahuti ketukan pintu itu "SEBENTARR!" Ucap nya sedikit berteriak

Sabiru beranjak dari kasurnya, ia berjalan ke arah pintu. Membuka pintu itu dengan pakaiannya yang sudah ia ganti dan rambutnya yang sudah di rapihkan

"Ada apa bi?" Tanya sabiru pada art nya, Mba sumini.

Sumini melihat pipi sabiru yang memerah dan sedikit terlihat bengkak.

"Non, gapapa?" Tanyanya diangguki oleh sabiru

"Gapapa bi, emang saya kenapa?" Tanya sabiru

"Pipi non keliatan bengkak gitu, non habis berantem ya?" Tebak sumini dengan matanya yang menyipit dan tangan yang menunjuk sabiru

"Heh! Jangan suudzon deh, ini tadi abis kena tampar tembok aja" ucapnya

"Tampar tembok?"

"Maksudnya pipi saya kejedot tembok, jadinya agak bengkak" ucap sabiru

"Oalahhh"

"Bi sumini ngapain ke sini?" Ucap sabiru

"Oh iya, non biru di panggil nyonya" jawab sumini

"Mama ada di mana?"

"Lagi nonton tv, non samperin aja ya. Saya mau lanjutin masak dulu"

"Masak apa emangnya bi?"

"Masak tempe-"

"GOSONGG!!" Setelah mengucapkan itu, sumini langsung berlari meninggalkan sabiru yang keheranan. Ia mengendikan bahunya, setelah itu ia berjalan kebawah untuk menemui mamanya














Sabiru pergi ke ruang santai untuk menemui mama nya yang sedang menonton tv, namun di sana tidak ada siapa siapa. Sabiru langsung berbalik badan dan berjalan menuju dapur.

Terlihat dua orang wanita paruh baya, yang satu sedang duduk santai di meja makan, sedangkan satunya lagi sedang beradu dengan kompor dan alat masak lainnya.

Sabiru berjalan menghampiri mamanya yang sedang duduk di sana sambil meminum teh.

"Mah" panggilnya. Sabiru menarik bangku lalu duduk di sebelah mamanya, shania.

"Bibi kenapa? Kok misuh misuh gitu?" Tanya sabiru, tangannya seraya mengambil teh yang berada di atas meja dan menyeruputnya

Shani tersenyum lalu menoleh ke arah sabiru, "tempenya gosong tadi, makannya kesel terus misuh misuh gak jelas" shania berucap itu sambil terkekeh pelan

Sabiru Dan lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang